Jumat, 08 April 2011

Wanita X Parasit

Yeahhh.. hari ini kuliah tentang anti-parasit, setelah minggu sebelumnya kuliah tentang anti-cacing... hohoho.. :D
Semester 4 kemarin saya mengambil kuliah parasitologi-virologi yang kurikulumnya mengkaji dasar-dasar tentang parasit dan virus. Tetapi karena saya paling tak suka dengan hafalan total, ending-endingnya menguap deh itu kuliah dari otak (jangan ditiru ya teman2.. saya sudah taubat lho..) hehehe...
Untungnya di semester 6 ini ada kuliah farmakologi yang salah satu materinya tentang obat-obat anti-parasit dan anti-virus, dimana untuk memahami materi tersebut saya harus mempelajari kembali parasit dan virus, dan ternyata yang ada di otak saya tidak sepenuhnya menguap... :D

Ada dua parasit yang menarik perhatian saya, karena tentunya kedua parasit ini adalah parasit yang patut untuk diwaspadai oleh wanita, yaitu
1. Toxoplasma gondii
Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini sering dikenal dengan penyakit toksoplasmasis. Parasit ini merupakan parasit yang mempunyai hospes definitif berupa kucing, melalui kucing peliharaan kita toksoplasmasis ditularkan lewat feses kucing atau lewat interaksi langsung dengan kucing. Pada feses kucing terdapat telur parasit yang bersifat infektif bila tak sengaja termakan manusia, kemungkinan lain telur ini akan ke hospes lain seperti tikus dan mengalami perubahan dari telur menjadi takizoid yang juga dapat bermigrasi ke tubuh manusia. Interaksi langsung terjadi jika takizoid tadi ada pada kucing, kucing yang suka menggerakkan badannya atau menggosok-gosokkan telinganya mempunyai kemungkinan menyebarkan takizoid-takizoid tersebut.
Mengapa parasit ini berbahaya pada wanita? karena parasit ini mudah bermigrasi ke rahim sehingga membahayakan wanita terutama wanita yang sedang hamil, ada berbagai kemungkinan bisa terjadi pada janin karena adanya parasit ini seperti keguguran, cacat kelahiran, kelahiran dini, hydrochepalus, dan kelainan mental pada anak.
Lalu bagaimana mengobatinya???
untuk mengobati dapat digunakan obat sulfonamides dan pyrimethamine, tapi pasien harus hati-hati dengan efek samping dari penggunaan kedua obat ini, sehingga obat ini tidak dianjurkan diberikan pada saat ibu hamil. Parasit toxoplasma gondii membutuhkan vitamin B untuk hidup. Pirimetamin menghambat pemerolehan vitamin B oleh tokso. Sulfadiazin menghambat penggunaannya. Dosis normal obat ini adalah 50-75mg pirimetamin dan 2-4g sulfadiazin per hari. Kedua obat ini mengganggu ketersediaan vitamin B dan dapat mengakibatkan anemia. Orang dengan tokso biasanya memakai kalsium folinat (semacam vitamin B) untuk mencegah anemia. Kombinasi obat ini sangat efektif terhadap tokso. Lebih dari 80% orang menunjukkan kebaikan dalam 2-3 minggu.

2. Trichomonas vaginalis
Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini sering disebut sebagai penyakit keputihan atau Trikomoniasis. Parasit ini menginfeksi vagina wanita dan menyebabkan gejala-gejala seperti berikut kelahiran prematur , berat lahir rendah, dan peningkatan kematian serta predisposisi untuk HIV infeksi, AIDS , dan kanker leher rahim. Umumnya penderita trikomoniasis mempunyai keluhan seperti gatal-gatal atau rasa panas pada vagina, keputihan yang berbau tidak normal (busuk), rasa sakit sewaktu berhubungan seksual. Sementara pada laki-laki sebagian besar asimptomatik (tidak ada gejala). Mungkin ada keluhan nyeri pada saat kencing, nyeri pada uretra, testis atau nyeri perut bagian bawah. Obat yang dianjurkan untuk mengobati penyakit ini adalah metronidazole yang diberikan secara oral. Walau mayoritas menyerang wanita, tapi pada dasarnya penyakit ini ditularkan pertama oleh pria kepada pasangannya, sehingga pengobatannya adalah jika terjadi pada salah satu pasangan maka kedua-duanya harus diobati.

So, untuk pencegahannya dari gaya hidup saya sarankan untuk lebih terjaga (terutama wanita), mulai dari kalau bisa jauhlah dari kucing, menjaga kebersihan makanan, dan ketika di toilet saya sarankan untuk menggunakan toilet jongkok daripada toilet duduk untuk mencegah penyebaran trikomoniasis...
Hai para wanita, jaga diri Anda.. karena Anda adalah calon ibu anak-anak kebangsaan bangsa nanti.. amin.. ^_^

Selasa, 05 April 2011

Shock anafilaktik

Tahukah kamu, mengapa alergi tidak bisa dianggap sesuatu yang remeh? baik alergi secara alami maupun alergi karena efek samping. Hal itu karena sistem imunitas tubuh kita. Banyak orang berpendapat bahwa dengan adanya sistem imunitas tubuh yang baik, maka tubuhnya akan selalu dalam kondisi yang sehat. Tetapi tidak seperti itu juga, karena sistem imunitas juga kadang bisa menyebabkan kematian.
Baiklah, mari saya coba jelaskan secara sederhana. Pada dasarnya ketika tubuh diserang oleh zat asing, maka sel limfosit B akan mendeteksi dan membentuk antibodi untuk mengenali alergen (signal yang dikeluarkan oleh mikroba). Dalam antibodi terdapat IgE yang jika berpaparan dengan alergen akan mengaktivasi sel matosit. Sel matosit yang teraktivasi akan menyebabkan terjadinya degranulasi sel. Dalam proses degranulasi sel inilah terjadi pelepasan histamin. Histamin yang terlepas akan menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun secara perlahan-perlahan akibatnya terjadilah shock anafilaktik yang dapat berujung pada kematian.


Keseluruhan proses tersebut merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I (reaksi alergi sederhana yang mudah untuk diamati). Secara kasat mata ketika kita melakukan percobaan ini pada kelinci, maka akan kita lihat kelinci tersebut mengalami gatal-gatal, asma, mata dan telinga menjadi merah bahkan hingga terjadi kematian.

So, jangan menganggap remeh alergi ya.. ^^