Rabu, 27 Maret 2013

Digit-digit yang Terlupakan


Salah satu kebiasaan yang saya lakukan saat mengecek blog saya adalah melihat blogstat (blog statistik, penghitung otomatis jumlah pengunjung blog) dari blog saya. Yups, karena alasan sederhana yaitu ingin melihat seberapa populer blog saya saat itu. :) 

Tetapi kemarin, ada satu hal yang mengganggu pikiran saya saat melihat blogstat itu. Dua tahun yang lalu saya hanya melihat dua digit angka dalam blogstat saya, saya melihat dengan serius perkembangan dua digit itu. Selang satu bulan saya melihat tiga digit angka di blogstat saya, saya melihat perkembangan tiga digit angka itu. Satu tahun kemudian saya melihat empat digit angka di blogstat saya, dan saya memperhatikan penuh seksama perkembangan tiga digit angka dari depan dan tak terlalu melihat satu digit angka terakhir. Tahun ini saya melihat lima digit angka di blogstat saya, dan saya fokus pada perkembangan tiga digit angka terdepan dan tidak menghiraukan dua digit angka terakhir. Lalu saya bertanya pada diri saya sendiri, apakah saya melupakan orang-orang di sekitar saya seperti saya melupakan digit-digit angka terakhir itu? Apakah justru sebaliknya, saya lah yang menjadi digit terakhir di mata orang lain?

Saat temanmu hanya satu digit, maka kau akan berikan perhatian penuhmu padanya. Ketika temanmu menjadi dua digit, mungkin kau mencoba membagi perhatianmu secara merata untuk seluruhnya. Ketika temanmu menjadi tiga digit, kau mulai hanya memberikan perhatianmu pada siapa yang paling sering kau temui dan kau lihat. Saat temanmu menjadi empat digit, maka kau terlalu fokus pada siapa yang ingin kau lihat dan kau melupakan digit-digit lainnya. Dan pada akhirnya sebanyak apapun digit yang kau miliki, kau akan berakhir dengan satu buah digit, yaitu dirimu sendiri. Kita, apakah hanya akan menjadi digit-digit yang terlupakan?

Romantika Babakan Siliwangi

Jalan ini bukan jalan yang asing buatku. Jalan yang selalu kulewati setiap aku ingin menyegarkan diri berolahraga di Sasana Olahraga Ganesha. Yups, kami menyebutnya area Babakan Siliwangi. Sejarahnya bagaimana aku kurang tahu, mungkin lain kali aku akan mencoba membahasnya, hehe. Tapi hari itu, Sabtu, 23 Maret 2013, area ini mempunyai sejarah manis dibandingkan hari-hari biasanya. Hari itu ada 24 pasang suami istri yang menghalalkan dan meresmikan pernikahannya dalam ikatan pernikahan yang sah. Pertama kali dalam seumur hidupku menghadiri langsung acara pernikahan massal seperti ini. :)

Kegiatan hari itu merupakan salah satu kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh komunitas Kampus Peduli dengan tajuk acara bernama "Maret Merit 2013". Kegiatan ini diselenggarakan untuk menyelenggarakan akad nikah dan resepsi pernikahan bagi beberapa pasang suami istri dhuafa dan tunawisma. Aku bukan bagian dari komunitas Kampus Peduli, tetapi kebetulan aku mempunyai teman yang ikut dalam komunitas itu yang mengajakku menghabiskan waktu untuk menikmati meriahnya kegiatan saat itu dibandingkan memalaskan diri di kostan. Aku adalah seorang penikmat kesenangan dan senyuman, sehingga aku mengiyakan secara otomatis ajakan temanku saat itu karena ketertarikanku pada apa yang akan aku temukan di tempat itu.

Aku datang dengan hanya membawa sebuah kamera untuk mengabadikan momen-momen indah itu. Dengan baju merah jambu, aku tiba di lokasi dengan wajah yang sumringah penuh senyuman, aku juga ingin terlarut dalam kebahagian para pengantin dan keluarga mereka di tempat itu. Senyumku terukir semakin lebar ketika aku melihat betapa indahnya dekorasi di lokasi saat itu. Ingin tahu seperti apa seindah apa lokasinya? ini nih foto-fotonya... :)

 

 

Dekorasi yang sederhana ini pun juga diperkuat dengan keindahan area Babakan Siliwangi itu sendiri. Sebuah daerah penuh citra seni dengan bumbu mistik agama hindunya membuat dekorasi itu semakin tampak romantis dan manis.


  

Setelah cukup puas menikmati keindahan lokasi pernikahan, aku pun segera bergabung untuk menyaksikan pengucapan ikrar akad nikah sore itu. Dalam satu ruang yang sama, 24 pasang pengantin secara bergantian mengucapkan akad nikah yang membuat air mataku mengalir melihat kebahagiaan itu. Di luar ruangan akad berkumpul seluruh keluarga dari para pengantin yang membuat suasana semakin ramai dan meriah penuh dengan senyuman. 


 

 

Setelah acara akad nikah selesai, acara dilanjutkan dengan arak-arakan dan penyerahan mas kawin berupa seperangkat alat sholat. Saat acara arak-arakan berlangsung, suasana yang tadi hening saat prosesi akad nikah menjadi lebih meriah dengan penuh tepuk tangan, tawa, dan ucapan selamat kebahagiaan. :)

 

 

Rangkaian acara hari itu sebenarnya masih panjang, tetapi karena aku ada agenda lain jadi tidak dapat mengikuti seluruhnya. Di tengah kerasnya kehidupan mereka, mereka mencari dan menemukan kebahagiaan yang sederhana tapi sangat berarti bagi mereka. Aku pun hanya mampu mendoakan semoga Allah senantiasa merahmati keluarga mereka. Amiin.. :) Terima kasih atas senyuman indah yang kalian berikan padaku, aku banyak belajar hal berarti dari senyuman kalian... :')

Minggu, 24 Maret 2013

Wanita Harus Serba Bisa!

Salah satu nasehat yang selalu ditekankan ibuku untuk putri-putrinya adalah.. "Wanita itu harus serba bisa apapun urusan dunia...", Ibuku sangat serius untuk hal yang satu ini dan banyak training yang dilakukan ibuku pada putri-putrinya agar visi misi itu tercapai. Ibuku sangat ingin anaknya menjadi pribadi yang mandiri dan tak bergantung banyak pada orang lain. Karena aku anak perempuan tertua tentunya aku lah yang dituntut untuk paling bisa.

Saat umur 5 tahun, ibuku mengharuskanku sudah bisa mencuci baju (dan cuci bajunya gak tanggung-tanggung mas bro..., disuruh mencuci baju Bapak, Ibu, Masku, aku, dan adekku sekaligus?! O_o). Ibuku mengharuskanku sudah bisa mencuci piring, menyapu halaman, mencabut rumput, dan belajar menjahit. Haha aku ingat sekali setiap disuruh kerja aku hanya bisa nangis tapi tetap menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Pekerjaan-pekerjaan itu merupakan hal wajb yang harus aku lakukan di rumah dari umur 5 tahun hingga sekarang dan nanti. Walau awalnya pekerjaan itu selalu membuatku menangis, tetapi perlahan-lahan aku menjadi terbiasa dengan hal itu. Ibuku selalu bilang, "wanita harus bangun sebelum subuh, langsung bersih-bersih, dan pada saat ayam berkokok rumah sudah bersih". Aku harus selalu bangun jam 4.15, sholat subuh dan mencuci baju jam 5 pagi. Sekarang agak lebih enak karena sudah ada pompa air, dulu dari umur 5 tahun - 18 tahun aku harus menimba air dari sumur. Oke, efeknya sekarang lengan aku masih mempunyai otot-otot yang kuat, haha... :D

Mulai umur 7 tahun, ibuku sudah mengharuskanku bisa memasak dan menggembala kambing. Jam bermainku semakin terpotong oleh kambing-kambing itu. Hahaha.. Hampir seluruh pekerjaan fisik mulai dari benerin lampu, nyangkul, angkat-angkat lemari, hingga manjat genteng semua harus bisa. Oh otot-ototku.. semakin kekar saja.. haha

Wanita harus serba bisa tak hanya untuk pekerjaan fisik, tetapi juga harus memiliki agama yang baik. Ibuku sengaja memasukkanku ke Madrasah Ibtidaiyah dibandingkan masuk ke SD agar aku belajar agama di usia dini dengan baik. Ibuku juga mengharuskanku ikut TPQ agar pergaulan agamaku terjaga. Ibuku mengharuskanku bisa baca alquran di usia 10 tahun, dan alhamdulillah semua itu mampu aku penuhi untuk ibuku tersayang, untuk bekal hidupku. :)

Wanita itu harus pintar. Ibuku sangat mengharuskanku belajar dengan setekun-tekunnya. Pagi hari aku membantu ibuku pekerjaan rumah, siang aku sekolah, sore aku menggembala kambing dan belajar ke TPQ dan ba'da maghrib aku belajar ilmu eksak. Ibuku selalu menekankan, "wanita harus belajar yang pintar Nduk, biar ilmunya berguna untuk keluarganya..."

Wanita itu harus sopan. Ibuku sangat keras untuk urusan yang satu ini. Karena aku orang Jawa, ibuku mengharuskanku selalu berbahasa "krama" kepada orang tua, menyapa setiap orang yang ditemui, dan dilarang keras berkata tak sopan pada teman sejawat. Sopan dalam berpakaian dan berperilaku.

Wanita itu harus pintar menabung. Haha.. aku ingat sekali uang sakuku saat MI hanya Rp 500,-, lalu saat SMP hanya Rp 1000,-, dan saat SMA hanya Rp 2000,-. Dengan uang saku itu aku harus pintar menabung, karena untuk buku, baju atau sepatu aku harus sebisa mungkin mengupayakan beli sendiri. Pertamanya aku sedikit mengeluh, tetapi setiap tabunganku cukup untuk membeli buku atau sepatu aku selalu bangga pada diriku sendiri, aku merasa senang dengan perjuanganku sendiri, dan hal itu mempunyai banyak hal positif buat diriku. Sekarang setidaknya aku menjadi cukup pintar untuk mengatur keuanganku dengan baik. Hehe, ops sorry narsis dikit gak papa yak?!! :D

Wanita itu harus sehat. Ibuku selalu bilang, "wanita harus bisa menjaga kesehatan dirinya.. jika sakit, maka dia harus segera mengupayakan diri untuk sembuh, karena banyak orang-orang yang membutuhkan tangannya...". Karena itu ibuku mengharuskanku segera sigap mencari cara untuk sembuh setiap aku mulai merasakan sakit.

Pendidikan yang disiplin dan keras itu membentuk diriku yang saat ini, diriku yang kuat dan mandiri, diriku yang punya semangat hidup, karena aku punya ibu terbaik sedunia... :) Kadang aku berpikir, bagaimana caraku mendidik anak-anakku nanti ya?? Ibu... semoga aku juga bisa menjadi inspirasi mereka nanti.. amiin... :) Ibuku adalah tauladanku. You are my inspiration Mom... :) 

Mampir ke Sekaten 2013

13 Januari 2013

Hari itu saya pulang ke Solo untuk pernikahan kakak saya. Kebetulan sekali saat itu sedang ada acara Sekatenan dalam rangka Maulid Nabi di alun-alun kota Surakarta. Akhirnya saya dan adik saya nekat kabur ke Sekaten setelah acara resepsi selesai. Ingin tahu ada apa di Sekaten 2013?? Mungkin bisa dilihat langsung di foto-foto di bawah ini saja yaaa... hehe



Sepulang dari sekaten saya dan adik saya hanya membeli dua buah celengan tanah liat sebagai oleh-oleh, saya beli yang bentuk buah manggis sedangkan adik saya beli yang bentuk strawberry... :D

Pemilu Lurah Baru Kami

Rabu, 20 Maret 2013

Aku bangun pagi seperti biasa, sholat subuh, meneguk segelas air, lanjut membantu ibu bersih-bersih rumah. Yup, bersih-bersih rumah, karena hari itu aku sedang berlibur di kampung halamanku. Kegiatan rutinku setiap pagi di rumah dimulai dengan menyapu rumah, halaman depan, halaman belakang, rumah kakek, mencuci baju, mencuci piring, lalu mandi dan sarapan pagi. Rutinitas yang sudah menjadi tanggung jawabku sejak usia 6 tahun. Beratkah? oh tidak.. aku senang melakukannya. :)

Untuk apa aku bercerita rutinitas biasa itu??? hehe karena hari itu bukan hari biasa, hari ini hari penting di desaku, yaitu Pemilu Lurah baru kami. Ayahku saat itu adalah ketua tim sukses salah satu calon, dan posisi ayahku tersebut sangat berdampak pada rutinitas pagiku hari itu?? karena sampah pada hari itu menjadi 4x lipat dibandingkan hari biasanya, cucian piring dan gelas menjadi 8x lipat hari biasa, fyuuhhh~~. Tentunya tumpukan sampah itu adalah sisa makanan yang disuguhkan ibuku untuk para tamu (baca: para kader) yang sibuk musyawarah pada malam sebelumnya di rumah kami. Walau sebenarnya hal itu juga bukan masalah besar sih, haha soalnya rumahku sudah terbiasa dipakai untuk acara akbar jadinya it's no problemo

Salah satu sifat orang tuaku yang tidak mengalir kuat pada darahku adalah jiwa politik mereka, i don't know why.. -.-" i don't like politics. Sepanjang hidupku, pemilihan lurah yang kuingat hanya ada dua, yaitu saat aku kelas 4 SD dan hari itu. Sebenarnya sistem pemilunya tidak jauh beda seperti pemilu presiden maupun presiden kampus, tapi ada hal menarik yang jadi perhatianku saat itu...

1. Sistem Kubu
Jika ada dua calon lurah tentunya secara otomatis terbentuk dua buah kubu yang berbeda di masyarakat sesuai pilihan masing-masing. Tetapi dengan jumlah pemilih aktif di desa yang hanya 4.000 orang sistem kubu ini menjadi sangat berbeda. Jumlah penduduk yang terbatas membuat masing-masing tim sukses mudah mengidentifikasi berapa persentase pendukung masing-masing, kalau orang jawa bilang "podo gampang ngerti bolone dhewe-dhewe" (arti: sama-sama mudah tahu pendukungnya masing-masing). Dan ingatlah teman-teman, kita berada di desa dimana sistem komunikasi masih lancar di pasar yang otomatis siapa saja orang yang memilih calon A mapun calon B mudah sekali untuk diketahui. Hahaha.. aku menikmati sekali sistem "bolo-bolonan" yang seru ini. Terasa ramai sekali desaku ini... :D

2. Saat pencoblosan
Pencoblosan lurah hanya dilakukan pada satu lokasi, yaitu balai desa kami. Balai desa kami cukup besar dan luas, tetapi untuk menampung 4000-5000 masyarakat dalam sekali waktu bisakah teman-teman bayangkan bagaimana kondisinya? yupp seperti antri sembako gratis. (O_o) Walau barisan antrian sudah dibagi menjadi 4 lajur tetap saja membuatku antri lebih dari satu jam. Ramai sekali balai desa saat itu, seluruh masyarakat berkumpul dan banyak pedagang balon, bakso, kerupuk, dan sebagainya yang menjajakan dagangannya di lokasi. Tapi yang lebih membuat saya excited adalah hari itu pertama kali dalam hidup saya, saya menggunakan hak pilih saya di pemilu (pemilu-pemilu lain saya terperangkap di Bandung,.. hahaha) dan saya bertemu dengan teman-teman MI saya, ahhh kangen sekali dengan mereka. :)

Sayangnya calon yang aku pilih tidak menang saat itu, yah apa boleh buat, inilah pemilu... :D Buat lurah baru kami, semangaaat!!! semoga menjadi pemimpin yang bijak.. amiin :)
Aku bukan penikmat politik yang hebat, tetapi aku penikmat kemeriahan pemilu yang penuh semangat. :)

Senin, 11 Maret 2013

It's okay to be not okay...


Tentunya semua orang pernah merasakan sedih, pernah merasakan kecewa, pernah merasakan kesepian, pernah merasakan keterpurukan.. semua wajar, karena kita hanyalah manusia. Ketika masa-masa itu datang, kita bisa saja berkeluh kesah, dengan Tuhan, dengan keluarga, dengan teman, bahkan sekarang mungkin sudah jamannya berkeluh kesah melalui media sosial. Pada dasarnya setiap orang ingin mengutarakan dan ingin membagi apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka resahkan. Lalu, sebenarnya timbal balik apa yang mereka harapkan dari semua uraian keluh kesah di hati mereka kepada Tuhan, keluarga, teman, bahkan media sosial? Mereka hanya ingin dinyamankan hatinya, ditenangkan hatinya, dilapangkan pikirannya dengan berbagai kata yang menyenangkan. Allah menenangkan hati umat-Nya dengan ayat-ayat-Nya yang bijak dan selalu menggetarkan hati. Lalu kata-kata yang menyenangkan seperti apa yang diharapkan dari keluarga, teman, bahkan media sosial? Ketika berhadapan dengan hati yang rapuh, janganlah kita membuatnya menjadi semakin rapuh, lapangkanlah dari segala emosi dalam hatinya, lalu bantu kuatkan hatinya.

Ketika seseorang merasa rapuh, terkadang mereka hanya ingin mendengar seseorang berkata pada mereka, "it's okay to be not okay..  It's okay to be scared, .. it's okay to cry.. " biarkan mereka menangis untuk sesaat, tapi yakinlah setelah itu mereka akan baik-baik saja dan kembali bangkit seperti sedia kala. Itulah fungsi kita di samping mereka... :')

Waktu kecil, karena saya nakal, sering kali saya dimarahin ibu saya. Sebagai anak kecil tentu saja saya hanya bisa meminta maaf dan menangis saat itu. Setelah lelah menangis saya selalu tertidur, atau bahkan saya sengaja tidur. Mengapa? karena saat saya tertidur justru ada kehangatan yang saya rasakan, kata-kata menyenangkan yang disampaikan di tengah tidur saya. Dengan lembut tangannya mengelus rambut, kening, air mata, pipi, tangan dan kaki saya. Memastikan bahwa tidak ada satu pun amarahnya menyakiti fisik saya. Lalu ia sembuhkan kesedihan di hati saya, dengan ciuman dan air matanya yang tertahan karena memarahi saya sebelumnya. Ia bisikkan pada saya bersama dengan sentuhan lembut tangannya di wajah saya, "maafkan ibu ya Nduk.. semoga kamu tetap jadi anak sholehah dan pintar, ibu sayang genduk..". Saya bahagia, saya bahagia dengan kata-kata menyenangkan itu... :)

Kamis, 07 Maret 2013

Bukan Radio Biasa


Teman-teman sudah perhatikan dengan baik foto radio yang saya tampilkan di samping? Apa pendapat teman-teman saat pertama kali melihatnya? tampak kah seperti radio biasa? seperti radio tua yang mungkin hanya bisa ditemukan di rumah nenek atau kakek teman-teman. Tapi bagi saya, radio ini bukan radio biasa, satu-satunya radio yang akan selalu saya simpan sebagai salah satu benda berarti dalam hidup saya. Lebay kah? haha yah tapi memang itulah kondisi sebenarnya. :)

Saya tidak tahu kapan radio ini dibuat, tapi yang saya ingat hanyalah kapan radio ini mulai menemani keseharian saya. Radio ini adalah hadiah terindah saat saya pertama kali diterima untuk melanjutkan kuliah di Kampus Ganesha ini. Saya masih ingat dengan jelas kalimat yang ibu saya ucapkan saat itu,.. "Nduk, ibu tahu kamu suka mendengarkan radio seperti ini di rumah kakek, jadi ibu belikan yang serupa biar bisa menjadi temanmu di perantauan sana... biar kamu tidak kesepian,... " Yups, radio ini adalah hadiah dari ibu tercinta saya yang diberikan pada malam sebelum keberangkatan pertama saya ke Bandung. Sebuah radio yang menemani hari-hari dan malam-malam sepi saya di kostan saya, sebuah radio yang menjadi saksi biksu untuk setiap cerita hidup saya, dan sebuah radio yang akan selalu mengingatkan saya bahwa ada kasih sayang ibu saya yang dititipkan padanya untuk selalu menemani saya.

Tahukah kalian berapa harga radio ini? hanya sepuluh ribu rupiah. Tetapi percayalah, radio ini adalah hadiah termahal yang pernah saya terima dalam hidup saya, bukan mahal dalam segi harga, tapi mahal akan ketulusan dan kasih sayang. Radio ini akan selalu menjadi teman saya dalam perantauan ini, dalam perantauan nanti... :') My precious radio,...