Minggu, 18 Januari 2015

Memasuki Hutan Hujan Tropis Indonesia di Borneo

 
Sabtu, 17 Januari kemarin saya mendapatkan hadiah terbesar dalam hidup saya sebagai penduduk Indonesia, Sang Zamrud Katulistiwa. Selama 24 tahun hidup saya akhirnya kemarin saya bisa menghabiskan 6 jam menikmati surga dunia di hutan Gunung Palung, salah satu hutan hujan tropis dengan ekosistem terlengkap yang dipuji dunia. Sulit untuk mendeskripsikan hebatnya sensasi yang saya rasakan kemarin. Dan ketika suatu keindahan sulit diungkapkan dengan kata-kata, maka keindahan tersebut pastilah terlalu indah melebihi persepsi manusia. Akhirnya hanya muncul deskripsi sederhana dari saya yang mungkin tidak bisa mewakili seluruh kemegahan yang saya rasakan kemarin.


"Begitu indahnya Tuhan menciptakan jutaan pohon dan hewan di sekitar kita. Suatu tempat dimana aku berlindung dari derasnya hujan di bawah lebatnya dedaunan pohon yang besar. Suatu tempat dimana aku berpegangan pada kokohnya pohon dan kuatnya akar agar tak terjatuh saat berjalan. Suatu tempat dimana aku yang sering kali merasa besar mulai menciutkan diri bahwa aku bukanlah apa-apa dimata ciptaan Tuhan yang lainnya. 


Tempat itu penuh suara burung yang tak wajar dibandingkan suara burung-burung yang sehari-hari aku dengar. Di tempat itu, aku bisa mendengar bahwa burung-burung itu sedang berbicara bersama alam. Musik alam pun diperindah dengan merdunya suara aliran sungai yang jernih dan segar. Kuhentikan sejenak langkahku untuk merendamkan diri dalam dinginnya air hutan yang menyejukkan. Aku merasa hidup dalam setiap tetes air yang kuteguk darinya. Di tempat itu aku merasa aku lah orang terkaya di dunia. Dan jika kau bertanya kekayaan apa yang kumiliki? kuberitahukan pada kau bahwa kekayaan yang kumiliki adalah rasa syukur dan puji terhadap setiap keindahan yang Tuhan ciptakan di duniaku."


Alhamdulillahirobbil alamin... :)

Minggu, 11 Januari 2015

Senja Sore

Ada pertanyaan kecil yang muncul dalam diamku saat ini, "Tuhanku, mengapa senja sore selalu terasa nyaman? mengapa Engkau buat aku mencintai senja sore-Mu yang indah ini? Entah saat hujan maupun saat cerah, aku selalu memilih senja sore-Mu sebagai waktu terbaikku setiap hari..."

Di senja sore ini aku sedang duduk di depan meja belajarku menatap jingganya langit sore dari jendela kamarku. Dari jendela persegi berukuran 80x80 cm kuadrat ini aku sibuk menikmati apa yang alam tayangkan di sana. Kalian ingin tahu apa yang aku lihat?

Dari kedua mataku aku melihat langit sore yang sedikit cerah dan berawan dengan warna biru bercampur kuning keemasan. Angin hari ini pun begitu sejuk hingga membuatku ingin menutup mata karena kenyamanan yang diberikannya. Ada dua buah pohon kelapa dan satu buah pohon mangga yang menutupi pemandangan gunung dan hutan bakau dibelakangnya. Dalam indahnya lukisan alam ini sejenak ada dua ekor burung kecil yang melintas dan menambah kecantikan pemandangan yang kulihat. Namun sayangnya aku tidak tahu apa jenis burung-burung itu. Dan saat aku pasang telingaku dengan baik-baik maka dapat kudengar suara kicauan burung bersambutan. Aku pun kehabisan kata-kata untuk menjelaskan betapa indahnya sore hari ini karena terlalu banyak alasan yang membuat sore selalu memberikan sensasi kehangatan yang menyejukkan bagiku. Dalam hangatnya sore ini kutemukan sentuhan lembut Tuhanku yang menemaniku menghilangkan setiap kesedihan dan beban yang tiba-tiba kurasakan hari ini. Bersama tenggelamnya matahari pula selalu kubenamkan berbagai pertanyaan yang tak pernah kutemukan jawabannya. Rasa bahagia dan rindu yang hadir hari ini pun akan selalu menjadi memori indah yang tak pernah kulupakan.

Ketika sore-soreku mulai berakhir, aku selalu menutupnya dengan berkata pada diriku sendiri bahwa, "Segala kebahagiaan dan kesedihan hari ini akhirnya terbenam bersama matahari, dan saat esok matahari terbit aku akan kembali mendapatkan kebahagian dan perjuangan yang baru lagi.. terima kasih Yaa Rabb yang untuk kesekian kalinya memberikanku satu hari yang berarti lagi hari ini..."