Kamis, 24 Januari 2013

Nikahan Si Sulung

Anak sulung dan anak cowok satu-satunya di keluargaku adalah abangku. Namanya Arif Setiawan, sedangkan panggilannya dirumah adalah Mas Wawan. Abangku adalah anak tertampan di rumahku. Ya iya lah.. haha namanya juga anak cowok satu-satunya. Aku dan abangku hanya berselang umur 22 bulan, hehe jadi abangku termasuk bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif 2 tahun karena ibu kami mengandungku saat dia berumur satu tahun. Anehnya, walau abangku hanya mendapatkan ASI satu tahun sedangkan aku mendapatkan ASI 2 tahun, untuk urusan kesehatan, abangku lebih sehat, lebih tinggi dan lebih kuat dibandingkan aku... tak tahu oh tak tahu~~~ *ngedangdut* hehe...

Seperti saudara pada umumnya kami tak mungkin tak pernah bertengkar. Dari kecil hingga SMA bisa dibilang aku adalah orang yang egois, pemarah dan cengeng. Abangku dengan sabar meladeni sikapku yang kekanak-kanakan itu. Di rumah kami diberlakukan aturan, anak cowok masuk ke SD sedangkan anak cewek masuk ke MI. Mau tahu kenapa? karena Ayahku dulu sekolah di SD (tapi hanya sampai kelas dua, beliau terpaksa berhenti sekolah karena harus mencari nafkah untuk keluarga) dan ibuku sekolah di MI. So, anak-anaknya harus ditempatkan sama seperti orang tuanya. :D Cukup beruntung usia kami tidak terpaut jauh, sehingga kami bisa bermain bersama sejak kecil. MI ku berlokasi di desa tetangga, sehingga tidak banyak teman sekolah yang rumahnya dekat dengan rumahku. Sehingga satu-satunya teman mainku saat pulang sekolah adalah abangku dan adikku (Cicit). Saat aku dan abangku duduk di bangku SD, adikku Cicit masih bayi, sehingga tetap saja teman mainku di rumah adalah abangku. Teman abangku adalah temanku, dan temanku adalah teman abangku. Seperti anak desa pada umumnya area main kami yah sekitar sawah, kebon (baca: ladang), dan kali (baca: sungai). Hehe... Banyak kenangan masa kecil yang aku lewatkan bersama abangku, mulai dari hujan-hujanan bersama, maen layang-layangan bersama, cari belut di sawah, menggembala kambing, sepedaan bersama, mancing bersama, bikin tenda-tendaan bersama, ngaji bersama, cerita masa kecilku dan abangku adalah sama. :)

Kami berdua masuk ke SMP yang sama, yaitu SMPN 23 Surakarta. Rumah kami di daerah Boyolali. tetapi orang tua kami menyuruh kami untuk mulai sekolah di Solo sejak SMP agar kami mendapatkan pengetahuan yang lebih luas. Jarak dari rumah ke SMP sekitar 10 kilometer selalu kami tempuh dengan semangat dengan naik sepeda. Saat akun masuk SMP, abangku telah duduk di bangku kelas 3. Kami berangkat sekolah bersama-sama tetapi pulang sendiri-sendiri karena kami sudah punya jadwal main sendiri-sendiri. Hehe,... Selama perjalanan berangkat sekolah kami selalu berbalapan, sehingga jarak 10 km itu bukanlah apa-apa buat kami. Abangku sangat aktif saat duduk di bangku SMP, baik Pramuka maupun OSIS. Kekagumanku terhadap kesibukan abangku tersebut lah yang juga memicu diriku untuk aktif dalam berbagai organisasi di SMP, baik Pramuka maupun OSIS. Karena kami beraktivitas dalam organisasi yang sama, jadi teman SMPku dan abangku yah hampir saling kenal satu sama lain. :) Kenangan terakhir masa SMP adalah kecelakaan motor yang dialami oleh aku dan abangku saat pulang sekolah. Hari itu abangku yang sudah SMA menjemputku pulang sekolah dari kelas sore untuk anak kelas tiga. Abangku yang saat itu sedang kondisi lelah karena menugguku akhirnya menjadi tak fokus saat mengendarai motor sehingga kami berdua mengalami kecelakaan itu. Karena kondisi tersebut abangku dirawat di rumah sakit hampir 2 minggu, aku yang tak berani merepotkan orang tua akhirnya memilih untuk istirahat di rumah dan bilang baik-baik saja. Selama dua minggu tersebut aku tak bisa menjenguk abangku di rumah sakit, karena kondisiku sendiri tidak baik. Seluruh keluarga saat itu menemani abangku di rumah sakit, sedangkan aku sendirian menjaga rumah. Selama di rumah aku selalu menangis bukan karena sakit, tetapi lebih karena takut terjadi apa-apa pada abangku, teman dan sahabat terbaikku yang dititipkan Allah untukku. Alhamdulillah setelah dua minggu abangku sembuh wal'afiat, sedangkan aku karena tidak bilang kondisi sakitku dan tidak mendapat pengobatan tepat justru membutuhkan waktu sembuh lebih lama, dua bulan aku baru sembuh. Hehe, haduwwhh kejadian ini tuh tepat banget satu bulan sebelum aku UAS, akhirnya aku mengerjakan UAN dengan kepala masih nyut-nyutan karena kecelekaan itu. :)

Saat SMA aku juga ingin masuk ke SMA abangku saja, di saat ini barulah aku sadar bahwa aku sangat menjadi bayang-bayang abangku, tetapi oleh orang tua keinginanku tersebut tidak diijinkan dan aku masuk ke SMA yang berbeda. Di SMA tersebut aku tidak punya teman dari SMP yang sama, dan abangku juga tidak ada disitu, akhirnya aku mengalami gangguan kepedean selama 3 bulan pertama sekolah. Gangguan tersebut selalu membuat aku menangis setiap pulang sekolah, tetapi setelah 3 bulan berlalu dengan dukungan keluarga aku berhasil mengatasinya dan mulai bersosialisasi. Saat SMA aku tidak diperbolehkan ikut organisasi sama sekali. Saat kelas satu abangku dengan rajin selalu mengantar jemputku walaupun saat itu dia juga sedang sibuk menyiapkan UAN SMA. Aku yang tak pekaan orangnya bukannya bersikap lebih pengertian malah sering membuat abangku marah karena keegoisanku. Huhuhu... maafkanku abangku~~... Kelas dua SMA abangku yang sudah duduk di bangku kuliah tetap rajin menjemputku sekolah. Sering kali aku memilih naik sepeda, itu pun kadang mau kadang enggak. Hehe, tergantung kondisi.. Beruntung rasanya punya abang yang seumuran. Namanya anak ABG tak lepas dari kisah cinta monyet, tapi dengan adanya abangku cukup bisa menjadi tameng buatku. Sering teman-teman yang tak mengenalku sering iseng tanya, "Ndah, yang jemput kamu terus itu siapa?", dan kubalas jawaban itu dengan iseng juga, "Pacarkuuuuu..." (haha... helloooo he is my brother! :D). Saat kelas tiga SMA akhirnya aku terbebas dari kegiatan antar jemput abangku, aku sudah dipercaya untuk membawa motor sendiri, tetapi dengan satu syarat. Gantian sekarang aku yang harus antar jemput adikku Cicit yang saat itu masih duduk dibangku SMP. Semakin menginjak dewasa maka semakin sedikit pula waktu mainku bersama abangku., bahkan dengan cara berpikir kami yang serius serta berbagai problematika remaja yang terjadi di luar rumah sering terbawa saat kami di rumah. Endingnya yah berantem dan beradu pendapat, hal itu sudah menjadi wajar saja di rumah. Haha...

Masa SMA akhirnya berlalu, dan aku pun melanjutkan pendidikan di Kampus Ganesha tercinta. Setelah bertengkar mulu tiap hari selama satu tahun terakhir, akhirnya aku berdamai juga dengan abangku di hari-hari sebelum berangkat ke Bandung. Saat itu aku kembali sadar, kini waktu bersamaku dengan keluarga akan lebih sedikit dibandingkan sebelumnya, dan aku tahu alasan kemanjaanku pada abangku sejak kecil, karena aku hanya punya satu kakak yang benar-benar memanjakanku dan menjagaku hingga akhir usiaku tanpa pernah mengeluh. :) Sejak aku memulai hidup di Kota Kembang, hubungan kami hanya bisa dihubungkan melalui telpon dan sms. Aku dengan kesibukan kuliahku dan abangku dengan kesibukan kerjanya membuat kami tidak banyak berkomunikasi, setidaknya dalam seminggu ada satu dua sms atau telpon. Dan seperti itulah waktu terus berlalu hingga saat ini. Aku yang sudah mandiri akhirnya tidak terlalu bersikap manja ke abangku lagi. :D

Waktu berlalu... Dan kini kita tiba di tahun 2013, saat aku berusia 22 tahun dan abangku berusia 24 tahun... :)

Januari 2013
Foto setelah akad nikah :)
Sudah lama hubungan kasih antara abangku dan kekasihnya, Mbak Riza. Mereka sudah berpacaran sejak mereka kuliah, lupa tepatnya kapan, hehe.. and finally here we are... their wedding day... :)
Alhamdulillah.. pada tanggal 12 Januari 2013 abangku dan mbak Riza telah resmi menjadi suami istri dengan diucapkannya akad nikah yang sakral itu. Di bulan Januari ini aku sedang disibukkan dengan kegiatan magang apoteker, tetapi untungnya akad dan resepsi pernikahannya dilakukan di akhir pekan, jadi tidak terlalu masalah buatku untuk pulang. Hehe... Tak bisa dipungkiri aku menangis saat akad suci itu diucapkan.. Kini bertambah besar anggota keluarga kami. Sulit menjelaskan perasaanku dengan kata-kata, mungkin aku menangis lebih karena perasaan terharu dengan momen bahagia itu. Saat itu yang kuucapkan pada ibuku, "ibu.. kalo aja aku punya dua kakak cowok...", dan ibuku menghibur dengan berkata, "cari abang lagi aja sayang.. yang akan sayang kamu, manjain kamu, jaga kamu, dan membimbingmu seperti abangmu.." aaaaaa~~ aku hanya bisa langsung memeluk ibuku... :')
Akad nikah dilaksanakan di rumah mbak Riza dan resepsi pernikahan dilaksanakan di gedung entah dimana lupa namanya, haha... :D

Selang satu minggu aku kembali pulang lagi ke Solo. Dalam dua pekan itu aku harus bolak-balik Bandung-Solo-Bandung-Solo. Aku kembali ke Solo untuk acara ritual selanjutnya, yaitu acara Boyong Manten. Acara ini adalah acara lanjutan dari keseluruhan ritual pernikahan. Pada acara ini, acara dilakukan di rumah mempelai pria. Acaranya sangat sederhana, hanya pengajian menyambut mempelai pria yang membawa mempelai wanita ke rumahnya. Orang tuaku juga tidak neko-neko, murni hanya pengajian. Serunya acara di desa, seluruh acara terlaksana dengan bantuan bapak-bapak dan ibu-ibu se-RT. Ibu-ibu PKK menyiapkan (mulai dari memasak hingga menyajikan) makanan yang disajikan pada saat pengajian. Bapak-bapak se-RT membantu merapikan rumah dan mendekorasi ruangan. Seluruh pemuda Karangtaruna membantu dengan menjadi pelayan untuk menyajikan makanan pada hari H. Ahhhh senangnya tinggal di desa, guyup rukun. :)
Sebagai tuan rumah, aku pun tidak bisa hanya diam saja, haru siap bantu-bantu masak, bersih-bersih rumah, supir siaga, dan sebagainya, haha. Acara Boyong Manten dilaksanakan di hari minggu, 20 Januari 2013. Acara hanya berlangsung setengah hari, setelah rumah kembali dibereskan aku pun bersiap-siap kembali ke Bandung malam harinya. Ahhhh~~~ kesekian kalinya aku berat sekali untuk meninggalkan rumah dan kembali ke Bandung. Saat itu di rumah seluruh keluarga besar ada dan benar-benar ingin sekali aku lebih lama tinggal di rumah, tapi aku punya tanggung jawab di Bandung, jadi mau tak mau aku harus kembali ke Bandung.

Begitulah sederhananya ritual pernikahan abangku... semoga keluarganya menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warrahmah, senantiasa bahagia dan selalu dirahmati Allah SWT... :')
Amiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar