Senin, 11 Maret 2013

It's okay to be not okay...


Tentunya semua orang pernah merasakan sedih, pernah merasakan kecewa, pernah merasakan kesepian, pernah merasakan keterpurukan.. semua wajar, karena kita hanyalah manusia. Ketika masa-masa itu datang, kita bisa saja berkeluh kesah, dengan Tuhan, dengan keluarga, dengan teman, bahkan sekarang mungkin sudah jamannya berkeluh kesah melalui media sosial. Pada dasarnya setiap orang ingin mengutarakan dan ingin membagi apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka resahkan. Lalu, sebenarnya timbal balik apa yang mereka harapkan dari semua uraian keluh kesah di hati mereka kepada Tuhan, keluarga, teman, bahkan media sosial? Mereka hanya ingin dinyamankan hatinya, ditenangkan hatinya, dilapangkan pikirannya dengan berbagai kata yang menyenangkan. Allah menenangkan hati umat-Nya dengan ayat-ayat-Nya yang bijak dan selalu menggetarkan hati. Lalu kata-kata yang menyenangkan seperti apa yang diharapkan dari keluarga, teman, bahkan media sosial? Ketika berhadapan dengan hati yang rapuh, janganlah kita membuatnya menjadi semakin rapuh, lapangkanlah dari segala emosi dalam hatinya, lalu bantu kuatkan hatinya.

Ketika seseorang merasa rapuh, terkadang mereka hanya ingin mendengar seseorang berkata pada mereka, "it's okay to be not okay..  It's okay to be scared, .. it's okay to cry.. " biarkan mereka menangis untuk sesaat, tapi yakinlah setelah itu mereka akan baik-baik saja dan kembali bangkit seperti sedia kala. Itulah fungsi kita di samping mereka... :')

Waktu kecil, karena saya nakal, sering kali saya dimarahin ibu saya. Sebagai anak kecil tentu saja saya hanya bisa meminta maaf dan menangis saat itu. Setelah lelah menangis saya selalu tertidur, atau bahkan saya sengaja tidur. Mengapa? karena saat saya tertidur justru ada kehangatan yang saya rasakan, kata-kata menyenangkan yang disampaikan di tengah tidur saya. Dengan lembut tangannya mengelus rambut, kening, air mata, pipi, tangan dan kaki saya. Memastikan bahwa tidak ada satu pun amarahnya menyakiti fisik saya. Lalu ia sembuhkan kesedihan di hati saya, dengan ciuman dan air matanya yang tertahan karena memarahi saya sebelumnya. Ia bisikkan pada saya bersama dengan sentuhan lembut tangannya di wajah saya, "maafkan ibu ya Nduk.. semoga kamu tetap jadi anak sholehah dan pintar, ibu sayang genduk..". Saya bahagia, saya bahagia dengan kata-kata menyenangkan itu... :)

2 komentar:

  1. Indah punya banyak kisah menyentuh tentang ibunya ya.. terimakasih sudah berbagi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama teh rosi... :) ahhh kangen deh ama teteh... >_<

      Hapus