Senin, 16 Maret 2015

Membandingkan Diri Dengan....

Salah satu sikap manusiawi yang sering dilakukan orang adalah membandingkan dua objek berbeda, entah itu membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain, atau membandingkan orang lain terhadap orang lain. Efek samping dari aktivitas membandingkan dua objek ini sering kali menghasilkan efek negatif pada subjek yang melakukan dengan mulai munculnya sifat iri, sifat rendah diri, sifat mencela, sifat superior, hilangnya kepercayaan diri, hilangnya sifat menghargai orang lain dan sebagainya. Walau memang pastinya masih banyak juga orang yang dapat mengambil nilai positif dan justru menjadi aktivitas yang mampu memicunya untuk lebih semangat menjalani hidup. Tetapi kalau boleh memilih, saya secara pribadi mungkin lebih baik memilih mendapatkan efek positif dengan menghindari terjadinya efek negatif. Ops, bagaimana caranya? caranya sangat mudah untuk teman-teman yang masih senang beraktivitas membandingkan dua objek dengan menghindari efek negatif dari aktivitas itu. Cara mudah itu adalah cara yang yang jarang sekali dilakukan oleh semua orang bahkan cenderung dilupakan, yaitu membandingkan diri sendiri terhadap diri sendiri. Kita sering kali terlalu sibuk mengurus orang lain dan melupakan diri kita sendiri, lupa untuk mengamati setiap perubahan yang terjadi pada diri kita dan mengevaluasi setiap proses kehidupan yang sudah kita lewati.

Aktivitas membandingkan diri saya yang sekarang terhadap diri saya yang dulu ini lah yang sedang asyik saya lakukan akhir-akhir ini. Dimulai dari hal-hal sederhana seperti membandingkan ukuran tubuh, kerajinan olahraga, peningkatan kesehatan, kedisiplinan, kedewasaan diri, dan sebagainya. Kadang saya merasa lucu terhadap betapa drastisnya perubahan yang terjadi pada diri saya. Selain pada kondisi tenang seperti malam ini, ada beberapa saat menarik di mana saya merasa itu lah saat yang tepat untuk membandingkan diri saya. Saat saya sedih dan lemah saya membandingkan diri saya terhadap masa-masa sulit saya dan melihat bagaimana saya bisa bertahan hingga hari ini. Saat saya merasa bodoh saya mulai membandingkan bagaimana cara saya belajar dulu dengan cara belajar saya sekarang. Eits!, bahkan ternyata hanya dari membandingkan diri saya terhadap diri saya sendiri saja juga kadang ada perasaan negatif yang muncul. Yah, tetapi setidaknya setiap perasaan negatif yang muncul itu tidak terekspansi lebih luas karena hanya melibatkan dua objek dan objek itu adalah diri saya sendiri. Walau ada sedikit perasaan negatif yang sering kali muncul, akan tetapi perasaan positif yang muncul dari rasa syukur dan apresiasi terhadap diri sendiri lebih terasa manfaatnya dan menjadi pemicu untuk melakukan yang terbaik lagi ke depannya. Manusia memang makhluk Tuhan yang tak sempurna, tapi manusia diciptakan untuk senantiasa berusaha melakukan yang terbaik di kehidupannya. Sebuah kehidupan yang tak abadi di dunia. Selamat mencoba membandingkan diri Anda! :)