Rabu, 26 Juni 2013

Aku Pada Tetangga-tetanggaku

Aku kurang tahu bagaimana cara bersilaturahmi dengan tetangga kita itu yang terbaik yang bagaimana, karena setiap keluarga mempunyai tradisinya sendiri-sendiri. Tapi mungkin aku ingin sedikit berbagi bagaimana cara keluargaku menjaga silaturahmi dengan tetangga-tetanggaku. Saat aku kecil ibuku memberitahuku, "hormatilah orang tua disekitarmu dengan senyuman dan sapaan yang sopan".  Lalu bagaimanakah senyuman dan sapaan yang sopan itu?

Masak bersama ibu-ibu PKK
RT 5 saat nikahan Abangku di rumah (^_^)
Rumahku berada di kawasan RT 5 RW 3 Desa Manggung, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Rumahku terletak di ujung gang yang hanya berjarak sekitar 150 meter dari jalan raya. Setiap pulang dan berangkat sekolah atau mungkin setiap pulang dan pergi dari bermain, aku selalu melewati gang 150 meter itu. Di sepanjang gang itu tentunya banyak rumah-rumah penduduk RT 5 lainnya. Salah satu tradisi utama yang diajarkan ibuku adalah, setiap aku pulang atau pergi melewati gang itu, aku harus menyapa siapapun warga yang kutemui sepanjang gang. Aku termasuk anak yang periang, jadi aku tidak hanya sekedar menyapa siapapun yang kutemui di gang itu, tetapi selalu memberikan senyum tercerahku pada mereka. Senang rasanya saat aku memberikan sapaan dan senyuman dengan penuh semangat dan ramah, dibalas oleh mereka dengan sapaan dan kepedulian yang berarti. Sering kali mereka membalas dengan balasan ramah seperti, "Nggih Nduk.. sinau sing sregep yooo.." atau, "Wah, wis mangkat In? Ati-ati yo...", mungkin hanya satu atau dua kalimat yang mereka ucapkan, tetapi itu selalu membuat hari-hariku bersemangat.

Jika aku melewati gang itu dengan mengendarai motor, aku harus memelankan laju motorku, selain untuk mencegah kecelakaan tetapi juga untuk memberikanku waktu menyapa tetangga-tetanggaku sepanjang aku melewati gang itu. Sapa menyapa dan menanyakan kabar juga kulakukan saat aku di rumah kepada siapapun yang lewat depan rumahku. Semua perilakuku tak lain tentunya karena meniru apa yang dilakukan oleh ibu dan bapakku. Kebiasaanku menyapa tetangga-tetanggaku dan memberikan senyuman terbaikku untuk mereka terus kuterapkan bahkan saat aku sudah mulai merantau di Kota Kembang ini. Aku tidak tahu anggapan orang lain bagaimana, tetapi menurutku hubunganku dengan tetangga-tetanggaku di sekitar kostku cukup baik. :)

Sapa menyapa mungkin hanya satu dari sekian cara menjaga silaturahmi dengan tetangga kita, masih banyak hal yang harus dilakukan terhadap tetangga kita, seperti gotong royong atau kerja bakti, menjenguk saat sakit, musyawarah warga, dan sebagainya. Hubungan kita dan tetangga-tetangga kita pun dipertegas oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri" (An Nisa : 36)
Mari dengan cara kita masing-masing untuk menjaga silaturahmi dengan tetangga-tetangga kita dengan baik,... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar