Rabu, 10 Juli 2013

Pentingnya Sebuah "Hobbi"

"Hai, hal apa yang paling suka kamu lakukan saat senggang?"
"Hai, hal apa yang selalu membuatmu tertarik?"
"Hai, hal apa yang menurutmu paling kamu kuasai?"
"Hai, apa hobimu?"

Pertanyaan-pertanyaan apa sih yang sering kali kutanyakan pada orang-orang di sekitarku? jawabannya adalah berbagai daftar pertanyaan yang telah kutulis di atas, hehe. Hobbi, yups hobbi, mengapa aku tertarik dengan hobbi orang lain? tak lain hanya karena aku ingin lebih mengenal dan mengerti orang tersebut dengan lebih baik. Memangnya karakter seseorang bisa dilihat dari hobbi yang dimiliknya? bagiku karakter seseorang tercermin dengan baik melalui hal-hal yang sangat ia sukai dan hal-hal yang sangat  ia hindari. So, terkadang hanya cukup tahu hobbi seseorang kita bisa mendapatkan berbagai info menarik tentang orang tersebut. :)

Bagiku hobbi seperti sebuah dunia dimana aku bisa bergerak bebas menjadi diriku sendiri. Sebuah dunia yang selalu membuatku merasa spesial. Sebuah dunia yang tak memiliki rambu-rambu larangan untuk berhenti merangkai wahana-wahana menarik didalamnya. Hobbi adalah sebuah Wonderland yang kita kreasikan, kita rangkai, kita gerakkan dan kita banggakan di luar aktivitas-aktivitas wajib yang kita lakukan setiap hari. Aku rasa arti itu tak hanya berlaku untukku, tetapi mungkin juga orang lain sependapat dengan hal itu. Melalui sebuah hobbi, seseorang dapat menceritakan tentang dirinya dengan baik. Contohnya? misalnya buat teman-teman yang hobbi membaca dan menulis, sering kali orang-orang dengan hobbi tersebut adalah orang-orang yang pendiam, menyukai ketenangan akan tetapi kaya akan ide dan pemikiran-pemikiran kritis yang tak tersampaikan secara vokal. Misalnya pula teman-teman yang mempunyai hobbi memasak, pada umumnya orang-orang tersebut adalah orang-orang yang mandiri dan keibuan. Lalu satu lagi, misalnya orang tersebut mempunyai hobbi menggambar, biasanya orang-orang tersebut adalah orang-orang yang kaya akan imaginasi dan menyukai hal-hal dengan nilai estetika tertentu. Kini, coba teman-teman analisis sendiri apakah hobbi yang kalian gemari sejalan dengan kepribadian kalian? :D

Selain dunia untuk berkreasi, menurutku hobbi adalah salah satu kegiatan yang baik untuk mengendalikan psikologi seseorang. Kita dapat melepaskan, mengubah, meredakan, dan memperbaiki berbagai emosi baik amarah, kebahagiaan maupun kesedihan dengan menuangkannya ke dalam hobbi. Itulah mengapa menurutku hobbi adalah satu dari sekian klasifikasi sahabat yang baik dalam kehidupan kita.

So, teman-teman, apa hobbi kalian? seperti apa sahabat terbaik yang menemani waktu-waktu senggang kalian itu? seberapa penting hobbi untuk kalian?
let me know, that's way i can know you well.. :)

Selasa, 02 Juli 2013

Terima Kasih Om...

Ia adalah salah seorang yang sangat berarti untuk keluargaku. Namanya Om Ratno, tetapi di desaku ia sering kali dipanggil Om Ribut. Siapakah dia? dia adalah tetanggaku sekaligus orang yang sangat berarti di keluargaku. Ia bahkan lebih dekat dibandingkan saudara-saudara sedarah yang keluargaku miliki. 

Om Ratno adalah pegawai setia yang dimiliki ayahku. Ia sudah bekerja menemani ayahku bahkan sejak sebelum aku lahir. Om Ratno bagi ayahku sudah seperti anaknya sendiri. Om Ratno bekerja bersama ayahku sejak dia masih kecil. Om Ratno tidak mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan di bangku sekolah, tetapi ia ia diberkahi berbagai kemampuan yang ia asah selama perjalanan hidupnya. Saat kecil Om Ratno bekerja sebagai pekerja bangunan bersama ayahku. Om Ratno menemani ayahku merantau sebagai pekerja bangunan dari satu kota ke kota yang lain. Saat aku lahir ayahku mulai mengembangkan pekerjaan barunya, kali ini ia bukan lagi pekerja bangunan, tetapi mulai menjadi pemborong bangunan. Ayahku belajar tentang arsitektur selama ia bekerja sebagai pekerja bangunan sebelumnya. Aku kadang berpikir andaikan ayahku dulu bisa bersekolah mungkin dia sekarang adalah arsitek yang hebat. Saat ayahku jadi pemborong bangunan, Om Ratno tetap setia menjadi pekerja dalam proyek-proyek ayahku. Kesuksesan ayahku sebagai pemborong bangunan hanya berlangsung hingga usiaku 7 tahun. Pekerjaan ayahku sebagai pemborong bangunan mulai tersisih dengan semakin banyaknya orang memilih arsitek dibandingkan seorang pemborong bangunan. Sejak saat itu selama 6 tahun ayahku bekerja serabutan, tetapi Om Ratno masih setia membantu keluargaku. Saat ayahku tidak mendapatkan pekerjaan sama sekali, Om Ratno sering kali mengajak ayahku bekerja di beberapa proyek bangunan yang sedang ia kerjakan. Walau ayahku bukan lagi pimpinannya saat itu, walau ayahku tidak punya sumber penghasilan tetap saat itu, tetapi Om Ratno masih menghormati ayahku layaknya saat ia masih menjadi pimpinannya. 

Hingga akhirnya ayahku mulai mencoba usaha kusen kayu (usaha pembuatan mebel-mebel rumah dari kayu) saat aku duduk di bangku SMP. Orang pertama yang diajak ayahku untuk membantu usahanya adalah Om Ratno. Berdua bersama Om Ratno, ayahku merintis usaha selama 10 tahun. Selama 10 tahun usaha ayahku kadang lancar kadang tidak, kadang seminggu sekali dapat pesanan kadang 3-4 bulan bisa juga tidak mendapatkan pesanan sama sekali. Tetapi dalam suka duka ayahku berusaha, ia mempunyai partner kerja setia yang tetap menghormatinya dan menjaga kehormatan ayahku. Saat aku SMA ayahku menjodohkan Om Ratno dengan Mbak Pur (adik kenalan ayahku). Ayahku sangat menyayangi Om Ratno hingga ia sendiri lah yang menjodohkan, melamarkan hingga menikahkan Om Ratno. Om Ratno dan Mbak Pur menjadi suami istri yang sangaaaaaaaaaaaat berbahagia hingga mereka dikarunia seorang putri bernama Novi yang juga menjadi teman bermain adik kecilku Yaya saat ini. Om Ratno dan keluarganya sudah menjadi bagian keluargaku, hubungan tolong menolong dan hubungan hormat menghormati yang aku sendiri heran mengapa bisa terjaga sekuat ini bahkan tidak hanya berbulan-bulan tetapi sudah berpuluh-puluh tahun. Aku sangat sadar mungkin tanpa bantuan Om Ratno di keluarga kami, kami tidak akan mencapai tahap kebahagiaan seperti ini. Ia hadir tak hanya dalam suka, tapi ia juga hadir dalam setiap kedukaan keluargaku. 

Aku tidak tahu harus berkata atau berbuat apa untuk membalas kebaikan Om Ratno dalam keluarga kami. Aku hanya bisa mengucapkan, "terima kasih Om.. terima kasih.. terima kasih sudah menjadi bagian keluarga kami..." :')