Minggu, 29 Juni 2014

I'm Clinical and Community Pharmacist


Seperti halnya ketakutan setiap mahasiswa apoteker yang baru saja lulus, hal itu pula yang saya rasakan saat saya mulai meninggalkan gerbang Ganesha. Berbagai tuntutan dan tantangan sebagai lulusan baru pun mulai menghampiri. Apalagi untuk mahasiswa yang tergolong standar-standar saja seperti saya saat kuliah. Banyak keraguan yang muncaul saat masuk dunia kerja ini. Apakah saya akan menemukan tempat yang tepat sesuai keinginan dan keahlian saya? Dan jawaban untuk pertanyaan itu tidak datang langsung seketika kepada saya. Allah memberi saya waktu enam bulan untuk menikmati dan mencari pengalaman di berbagai tempat sebelum menemukan saya dengan jodoh pekerjaan saya. Baik rumah sakit maupun apotek sudah saya coba selama enam bulan tersebut. Walau banyak pengalaman dan manfaat yang saya terima selama bekerja di tempat-tempat tersebut, entah mengapa saya masih merasa kurang bahagia. Ada sesuatu yang mengganjal dalam diri saya, ada sebuah kepuasan yang tak terpenuhi. Bukanlah kepuasan materil yang tidak saya dapatkan, tetapi kepuasan batin terkait dengan idealisme diri yang saya terapkan. Selama lima tahun kuliah di program studi farmasi jurusan farmasi klinik dan komunitas, baik di bangku kuliah maupun organisasi-organisasi yang saya ikuti telah menyuntikkan dalam pikiran dan karakter saya tentang bagaimana peranan yang tepat seorang farmasis (apoteker) klinik dan komunitas di masyarakat. Kesalahan saya di sini adalah saya menerapkan standar yang terlalu ideal dalam tujuan hidup saya sebagai seorang farmasis klinik. Enam bulan pengalaman kerja yang telah saya cicipi justru membuat saya pesimis dan menyimpulkan bahwa saya tak akan menemukan pekerjaan sesuai idealisme itu di Indonesia. Tapi kembali untuk kesekian kalinya, ternyata Allah menunjukkan saya bahwa tidak ada yang tak mungkin selama saya mempunyai niat yang kuat. Allah kenalkan saya pada Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI) yang saat itu sedang membutuhkan tenaga apoteker di klinik ASRI. Saya pernah mendengar dan mengenal tentang ASRI sebelumnya saat kuliah, dan saya langsung jatuh cinta pada organisasi ini saat saya mengetahuinya dahulu. Maka tanpa pikir panjang saya pun langsung menerima tawaran itu segera saat kesempatan itu datang.

Hari ini tepat sudah dua bulan saya membantu di klinik ASRI sebagai seorang apoteker. Lalu apa bedanya apoteker di klinik ASRI dengan apoteker di tempat lain? sebenarnya saya masih terlalu dini di dunia kerja, tetapi jika dibandingkan dengan beberapa tempat saya bekerja sebelumnya, baik saat magang kuliah maupun setelah lulus kuliah, saya rasa di sini lah farmasi klinik dan komunitas benar-benar terimplementasikan dengan baik. Dan satu hal penting yang saya dapatkan di sini, yaitu akhirnya saya menemukan sebuah kebahagiaan yang sudah saya cari sebelum-sebelumnya. Penasaran seperti apa kebahagiaan yang saya temukan di sini? baca tulisan saya selanjutnya di bawah, hehe.

Seperti halnya apotek klinik pada umumnya, tentunya tidak terlalu berbeda mengenai tugas dasar seorang farmasis saat mengelola suatu apotek klinik. Farmasis bertugas dalam mengelola inventarisasi apotek mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pengelolaan, pendistribusian dan penyerahan obat hingga pemusnahan obat. Penyiapan obat yang tepat dari saat resep diterima hingga obat diberikan pada pasien pun juga sudah merupakan rangkaian wajib tugas seorang apoteker di apotek klinik. Tetapi saat berbicara tentang farmasi klinik, maka tentunya tak hanya hal inventarisasi yang dilaksanakan di dalamnya, melainkan juga tentang peranan apoteker dalam pemilihan obat. Klinik ASRI yang terbentuk dalam budaya kerja kekeluargaan yang kuat sangat menjunjung tinggi kerja sama yang baik antara seluruh praktisi kesehatan dalam memberikan pelayanan pengobatan kepada pasien. Dalam setiap pemilihan pengobatan yang tepat, diskusi antara dokter, perawat, dan farmasis sudah menjadi budaya kombinasi yang selalu dijalankan di klinik ASRI. Inilah satu dari sekian kebahagiaan yang saya peroleh, sebuah kebahagiaan tentang bagaimana setiap ilmu yang saya miliki benar-benar dihargai dan dibutuhkan di sini, sebuah kebahagiaan di mana pendapat apoteker (farmasis) juga dilibatkan dalam pengambilan keputusan pemilihan obat.

Salah satu hal yang tidak dapat saya lakukan di tempat-tempat kerja sebelumnya adalah memaksimalkan kegiatan konseling obat kepada pasien. Tetapi tidak di sini. Di klinik ASRI penjelasan detail obat kepada pasien juga merupakan tanggung jawab utama apoteker saat penyerahan obat. Di sini saya diperbolehkan berinteraksi langsung dengan pasien dan menjelaskan sebanyak-banyak hal yang dibutuhkan pasien terkait pengobatan yang diterimanya. Inilah keistimewaan di klinik ASRI, dimana mungkin beberapa tempat pelayanan kesehatan di luar sana masih sering kali terjadi perebutan dan debat tentang porsi atau peranan dokter dan farmasis, tetapi di klinik ASRI justru konten tanggung jawab masing-masing praktisi kesehatan sangatlah jelas dan sinergis. Kedekatan dan kerja sama antara berbagai praktisi kesehatan terjalin baik secara personal dan profesional. Bagaimana hal ini bisa terjalin dengan baik di ASRI? satu yang sadari adalah karena semua orang di sini datang dengan tujuan yang sama dan diperlakukan sama satu sama lainnya.

Kegiatan menarik lainnya yang dilakukan di klinik ASRI adalah kegiatan medical teaching harian yang diberikan baik dari volunteer doctor yang sangat berpengalaman dari luar maupun dari dokter klinik ASRI sendiri untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada praktisi kesehatan lainnya. Saat berbicara tentang ilmu, maka ilmu tersebut tidaklah hanya berhak diperoleh oleh sebagian atau sekelompok orang saja, melainkan untuk siapapun yang membutuhkannya. Saya pun mempunyai kesempatan belajar lebih tentang penyakit, diagnosis, dan management pengobatan dari para dokter di klinik ASRI melalui kegiatan medical teaching ini. Yaa Rabb, tempat ini sungguh sempurna untuk saya.

Yang terakhir saat kita berbicara tentang farmasi komunitas maka tentunya hal itu terkait dengan kehidupan sosial seorang farmasis di lingkungan ia berada dan seberapa besar manfaat yang bisa ia berikan pada komunitas masyarakatnya. Ada dua kegiatan menarik di ASRI yang sangat mendukung kegiatan komunitas saya sebagai seorang farmasis. Salah satunya adalah kegiatan klinik keliling ASRI ke daerah-daerah pedalaman yang sulit dijangkau transportasi. Kegiatan ini dilakukan selama satu atau dua kali dalam sebulan, tergantung daerah yang membutuhkan. Kegiatan klinik keliling ASRI dilakukan selama dua hari di daerah yang bersangkutan. Pada kegiatan klinik keliling ini selalu diberangkatkan sebuah team yang terdiri dari seorang dokter, seorang perawat, dan seorang farmasis. Kesinergisan seluruh praktisi kesehatan dalam memberikan pelayanan klinik keliling ASRI tidaklah berbeda dengan apa yang seperti biasanya dilakukan di klinik ASRI harian. Selain kegiatan klinik keliling, implementasi farmasi komunitas yang saya jalankan di sini adalah melalui penyuluhan kesehatan ke daerah-daerah sekitar taman nasional yang dilakukan sebulan sekali. Kegiatan penyuluhan ini selalu menjadi agenda menarik karena seluruh lapisan masyarakat selalu datang penuh antusias untuk mendengarkan. Baik anak-anak, remaja, maupun lansia. Selain itu ada pula kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat yang dilakukan di klinik setiap minggunya. Baik kegiatan penyuluhan kesehatan di desa maupun kegiatan promosi kesehatan di klinik selalu menyampaikan penjelasan tentang penyakit dan manajemen penanganan yang bisa dilakukan oleh masyarakat saat mendapatinya. Setiap kegiatan yang dijalankan selalu membuat saya bersemangat dan tentunya dengan banyaknya manfaat farmasis di sini maka saya pun tak mungkin tak bahagia. :)

Masih banyak tantangan dan tanggung jawab saya sebagai seorang farmasis klinik dan komunitas di tempat ini atau mungkin di tempat lain suatu saat nanti. Semoga sedikit tulisan ini bisa menjadi penyemangat untuk para farmasis klinik yang membacanya. Terus semangat untuk memberikan yang terbaik sebagai seorang farmasis klinik dan komunitas. Hidup farmasis Indonesia!! :)

Sabtu, 14 Juni 2014

Perbedaan Farmasis Dan Apoteker?

Oke, sudah lama nih sepertinya saya tidak menulis tentang keprofesian yang saya emban dalam hidup saya. Tulisan kali ini berawal dari peristiwa sederhana yang terjadi tiga minggu yang lalu. Tiga minggu yang lalu Mbak Etty sakit masuk angin akibat rutinitasnya yang cukup padat. Walau saya banyak belajar dan bekerja di bidang obat sintetik, tetapi untuk kehidupan sehari-hari saya lebih memilih menggunakan cara-cara tradisional. Otomatis saat mbak Etty sakit, saya pun segera buatkan wedang jahe dan bubur sayur buat mbak Etty. Alhamdulillah dengan tambahan istirahat yang cukup, mbak Etty pun kembali segar bugar setelahnya. :)

Saya merasa apa yang saya lakukan hanyalah hal biasa yang sering dilakukan masyarakat Indonesia pada umumnya. Tetapi ternyata hal tersebut justru menjadi perhatian menarik bagi dr. Krista Farey, seorang volunteer doctor dari California.

dr Krista : "Indah, how did you know about traditional medicine like that?"
Me : "Ohhh, I always used traditional medicines in my daily life since childhood dr Krista... And I learned more when I was in college."
dr Krista : "It's a good thing that you know about chemical and traditional medicines.. You know, in London, pharmacist is someone that only know about chemical medicines, then apothecary is someone that knowing more about traditional medicines.. you're great because you know about both of them..."

Saat mendengar penjelasan tersebut pun sebenarnya saya menjadi bingung, lalu sebutan apa yang sebaiknya diberikan kepada farmasis atau apoteker Indonesia yang sebagian besar memang memadu-padankan ilmu pengobatan kimia dan tradisional dalam satu rumpun ilmu yang disebut farmasi? heuhmmm... -_- yah sudahlah, apa yang diberitahukan dr. Krista kan memang sistem yang berlaku di luar negeri sana dan tidak berlaku di Indonesia, fufufufu~. Saya terima saja bagaimana sistem yang berlaku di negeri ini. Karena di luar kebingungan saya itu, saya lebih mensyukuri ternyata banyak ilmu yang saya pelajari dan dapat terus saya kembangkan. Saya semakin termotivasi untuk menjadi seorang ahli farmasi seutuhnya, baik di bidang obat-obat kimia maupun tradisional khususnya untuk aplikasi kliniknya.

Semangaaaat farmasis Indonesia!!! :) 

Minggu, 08 Juni 2014

World Environment Day at Sukadana

Setelah satu bulan saya tinggal di Sukadana dan bergabung bersama yayasan Alam Sehat Lestari, saya mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam kegiatan penanaman mangrove yang diselenggarakan oleh Dinas Kementerian Lingkungan Hidup kabupaten Kayong Utara pada tanggal 5 Juni 2014 kemarin. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni.

Kegiatan penanaman mangrove ini dilaksanakan di pantai Pulo Datuk, Sukadana yang dihadiri oleh yayasan Alam Sehat Lestari, Kementerian Lingkungan Hidup, Yayasan Palung, Seluruh sahabat hutan dan masyarakat mitra kabupaten Kayong Utara. Kegiatan berlangsung dengan penuh semangat dan antusias. :)

Dengan menjaga lingkungan, maka kita ikut serta dalam menjaga masa depan dunia.. Semangaaaat!! :)




Minggu, 01 Juni 2014

Penyuluhan Yuk!!!!

28 Mei 2014

Jam dinding di klinik sudah menunjukkan pukul 16.25 WIB. Oke, tinggal satu pasien lagi dan saya bisa segera pulang. Saya sedikit terburu-buru pulang hari ini karena ada agenda menarik bersama team konservasi ASRI malam ini. Tak berselang lama kemudian akhirnya pasien terakhir pun berlalu dan saya segera mengemas barang-barang saya. Setelah selesai mengemas barang, saya pun segera berlari mengambil sepeda merah-putih saya di tempat parkir. Perjalanan pulang yang biasanya saya tempuh lima hingga sepuluh menit sambil menikmati pemandangan, hari ini saya tempuh hanya dengan tiga menit. Setibanya di rumah, saya pun langsung mencari Mbak Etty. "Mbak... kita berangkat jam 18.15 kan?" tanya saya penuh antusias. "Iya Ndah.. makan dan siap-siap aja dulu sekarang.." jawab Mbak Etty dari kamarnya. Tanpa membuang-buang waktu satu jam yang tersisa sebelum keberangkatan, saya pun langsung menyantap makan malam yang sudah tersaji di dapur terlebih dahulu, dilanjutkan dengan mandi dan mengecek isi laptop saya sesaat, lalu yang terakhir adalah sholat maghrib dahulu sebelum berangkat.

Pukul 18.10 Pak Usuf sudah datang menjemput kami di rumah. Acara malam ini merupakan agenda rutin team konservasi ASRI yang kali ini diikuti oleh Mbak Etty, Bang Jili, Patricia, Saya, dan Pak Usuf. Malam ini cukup mengkhawatirkan karena sebagian langit yang mendung. Akan tetapi masih ada harapan dengan adanya sebagian langit yang cerah berbintang. Tempat yang ingin kita tuju malam ini adalah dusun Sinar Selatan di daerah Rantau Panjang, salah satu daerah Trans dimana dihuni oleh sebagian besar transmigran dari Jawa di daerah Kalimantan Barat sejak tahun 2004. Perjalanan menuju ke lokasi tidaklah cukup bagus mungkin untuk beberapa orang, tetapi perasaan excited saya pada kegiatan ini membuat saya justru berpikir "kyaaaa~ seruuu!!" (hahaha oke abaikan). Sepanjang jalan yang bisa dilihat dan dinikmati di malam ini hanyalah hutan dan pepohonan, yah namanya juga di daerah Kalimantan, hehe. Sebagian jalan menuju lokasi adalah jalan berlubang dan berbatuan, bahkan sepertinya cocok untuk penggemar Offroad.

Setelah menempuh  satu jam perjalanan dengan kecepatan mobil Pak Usuf, akhirnya kita tiba di dusun Sinar Selatan tepat jam 19.10 WIB. Untuk kegiatan kami malam ini kami menggunakan rumah kepala dusun di tempat ini. Dusun ini memiliki kurang lebih 150 kepala keluarga. Rumah kepala dusun ini hampir sama seperti sebagian besar rumah penduduk kalimantan umumnya, yaitu rumah panggung kayu dengan dasar kayu belian. Setibanya kami di sana, kami pun segera menyiapkan segala perangkat yang akan digunakan untuk kegiatan malam ini sambil menunggu kedatangan penduduk di dusun ini. Beruntung kami datang saat listrik sudah ada di dusun ini, walau sebenarnya kami pun sudah membawa genset sebagai cadangan kalau memang belum terpasang listrik atau kemungkinan pemadaman listrik mendadak. Pemasangan listrik di dusun ini baru dilakukan tiga bulan yang lalu, sehingga mereka bertahan selama kurang lebih sembilan tahun lebih sebelumnya tanpa mendapatkan aliran listrik. Sebelum kegiatan utama dimulai, saya izin sejenak untuk buang air kecil. Saya tidak menemukan kamar mandi mebel bersih yang biasanya saya temukan di kota, tetapi saya menemukan sebuah kamar mandi tak beratap dengan enam buah gentong besar yang digunakan untuk menghimpun air hujan. Sistem perairan terpadu belum ada di tempat ini, sehingga air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari adalah air tadah hujan. Lalu apa yang terjadi jika tidak ada hujan di musim kemarau? mereka terpaksa harus menempuh berpuluh-puluh kilometer untuk membeli air bersih dengan harga Rp 10.000,-/dirigen nya. :(

Tepat sesuai waktu yang telah diagendakan, akhirnya seluruh warga dusun, baik anak-anak, ibu-ibu, maupun bapak-bapak telah berkumpul di rumah kepala dusun di jam 19.30 WIB. Kegiatan diawali dengan pengenalan diri dari team ASRI kepada seluruh warga. Setelah selesai perkenalan satu sama lain, dilanjutkan dengan pemutaran video tentang penyuluhan TBC dari klinik ASRI. Saya berkesempatan untuk memberikan penyuluhan lebih lanjut tentang TBC setelah video diputarkan. Saya sedikit nervous karena audience saya kali ini bukanlah mahasiswa atau mungkin dosen yang paham tentang dunia kesehatan. Tetapi yang mendengarkan saya saat ini adalah anak-anak dan para orang tua yang bahkan mungkin tidak banyak peduli terhadap kesehatan mereka. Saya mencoba menyampaikan materi saya dengan bahasa yang mudah ditangkap anak-anak dan menarik untuk di dengar oleh para orang tua. Setelah kurang lebih 20 menit menjelaskan tentang TBC, alhamdulillah respon yang saya terima dari masyarakat sesuai dengan harapan saya. :)

Selesai memberikan penyuluhan kesehatan, kegiatan pun dilanjutkan dengan penyuluhan tentang lingkungan dan kegiatan perlindungan hutan dari team konservasi ASRI. Sama seperti bagaimana penyuluhan kesehatan diberikan, dalam memberikan penyuluhan lingkungan pun diawali dengan pemutaran video. Setelah pemutaran video, penjelasan lebih lanjut tentang pentingnya menjaga lingkungan dan segala program kegiatan ASRI disampaikan oleh mbak Etty. Pembawaan Mbak Etty dalam menyampaikan penyuluhan sangat menarik dan mampu menjaga antusiasme seluruh masyarakat walaupun malam sudah semakin larut. Penyuluhan malam ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan game menarik untuk anak-anak. Game ini lebih ditujukan untuk mereview kembali seberapa banyak materi penyuluhan yang telah diberikan masih diingat oleh anak-anak sekaligus mengingatkan kembali seluruh materi kepada orang tua. Game berlangsung dengan meriah dan ternyata evaluasi malam ini berlangsung dengan lancar saat satu persatu anak mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan.

Pukul 21.00 kegiatan penyuluhan kami malam ini di dusun Sinar Selatan pun berakhir. Setelah mengucapkan penutupan, kami pun segera mengemas seluruh barang bawaan kami. Sebelum berangkat pulang tak lupa kami mengucapkan salam dan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan oleh seluruh warga. Sebuah malam yang berharga kembali saya nikmati di daerah borneo ini. Kehangatan dan keramah-tamahan yang telah diberikan warga membuat kami lebih bersemangat untuk terus mewujudkan impian kami menjaga lingkungan dan kesehatan daerah borneo ini. Lalu kami pun pulang dengan hati bahagia. Saya pun tak sabar untuk kembali ikut di malam penyuluhan berikutnya. Semangaaaat!!!!