Senin, 14 Oktober 2013

Don't Judge a Book by Its Cover

Tidak perlu cerita wah untuk mendeskripsikan arti kalimat "Don't judge a book by its cover" ini, karena tentunya sudah banyak cerita kehidupan kita masing-masing terimplisitkan ke makna kalimat ini. Begitu pula dengan salah satu cerita sederhanaku kemarin bersama sahabatku (Zainul).

Minggu, 12 Oktober 2013 aku dan Zainul memutuskan untuk berjalan-jalan ke daerah Pasar Baru mencari kebaya untuk wisuda Zainul nanti. Biasanya kalau ke Pasar Baru aku selalu memilih menggunakan bus Damri yang murah dan berhenti tepat di depan Pasar Baru, tetapi kemarin aku akhirnya menggunakan angkot saja karena Zainul tidak terbiasa menggunakan bus Damri. Aku yang tidak punya pengalaman naik angkot ke Pasar Baru akhirnya nurut saja dengan petunjuk Zainul. Kita berangkat ke Pasar Baru dari Pasar Simpang Dago dengan menggunakan angkot hijau. Di tengah-tengah perjalanan kami masuk seorang ibu-ibu berusia 30an dengan kaos pink dangdut, celana hot-pants kuning, sepatu kets, dan tas selempang anak-anak ke dalam angkot kami. Sesaat orang yang melihat penampilan dan kelakuan wanita tersebut pasti akan berpendapat, "what's wrong with her?". 

Sepanjang perjalanan aku hanya menikmati perjalanan dengan berbincang-bincang bersama Zainul. Hingga tiba-tiba Zainul bertanya padaku, "Ndah, three or four?" tanyanya untuk memastikan berapa jumlah uang yang harus kita bayarkan hingga tiba di tujuan. Mendengar percakapan kami tersebut, kemudian wanita tersebut bertanya, "Hey, i can speak english too.." katanya dengan senyum yang sumringah. Untuk menghormati wanita tersebut, aku pun menanggapi perbincangan dengannya. Aku terkagum dengan betapa lancarnya bahasa inggris wanita tersebut, dan sungguh terima kasih kepada wanita tersebut yang menyadarkan kami bahwa ternyata kami telah salah ambil jalur angkot. Seharusnya kami menggunakan angkot Dago - Stasiun, tetapi kami justru naik angkot Dago - Kalapa, jreng jreeng jreeeng!!! T____T. Wanita tersebut pun berbaik hati menunjukkan kami angkot yang tepat untuk melanjutkan perjalanan ke Pasar Baru. Aku, di tahun terakhirku di Bandung, masih harus nyasar untuk ke sekian kalinya. Hahaha... :D

Sebelum perpisahan kami dengan wanita tersebut tak lupa kami ucapkan terima kasih untuk wanita tersebut. Kami berdua menyadari kesalahan kami dengan sedikit beranggapan negatif tentang wanita tersebut sebelumnya, yang justru wanita tersebutlah bantuan terbesar kami kemarin. Yups. don't judge a book by its cover. Itulah makna pengalaman sederhana kami kemarin. :)

Penampilan luar seseorang seringkali tidak mencerminkan baik dan buruknya hati seseorang. Banyak orang-orang berpenampilan cantik dan tampan di sekitar kita, tetapi tak banyak dari mereka yang membantu orang-orang disekitarnya. Banyak pula orang yang dianggap aneh dan ditak-acuhkan oleh orang-orang sekitarnya, tetapi selalu memberikan kebaikan ke orang-orang di sekitarnya. Bagaimana dengan kita? mau menjadi buku apakah kita untuk lingkungan kita? silahkan dipikirkan dan dijawab sendiri. :)

4 komentar:

  1. haha dasar suka nyasar... Kangen indah deh :) Beneran Bu bakal balik ke Solo habis sumpah apoteker? Dateng ya tapi wisudaku...hahaha compulsory ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ih ras, ini kapan ya bisa gak nyasar?! haha... sepertinya begitu ras.. :D insya Allah datang.. hehe

      Hapus
  2. ada yang ngambek ras karna yang inget ulang tahunnya cuma kamu >_< sepurane ndah. tapi memang itulah yang terjadi sebenarnya, memang aku lupa. dan memang kebenaran itu pahit ndah :P heheheh.
    hwaaaa tahun depan kita dimana dan lagi ngapain ya???

    BalasHapus