Kamis, 25 Desember 2014

Home Alone

Fyuhhh sudah berapa lama ya saya gak nulis di blog saya? Hello Indaaaah.. baru juga bulan november kemaren pasang tulisan gitu loh?! Opss sorry... saya kira sudah lama... hahaha #Monolog gak penting.
Sejujurnya saya gak tau harus nulis apa kali ini, hanya saja saya sedikit merasa kesepian karena gak tau lagi harus ngapain hari ini. Jadilah saya nulis gak jelas di blog saya (nyampah banget gw!). Weeehhh??? kenapa kok bisa gak tau harus ngapain Ndah??? (Parah monolog saya mulai gak ketolongan ini?!) -______-"
Sejak hari selasa 23 desember kemarin sampai besok tanggal 5 januari tempat saya kerja (baca: ASRI) sedang libur panjang untuk hari natal dan tahun baru. Dan karena sedikit permasalahan finansial saya bulan-bulan ini berakhirlah saya tidak bisa pulang kampung karena mahalnya tiket pesawat (iiihhhhhh kenapa sih gak ada pesawat harga kereta ekonomi?!! lempar bantal ke muka sendiri!). Akhirnya inilah kondisi saya saat ini, tinggal sendirian di Girl's House yang biasanya ramai karena ada 7 cewek cantik yang tinggal bersama. Kata teman saya, kondisi yang terjadi pada saya saat ini sering disebut orang amerika dengan istilah 'self-vacation' yang artinya menghabiskan waktu berlibur stay di rumah. Yah apapun julukannya sebenarnya gak penting, karena pada intinya saya harus mencari solusi apa yang harus saya lakukan saat tinggal sendirian di rumah (mata menyala penuh semangat, hohoho). 
Hari pertama rabu kemarin saya habiskan dengan bersih-bersih rumah mulai dari buang sampah, ngepel, cuci baju, dan sebagainya. Hari ini tidak ada pekerjaan besar di rumah, jadi saya hanya melakukan hal rutin dari masak, olahraga pilates, mandi, makan, setrika baju, nonton film dengan kucing saya, baca buku, dan selesai. Yahhhh sepertinya hanya hal itu yang bisa saya lakukan sendirian untuk 10 hari yang tersisa sekarang. #krik krik krik

Oke, sekian dulu tulisan saya! saya mau kasih makan kucing saya dulu yaa! fufufufu~ semangat Indah!!! :) 
#yang baca tulisan saya yang gak penting ini please jangan kecewa ya! hahaha

Jumat, 21 November 2014

Five Days, Four Nights

Tepat saat pemerintah memberitakan kenaikan harga BBM, saya bersama teman-teman ASRI sedang melakukan penyuluhan kesehatan dan lingkungan di 6 dusun sekitar Taman Nasional Gunung Palung selama lima hari empat malam. Lima dari 6 dusun tersebut belum terakses sinyal telekomunikasi, empat dari 6 dusun tersebut belum mempunyai sumber air bersih dan toilet memadai, dan satu dari 6 dusun tersebut belum mendapatkan fasilitas listrik sama sekali.

Perbatasan TNGP di dusun Matan Jaya
Banyak cerita menarik yang saya alami selama mengunjungi dusun-dusun tersebut. Tetapi salah satu hal yang menjadi perhatian saya adalah saat menghabiskan waktu di dusun Matan Jaya, salah satu dusun di sekitar Taman Nasional Gunung Palung yang tidak memiliki akses telekomunikasi, air bersih, dan listrik sama sekali. Untuk mendapatkan sinyal telepon mereka harus pergi ke desa lain yang sudah memiliki akses telekomunikasi. Sementara untuk sumber air rumah tangga mereka masih tetap menggunakan keruhnya air sungai di daerah mereka yang dialirkan melalui pipa. Kalian tidak akan menemukan toilet keramik di sini, karena toilet yang mereka gunakan merupakan toilet sederhana dengan lubang pipa besar. Lalu bagaimana dengan listrik? tadinya saya pikir saya tidak akan menemukan hal seperti ini lagi di Indonesia, tetapi ternyata masih ada suatu dusun yang menggunakan lampu minyak sebagai sumber penerangan utama di rumah mereka. Minyak yang mereka gunakan bukanlah minyak tanah yang saat ini sudah langka, tetapi dengan solar yang mempunyai harga lebih terjangkau daripada bensin. Harga solar di dusun tersebut kurang lebih Rp 10.000,-/liternya, sementara harga bensin adalah Rp 12.000,-/liternya. Entahlah berapa harganya sekarang saat pemerintah sudah menaikkan harga BBM di masyarakat. Belum lagi dusun Matan ini termasuk dusun yang sangat jauh dari perkotaan, bisa diperkirakan berapa banyak bensin yang mereka butuhkan untuk transportasi mereka sehari-harinya?. Yah, saya tahu, bahan bakar minyak menjadi salah satu pengeluaran terbesar mereka setiap bulannya.

Diakui atau tidak, berbagai macam pikiran pun muncul dalam renungan saya selama menghabiskan waktu bersama warga dusun-dusun tersebut. Apapun hasil renungan tersebut biarlah menjadi cerita saya sendiri untuk saat ini. Namun begitu saya mengetahui kabar tentang kenaikan harga BBM dan berbagai landasan ditetapkannya kebijakan tersebut, muncul secuil harapan yang ingin saya sampaikan kepada pemerintah negeri ini. "Wahai para pemimpin bangsa, pastikan setiap kebijakan yang diterapkan di negeri ini tidak hanya dihasilkan dari kebijakan pemikiran, akan tetapi dilakukan dengan kebijakan tindakan. Saat engkau menambahkan satu beban kehidupan pada rakyatmu, maka hendaklah engkau meringankan satu beban dalam kehidupan mereka."

Terima Kasih.

Minggu, 26 Oktober 2014

Sebelum dan Saat Kau Tak Ada

Sedang apa teman-teman di hari minggu ini? Heuhmm, tak ada yang terlalu spesial untuk saya hari ini. Yups, seperti yang dilakukan wanita single pada umumnya, hahaha, hari ini hanya saya nikmati dengan seharian istirahat di rumah sambil menikmati lagu-lagu album terbarunya The Script - No Sound Without Silence karena badan saya pegal serta memar setelah perjalanan kemarin sabtu. Ops?! abis jalan-jalan kemana Ndah? Hehehe mari sekilas info dulu ya teman-teman. Setelah lima bulan lebih tinggal di Sukadana akhirnya kemarin saya mendapatkan kesempatan beserta teman-teman ASRI mengunjungi indahnya pantai di Pulau Juanta. Pulau yang tak jauh dari daerah kami tinggal di Sukadana. Hanya cukup dengan mengendarai klothok (sejenis kapal kayu besar) selama satu jam dari tepi pantai Pulau Datuk kita sudah bisa menikmati indahnya panorama satwa laut di hijau dan jernihnya pantai Pulau Juanta. Lengkap cerita serunya jalan-jalan kemarin mungkin saya share next time saja, hehehe. :p

Yang ingin sekali saya bagi hari ini bukanlah tentang bagaimana hasil latihan renang saya di Pulau Juanta, melainkan menariknya obrolan saya dengan Kak Lia saat berada di klothok kemarin. Sambil menikmati sarapan sepiring berdua bakmi medan yang dibawa Kak Lia saat perjalanan, obrolan yang kami bicarakan pun bermacam-macam dari A sampai Z. Tetapi ada satu obrolan menarik yang mungkin ingin sekali saya share ke teman-teman dan semoga senantiasa menjadi pengingat bagi diri saya sendiri juga. Kak Lia bertanya pada saya, "Ndah, coba jawab satu pertanyaan dari kakak ya.. tapi jawabannya gak usah diucapkan keras-keras, cukup tulis dalam pikiranmu saja." Saya pun langsung bersemangat, "Yes kak! apa pertanyaannya?". "Jika ada suatu kondisi dimana Indah harus meninggalkan pekerjaan misal karena dinas ke luar atau karena tidak bekerja lagi di tempat Indah kerja, apakah Indah yakin pasti ada orang yang bisa menggantikan Indah saat tak ada?", tanya Kak Lia. Pertanyaan yang cukup membuat saya berpikir lama untuk memberikan jawaban yang tepat dalam pikiran saya. Setelah saya mendapatkan jawaban saya, saya bilang, "Sudah kak.". "Oke, sip.. kakak gak perlu tahu jawaban Indah, tapi untuk pertanyaan ini kita tahu pasti jawabannya ada dua kemungkinan. Pertama, jawabannya adalah 'tidak ada yang bisa menggantikan saya, karena peranan saya terlalu besar di pekerjaan saya, tidak ada yang bisa saya percaya menjalankan pekerjaan yang saya lakukan'. Lalu jawaban yang kedua adalah, 'saya punya rekan yang bisa saya percaya, yang bisa menghandel pekerjaan di tempat saya bekerja saat saya tak ada'. Sekarang menurut Indah di antara kedua jawaban tersebut mana yang paling baik?". Sebelum saya sempat menjawab pertanyaan tersebut, Kak Lia langsung lanjut menjelaskan. "Jawaban yang kedua adalah yang terbaik Ndah.. mengapa? seseorang dikatakan berhasil menjalankan pekerjaannya dengan baik ditunjukkan dengan seberapa besar ilmu dan manfaat yang sudah ia bagi kepada rekan-rekan kerjanya. Saat ia tidak ada disamping teman-temannya, pekerjaan yang ia tinggalkan tidak ada yang terlantar sehingga reward yang diterima di sini tidak hanya personal dimiliki satu orang saja, tetapi juga bisa dinikmati oleh team yang bekerja bersamanya. Karena pada akhirnya kita semua nanti memang akan pergi Ndah, tapi ada tanggung jawab yang akan kita tinggalkan dan diserahkan pada orang lain. Kamu gak ingin kan tanggung jawab tersebut akan berantakan saat  kau tak ada? itulah pentingnya mengapa kita harus berbagi ilmu dengan rekan-rekan kita Ndah.." Sebenarnya masih cukup panjang obrolan antara saya dan Kak Lia tentang hal ini, tetapi mungkin bisa sedikit saya sampaikan apa yang bisa saya simpulkan dari obrolan tersebut. Setelah obrolan tersebut, saya janjikan pada diri saya bahwa "Mungkin saya tidak bisa selamanya membantu dan bekerja di tempat ini. Suatu saat mungkin saya tidak ada atau pergi meninggalkan tempat ini. Tetapi sebelum waktu itu tiba saya akan senantiasa memberikan yang terbaik bersama rekan-rekan saya, saya tak ingin meninggalkan Pe-Er berat bagi orang-orang yang saya tinggalkan, saya tak mau pelit berbagi ilmu kepada rekan-rekan saya, dan saya ingin membangun sistem kerja yang rapi sehingga tidak hanya saya yang bisa mengerti dan melakukan apa yang saya kerjakan, tetapi orang lain pun bisa melakukannya saat saya tak ada. Bismillah, semangaaat Ndah!!" :)

Teman-teman juga semangaaat ya!! di mana pun tempat kalian bekerja janganlah lelah untuk senantiasa menimbun dan menebar ilmu. :)

Terima kasih Kak Lia.. (^o^)

Senin, 13 Oktober 2014

Welcome 24!!

Aku tak pernah berpikir istimewa untuk ulang tahunku tahun ini jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Entahlah, mungkin karena usia yang tidak lah lagi muda, mungkin karena mulai sadar semakin sedikitnya waktu yang tersisa untuk mencapai semua angan yang dicita-citakan, dan mungkin karena sedang jauh dari keluarga dan sahabat-sahabat tercinta. So, aku pun memulai pagi 11 Oktober dengan perasaan 'today is just like another day..'. Bahkan aku pun menyiapkan puding ulang tahunku sendiri, hahahaha. Tetapi ternyata di hari yang sempat kuanggap biasa kemarin, aku mendapatkan kejutan-kejutan spesial dari orang-orang baru dalam hidup saya. Orang-orang yang tak hanya rekan kerja tetapi mendekat menjadi satu keluarga baru yang membuat hari ulang tahun saya yang ke-24 dihiasi dengan kebahagiaan. Hari kemarin, saya merasakan kembali besarnya cinta dan perhatian orang-orang di sekitar saya. 

Terima kasih ibunda, ayah, dan adik-adik tersayang untuk telpon cintanya sehingga aku bisa memulai pagi hariku dengan senyum cerah. Terima kasih untuk sahabat-sahabat tersayang, teman-teman, dan rekan-rekan yang tak lupa mengucapkan dan mendoakan. Terima kasih untuk telur, tepung, bubuk kopi, dan air es nya dari keluarga ASRI dan ASRI Kids. Hahaha.

Hari kemarin bukanlah hari untuk mengulang hari lahir saya, tetapi adalah hari untuk mengulang dan mengingatkan kembali betapa banyaknya cinta yang hadir melalui orang-orang yang saya sayangi. (T____T) #nangisbawangbombay

Welcome 24!! semoga tahun ini bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan semakin banyak pengalaman hidup yang bisa dibagi... amiin... :)

Malam bersama ASRI Kids
Sore bersama keluarga ASRI

Minggu, 28 September 2014

Aku dan Lagu Indonesia Raya

Oke, apa sih yang sedang HOT diomongin orang-orang saat ini? RUU Pilkada? atau perdebatan tentang 6x4 dan 4x6? Cukup! apapun hal seru itu saya sedang tidak ingin membahasnya di sini. :D Lebih baik saya ceritakan sesuatu yang ringan untuk para pembaca blog saya di hari minggu. Hehehe (sok banget kayak blognya bakal dibaca aja?!)

Pada saat kegiatan pertemuan evaluasi akhir kontrak Program Sahabat Hutan ASRI yang dilaksanakan di hari kamis kemarin, 25 September 2014, saya tidak hanya datang sebagai notulis acara tetapi juga diberi kesempatan untuk menjadi dirigen pada sesi menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sering kah kalian melihat banyak orang berleha-leha saat menyanyikan lagu Indonesia Raya di suatu upacara? Gak serius sama sekali bahkan malah menguap berulang kali? Wahhh kalau saja kalian ikut datang di acara kami kemarin kalian pasti akan terpukau dengan betapa serius dan semangatnya para Sahabat Hutan dan seluruh staf ASRI dalam menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tatapan yang tajam, posisi berdiri yang tegap, dan fokus yang tergambarkan dalam diam. Oh tidaaaak!! saya pun nervous abis sebelum memulai mengangkat tangan untuk memandu mereka bernyanyi. "Oke bismillah, you can do it Ndah!!" adalah kalimat yang saya ucapkan keras-keras dalam hati. Duh tiba-tiba tersadar, kapan yak terakhir kali saya memimpin lagu Indonesia Raya?? sepertinya saat saya SMP, hahaha, yang berarti sudah 9 atau 10 tahun yang lalu cuy! OMG! haha #TepokJidat. Hal yang paling saya takutkan adalah bagaimana memulai ketukan 4/4 yang tepat? fyuhhh~~ dan yang bisa saya lakukan hanyalah belajar dadakan 5 menit sebelum memulai nyanyian.. (-__-").

Oke mari kita mulai bernyanyi!! And hey look! alhamdulillah ternyata hal yang saya takutkan tersebut tidak terjadi. YES!! start ketukan 4/4 berjalan dengan lancar.. hihihi (^_^). Setelah merasa berada di zona aman, saya pun mulai menikmati gerakan tangan dan nyanyian yang sedang disandungkan. Lalu tibalah kami pada bagian lirik "Hiduplah tanahku, Hiduplah negriku, Bangsaku Rakyatku semuanya..." dan jreng jreng jreng seolah kepala saya diketok batok kelapa, "setelah ini bagian lirik akhirnya harus diulang berapa kali yak??" God, saya LUPA!! (>O<) Huks! patah hati rasanya, ambruk, hancur perasaan saya karena merasa gagal menjadi warga Indonesia (T___T) #LebayKlimaks. Haduh Ndah,.. 23 tahun menjadi warga Indonesia kenapa bisa lupa lirik sih?? #JLEB!. Akhirnya saya tetap mencoba menjaga fokus dan kepedean penampilan saya sebagai dirigen. Harga diri harga mati cuy!!. Akhirnya tibalah kami di bagian lirik akhir "Indonesia Raya Merdeka Merdeka, Tanahku negriku yang kucinta..". Dan dengan kepedean serta harga diri tinggi, "sepertinya lagunya berhenti di bagian ini..", saya pun langsung menghentikan gerakan tangan saya saat tiba di akhir lirik "Hiduplah Indonesia Raya..." yang seharusnya masih harus diulang satu kali lagi. Saya menutup gerakan tangan saya dengan pose yang anggun, tetapi sayangnya pose anggun ini berubah menjadi canggung karena ternyata masih ada pengulangan lirik dan semua orang masih fokus menyanyi. Sungguh rasa malu yang tidak tertahankan, rasanya pengen terjun dari gunung Himalaya!! (jauh amat Ndah?!). Semua orang yang memperhatikan pun tetap melanjutkan nyanyian dengan menahan tawa. Yaa Tuhaaan, apa yang harus saya lakukan selanjutnya??? akhirnya saya kembali mengangkat tangan dan melanjutkan memberi arahan lagu Indonesia Raya hingga akhir. Saat lagu selesai hanya ada dua  hal yang terjadi, pertama, jebolnya tawa semua orang yang tertahan saat menyanyi dan yang kedua adalah saya yang langsung lari ke pojokan menyembunyikan rasa malu. #RedFace

Pelajaran yang saya ambil kali ini adalah: "Ingat Ndah, lirik akhir lagu Indonesia Raya harus diulang dua kali!" Hahaha

Jumat, 05 September 2014

Ku Tak Mau Seperti Ilalang

Pernahkah kalian berpikir bahwa alang-alang itu indah? bahwa alang-alang itu romantis? Oh yeah, aku pun pernah berpikir seperti itu. Maklum lah dulu aku masih anak muda yang terjebak pada romantika fiktif sebuah drama. Walau bukan berarti sekarang aku tak muda lagi dan tak yakin juga apakah sekarang aku sudah sedikit waras untuk melihat realita, hahaha. Tapi kemarin ada sebuah fakta menarik yang membuatku menyimpulkan hal lain tentang alang-alang.

Saat itu aku bersama team ASRI sedang dalam perjalanan pulang setelah setengah hari melakukan evaluasi program di desa Riam Berasap. Dalam perjalanan itu aku terhanyut sejenak dalam lamunanku di luar jendela mobil. Indahnya barisan tanaman alang-alang sepanjang jalan menjadi pemandangan yang cukup menarik perhatianku saat itu. Tiba-tiba aku pun teringat pada banyaknya alang-alang yang tumbuh di hutan bekas penebangan liar. Spontan aku pun langsung tanya pada salah satu temanku, "Erica, mengapa hutan yang ditebang selalu hanya ditumbuhi oleh alang-alang? mengapa pohon hutan tak bisa tumbuh di sana?". Setelah mendengar pertanyaanku tersebut Erica pun langsung menjawabnya, "Tanah hutan pada dasarnya merupakan tanah yang baik, tetapi ketika 
tanah tersebut mengalami perubahan ekosistem karena penebangan liar akhirnya kualitas tanah pun perlahan-lahan mulai memburuk. Akibat dari penurunan kualitas tanah ini lah yang menyebabkan hanya tanaman alang-alang yang bisa tumbuh di atasnya. Karena salah satu kehebatan tanaman alang-alang adalah tumbuh di berbagai jenis tanah dengan baik. Tetapi tanaman alang-alang bukanlah tanaman yang baik saat ia sudah tumbuh. Akar alang-alang merupakan salah satu faktor yang mampu mengganggu pertumbuhan akar tanaman hutan lainnya sehingga membuat tanaman hutan sulit tumbuh. Keberadaan akar alang-alang ini pula yang justru membuat kualitas tanah hutan semakin lebih memburuk sehingga mempersulit reboisasi hutan. Apalagi alang-alang termasuk jenis tanaman yang panas, yang artinya jenis tanaman yang mudah mengering di musim kemarau sehingga sering kali menyebabkan terjadinya kebakaran hutan."
"Oh begitu..." itulah jawaban singkatku untuk jawaban panjang Erica. Setelah mendengar jawaban itu aku pun kembali tenggelam dalam pemikiranku sendiri. "Jika aku sebuah tanaman mungkin aku tak ingin menjadi alang-alang. Sebuah tanaman yang bebas tumbuh dimana saja tetapi tidak memberikan manfaat untuk sekitarnya." Mungkin kesimpulan ini terdengar cukup polos dan tergesa-gesa, hanya saja boleh kan aku memberikan kesimpulan pada setiap wawasan baru yang kuterima? hehehe. Kesimpulan lain yang kuterima hari itu adalah bahwa Allah memberikanku kesempatan untuk belajar arti kehidupan tak hanya dari segala problematika manusia, tetapi bahkan dari tanaman yang mungkin tak berharga seperti alang-alang pun aku diingatkan kembali untuk senantiasa terus memberikan yang terbaik pada siapapun dan apapun yang ada di sekitarku.

Hidup adalah proses pembelajaran. :)

Kamis, 03 Juli 2014

Demi Yang Tercinta

Hai kawanku, apakah di sekitar rumah kalian ada lembaga pelayanan kesehatan seperti puskesmas, apotek, klinik, atau mungkin rumah sakit? Berapa menit kah atau mungkin berapa jam waktu yang kalian butuhkan dari rumah untuk ke sana saat berobat? Saya yakin buat kalian yang tinggal di daerah perkotaan tentunya sangatlah mudah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan kapan pun kalian membutuhkan karena banyak lembaga pelayanan kesehatan bertaburan di sana, banyak praktisi kesehatan (dokter, bidan) yang bahkan adalah tetangga kalian sendiri, dan banyak apotek dimana kalian bisa memperoleh obat bebas dengan mudah. Tapi kawanku, kali ini aku ingin berbagi sedikit cerita tentang mereka masyarakat Taman Nasional Gunung Palung yang tidak mendapatkan keberuntungan seperti yang kalian nikmati di kota sana.

Tidak hanya satu atau dua kali pasien dari daerah sekitar Taman Nasional Gunung Palung datang ke klinik kami dengan cerita yang sama. Cerita apa? yaitu cerita tentang bagaimana dan berapa lama jarak serta waktu yang harus mereka tempuh untuk bisa memperoleh pengobatan di klinik kami. Bukan setengah atau satu jam perjalanan yang harus mereka tempuh dari rumah ke klinik kami, tetapi lima hingga delapan jam perjalanan. Bahkan ada yang harus berangkat di hari sebelumnya dan baru bisa berobat di hari berikutnya. Cerita pun tak berhenti hanya di situ saja. Lamanya waktu dan jarak tidak hanya satu-satunya kendala yang harus mereka hadapi. Kondisi permukaan jalan yang tak rata, berbukit, becek, dan berbatu sering kali menjadi kendala apalagi saat hujan. Mau tidak mau, suka tidak suka, walau harus menempuh perjalanan yang lama dan rute yang berbahaya, mereka tetap harus menempuhnya agar keluarga tersayang mereka segera sembuh dan bisa kembali menikmati waktu bersama keluarga.

Beberapa waktu yang lalu jumlah pasien rawat inap di klinik kami tiba-tiba meningkat di luar hari biasanya. Kebutuhan akan cairan infus terutama metronidazole pun ikut meningkat. Saat itu hanya tersisa beberapa botol infus metronidazole di klinik kami. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kami pun segera menghubungi beberapa distributor obat tetap kami apakah persediaan obat tersebut masih ada. Sayang, ternyata distributor tetap kami pun juga kehabisan obat tersebut. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari di beberapa apotek di Ketapang. Ada beberapa apotek yang punya, tetapi kami kembali dihadapkan pada suatu masalah, yaitu untuk membeli obat di apotek tersebut kami harus datang sendiri ke Ketapang. Perjalanan dari klinik kami ke Ketapang membutuhkan waktu sekitar 2 jam lebih. Saat itu tiga mobil utama di klinik kami sedang tidak ada di tempat karena digunakan untuk kegiatan lain sehingga kami bingung bagaimana cara membeli obat tersebut. Akhirnya kami pun membicarakan kondisi tersebut kepada keluarga pasien untuk sama-sama mencari jalan keluar. Dari pihak keluarga pasien akhirnya memutuskan mereka lah yang akan pergi ke Ketapang untuk membeli infus metronidazole tersebut. Perjalanan pulang-pergi dari klinik ke Ketapang lalu kembali lagi ke klinik membutuhkan waktu kurang lebih 5-6 jam. Dengan mengabaikan rasa khawatir, jauhnya perjalanan,dan hujan deras yang menerpa mereka melakukan segala hal yang bisa diberikan untuk menyelamatkan anggota keluarganya. Semuanya hanya demi mereka yang tersayang.

Cerita-cerita ini hanyalah satu dari sekian banyak cerita perjuangan betapa hebatnya perjuangan yang sering dilakukan oleh orang-orang di sekitar kita untuk mereka yang dicintainya. Satu hal yang sangat saya sadari adalah, cara terbaik mengekspresikan cinta adalah tidak dengan harta kekayaan tetapi dengan ketulusan hati untuk menjaga mereka yang tercinta selalu berada dalam hati kita, dekat kita, dan memberikan mereka sebuah kebahagiaan karena menjadi bagian dalam hidup kita.

Ramadhan tahun ini adalah ramadhan ke-enam kembali saya tidak menikmati waktu bersama keluarga besar saya. Semoga semua orang yang saya cintai senantiasa didekatkan pada kebaikan dan mendapatkan kasih sayang dari orang-orang sekitarnya, karena yang bisa saya lakukan untuk orang-orang yang saya cintai jauh di sana adalah tak henti-hentinya mendoakan dan mencintai mereka. I miss you Mom..


Minggu, 29 Juni 2014

I'm Clinical and Community Pharmacist


Seperti halnya ketakutan setiap mahasiswa apoteker yang baru saja lulus, hal itu pula yang saya rasakan saat saya mulai meninggalkan gerbang Ganesha. Berbagai tuntutan dan tantangan sebagai lulusan baru pun mulai menghampiri. Apalagi untuk mahasiswa yang tergolong standar-standar saja seperti saya saat kuliah. Banyak keraguan yang muncaul saat masuk dunia kerja ini. Apakah saya akan menemukan tempat yang tepat sesuai keinginan dan keahlian saya? Dan jawaban untuk pertanyaan itu tidak datang langsung seketika kepada saya. Allah memberi saya waktu enam bulan untuk menikmati dan mencari pengalaman di berbagai tempat sebelum menemukan saya dengan jodoh pekerjaan saya. Baik rumah sakit maupun apotek sudah saya coba selama enam bulan tersebut. Walau banyak pengalaman dan manfaat yang saya terima selama bekerja di tempat-tempat tersebut, entah mengapa saya masih merasa kurang bahagia. Ada sesuatu yang mengganjal dalam diri saya, ada sebuah kepuasan yang tak terpenuhi. Bukanlah kepuasan materil yang tidak saya dapatkan, tetapi kepuasan batin terkait dengan idealisme diri yang saya terapkan. Selama lima tahun kuliah di program studi farmasi jurusan farmasi klinik dan komunitas, baik di bangku kuliah maupun organisasi-organisasi yang saya ikuti telah menyuntikkan dalam pikiran dan karakter saya tentang bagaimana peranan yang tepat seorang farmasis (apoteker) klinik dan komunitas di masyarakat. Kesalahan saya di sini adalah saya menerapkan standar yang terlalu ideal dalam tujuan hidup saya sebagai seorang farmasis klinik. Enam bulan pengalaman kerja yang telah saya cicipi justru membuat saya pesimis dan menyimpulkan bahwa saya tak akan menemukan pekerjaan sesuai idealisme itu di Indonesia. Tapi kembali untuk kesekian kalinya, ternyata Allah menunjukkan saya bahwa tidak ada yang tak mungkin selama saya mempunyai niat yang kuat. Allah kenalkan saya pada Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI) yang saat itu sedang membutuhkan tenaga apoteker di klinik ASRI. Saya pernah mendengar dan mengenal tentang ASRI sebelumnya saat kuliah, dan saya langsung jatuh cinta pada organisasi ini saat saya mengetahuinya dahulu. Maka tanpa pikir panjang saya pun langsung menerima tawaran itu segera saat kesempatan itu datang.

Hari ini tepat sudah dua bulan saya membantu di klinik ASRI sebagai seorang apoteker. Lalu apa bedanya apoteker di klinik ASRI dengan apoteker di tempat lain? sebenarnya saya masih terlalu dini di dunia kerja, tetapi jika dibandingkan dengan beberapa tempat saya bekerja sebelumnya, baik saat magang kuliah maupun setelah lulus kuliah, saya rasa di sini lah farmasi klinik dan komunitas benar-benar terimplementasikan dengan baik. Dan satu hal penting yang saya dapatkan di sini, yaitu akhirnya saya menemukan sebuah kebahagiaan yang sudah saya cari sebelum-sebelumnya. Penasaran seperti apa kebahagiaan yang saya temukan di sini? baca tulisan saya selanjutnya di bawah, hehe.

Seperti halnya apotek klinik pada umumnya, tentunya tidak terlalu berbeda mengenai tugas dasar seorang farmasis saat mengelola suatu apotek klinik. Farmasis bertugas dalam mengelola inventarisasi apotek mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pengelolaan, pendistribusian dan penyerahan obat hingga pemusnahan obat. Penyiapan obat yang tepat dari saat resep diterima hingga obat diberikan pada pasien pun juga sudah merupakan rangkaian wajib tugas seorang apoteker di apotek klinik. Tetapi saat berbicara tentang farmasi klinik, maka tentunya tak hanya hal inventarisasi yang dilaksanakan di dalamnya, melainkan juga tentang peranan apoteker dalam pemilihan obat. Klinik ASRI yang terbentuk dalam budaya kerja kekeluargaan yang kuat sangat menjunjung tinggi kerja sama yang baik antara seluruh praktisi kesehatan dalam memberikan pelayanan pengobatan kepada pasien. Dalam setiap pemilihan pengobatan yang tepat, diskusi antara dokter, perawat, dan farmasis sudah menjadi budaya kombinasi yang selalu dijalankan di klinik ASRI. Inilah satu dari sekian kebahagiaan yang saya peroleh, sebuah kebahagiaan tentang bagaimana setiap ilmu yang saya miliki benar-benar dihargai dan dibutuhkan di sini, sebuah kebahagiaan di mana pendapat apoteker (farmasis) juga dilibatkan dalam pengambilan keputusan pemilihan obat.

Salah satu hal yang tidak dapat saya lakukan di tempat-tempat kerja sebelumnya adalah memaksimalkan kegiatan konseling obat kepada pasien. Tetapi tidak di sini. Di klinik ASRI penjelasan detail obat kepada pasien juga merupakan tanggung jawab utama apoteker saat penyerahan obat. Di sini saya diperbolehkan berinteraksi langsung dengan pasien dan menjelaskan sebanyak-banyak hal yang dibutuhkan pasien terkait pengobatan yang diterimanya. Inilah keistimewaan di klinik ASRI, dimana mungkin beberapa tempat pelayanan kesehatan di luar sana masih sering kali terjadi perebutan dan debat tentang porsi atau peranan dokter dan farmasis, tetapi di klinik ASRI justru konten tanggung jawab masing-masing praktisi kesehatan sangatlah jelas dan sinergis. Kedekatan dan kerja sama antara berbagai praktisi kesehatan terjalin baik secara personal dan profesional. Bagaimana hal ini bisa terjalin dengan baik di ASRI? satu yang sadari adalah karena semua orang di sini datang dengan tujuan yang sama dan diperlakukan sama satu sama lainnya.

Kegiatan menarik lainnya yang dilakukan di klinik ASRI adalah kegiatan medical teaching harian yang diberikan baik dari volunteer doctor yang sangat berpengalaman dari luar maupun dari dokter klinik ASRI sendiri untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada praktisi kesehatan lainnya. Saat berbicara tentang ilmu, maka ilmu tersebut tidaklah hanya berhak diperoleh oleh sebagian atau sekelompok orang saja, melainkan untuk siapapun yang membutuhkannya. Saya pun mempunyai kesempatan belajar lebih tentang penyakit, diagnosis, dan management pengobatan dari para dokter di klinik ASRI melalui kegiatan medical teaching ini. Yaa Rabb, tempat ini sungguh sempurna untuk saya.

Yang terakhir saat kita berbicara tentang farmasi komunitas maka tentunya hal itu terkait dengan kehidupan sosial seorang farmasis di lingkungan ia berada dan seberapa besar manfaat yang bisa ia berikan pada komunitas masyarakatnya. Ada dua kegiatan menarik di ASRI yang sangat mendukung kegiatan komunitas saya sebagai seorang farmasis. Salah satunya adalah kegiatan klinik keliling ASRI ke daerah-daerah pedalaman yang sulit dijangkau transportasi. Kegiatan ini dilakukan selama satu atau dua kali dalam sebulan, tergantung daerah yang membutuhkan. Kegiatan klinik keliling ASRI dilakukan selama dua hari di daerah yang bersangkutan. Pada kegiatan klinik keliling ini selalu diberangkatkan sebuah team yang terdiri dari seorang dokter, seorang perawat, dan seorang farmasis. Kesinergisan seluruh praktisi kesehatan dalam memberikan pelayanan klinik keliling ASRI tidaklah berbeda dengan apa yang seperti biasanya dilakukan di klinik ASRI harian. Selain kegiatan klinik keliling, implementasi farmasi komunitas yang saya jalankan di sini adalah melalui penyuluhan kesehatan ke daerah-daerah sekitar taman nasional yang dilakukan sebulan sekali. Kegiatan penyuluhan ini selalu menjadi agenda menarik karena seluruh lapisan masyarakat selalu datang penuh antusias untuk mendengarkan. Baik anak-anak, remaja, maupun lansia. Selain itu ada pula kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat yang dilakukan di klinik setiap minggunya. Baik kegiatan penyuluhan kesehatan di desa maupun kegiatan promosi kesehatan di klinik selalu menyampaikan penjelasan tentang penyakit dan manajemen penanganan yang bisa dilakukan oleh masyarakat saat mendapatinya. Setiap kegiatan yang dijalankan selalu membuat saya bersemangat dan tentunya dengan banyaknya manfaat farmasis di sini maka saya pun tak mungkin tak bahagia. :)

Masih banyak tantangan dan tanggung jawab saya sebagai seorang farmasis klinik dan komunitas di tempat ini atau mungkin di tempat lain suatu saat nanti. Semoga sedikit tulisan ini bisa menjadi penyemangat untuk para farmasis klinik yang membacanya. Terus semangat untuk memberikan yang terbaik sebagai seorang farmasis klinik dan komunitas. Hidup farmasis Indonesia!! :)

Sabtu, 14 Juni 2014

Perbedaan Farmasis Dan Apoteker?

Oke, sudah lama nih sepertinya saya tidak menulis tentang keprofesian yang saya emban dalam hidup saya. Tulisan kali ini berawal dari peristiwa sederhana yang terjadi tiga minggu yang lalu. Tiga minggu yang lalu Mbak Etty sakit masuk angin akibat rutinitasnya yang cukup padat. Walau saya banyak belajar dan bekerja di bidang obat sintetik, tetapi untuk kehidupan sehari-hari saya lebih memilih menggunakan cara-cara tradisional. Otomatis saat mbak Etty sakit, saya pun segera buatkan wedang jahe dan bubur sayur buat mbak Etty. Alhamdulillah dengan tambahan istirahat yang cukup, mbak Etty pun kembali segar bugar setelahnya. :)

Saya merasa apa yang saya lakukan hanyalah hal biasa yang sering dilakukan masyarakat Indonesia pada umumnya. Tetapi ternyata hal tersebut justru menjadi perhatian menarik bagi dr. Krista Farey, seorang volunteer doctor dari California.

dr Krista : "Indah, how did you know about traditional medicine like that?"
Me : "Ohhh, I always used traditional medicines in my daily life since childhood dr Krista... And I learned more when I was in college."
dr Krista : "It's a good thing that you know about chemical and traditional medicines.. You know, in London, pharmacist is someone that only know about chemical medicines, then apothecary is someone that knowing more about traditional medicines.. you're great because you know about both of them..."

Saat mendengar penjelasan tersebut pun sebenarnya saya menjadi bingung, lalu sebutan apa yang sebaiknya diberikan kepada farmasis atau apoteker Indonesia yang sebagian besar memang memadu-padankan ilmu pengobatan kimia dan tradisional dalam satu rumpun ilmu yang disebut farmasi? heuhmmm... -_- yah sudahlah, apa yang diberitahukan dr. Krista kan memang sistem yang berlaku di luar negeri sana dan tidak berlaku di Indonesia, fufufufu~. Saya terima saja bagaimana sistem yang berlaku di negeri ini. Karena di luar kebingungan saya itu, saya lebih mensyukuri ternyata banyak ilmu yang saya pelajari dan dapat terus saya kembangkan. Saya semakin termotivasi untuk menjadi seorang ahli farmasi seutuhnya, baik di bidang obat-obat kimia maupun tradisional khususnya untuk aplikasi kliniknya.

Semangaaaat farmasis Indonesia!!! :) 

Minggu, 08 Juni 2014

World Environment Day at Sukadana

Setelah satu bulan saya tinggal di Sukadana dan bergabung bersama yayasan Alam Sehat Lestari, saya mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam kegiatan penanaman mangrove yang diselenggarakan oleh Dinas Kementerian Lingkungan Hidup kabupaten Kayong Utara pada tanggal 5 Juni 2014 kemarin. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni.

Kegiatan penanaman mangrove ini dilaksanakan di pantai Pulo Datuk, Sukadana yang dihadiri oleh yayasan Alam Sehat Lestari, Kementerian Lingkungan Hidup, Yayasan Palung, Seluruh sahabat hutan dan masyarakat mitra kabupaten Kayong Utara. Kegiatan berlangsung dengan penuh semangat dan antusias. :)

Dengan menjaga lingkungan, maka kita ikut serta dalam menjaga masa depan dunia.. Semangaaaat!! :)




Minggu, 01 Juni 2014

Penyuluhan Yuk!!!!

28 Mei 2014

Jam dinding di klinik sudah menunjukkan pukul 16.25 WIB. Oke, tinggal satu pasien lagi dan saya bisa segera pulang. Saya sedikit terburu-buru pulang hari ini karena ada agenda menarik bersama team konservasi ASRI malam ini. Tak berselang lama kemudian akhirnya pasien terakhir pun berlalu dan saya segera mengemas barang-barang saya. Setelah selesai mengemas barang, saya pun segera berlari mengambil sepeda merah-putih saya di tempat parkir. Perjalanan pulang yang biasanya saya tempuh lima hingga sepuluh menit sambil menikmati pemandangan, hari ini saya tempuh hanya dengan tiga menit. Setibanya di rumah, saya pun langsung mencari Mbak Etty. "Mbak... kita berangkat jam 18.15 kan?" tanya saya penuh antusias. "Iya Ndah.. makan dan siap-siap aja dulu sekarang.." jawab Mbak Etty dari kamarnya. Tanpa membuang-buang waktu satu jam yang tersisa sebelum keberangkatan, saya pun langsung menyantap makan malam yang sudah tersaji di dapur terlebih dahulu, dilanjutkan dengan mandi dan mengecek isi laptop saya sesaat, lalu yang terakhir adalah sholat maghrib dahulu sebelum berangkat.

Pukul 18.10 Pak Usuf sudah datang menjemput kami di rumah. Acara malam ini merupakan agenda rutin team konservasi ASRI yang kali ini diikuti oleh Mbak Etty, Bang Jili, Patricia, Saya, dan Pak Usuf. Malam ini cukup mengkhawatirkan karena sebagian langit yang mendung. Akan tetapi masih ada harapan dengan adanya sebagian langit yang cerah berbintang. Tempat yang ingin kita tuju malam ini adalah dusun Sinar Selatan di daerah Rantau Panjang, salah satu daerah Trans dimana dihuni oleh sebagian besar transmigran dari Jawa di daerah Kalimantan Barat sejak tahun 2004. Perjalanan menuju ke lokasi tidaklah cukup bagus mungkin untuk beberapa orang, tetapi perasaan excited saya pada kegiatan ini membuat saya justru berpikir "kyaaaa~ seruuu!!" (hahaha oke abaikan). Sepanjang jalan yang bisa dilihat dan dinikmati di malam ini hanyalah hutan dan pepohonan, yah namanya juga di daerah Kalimantan, hehe. Sebagian jalan menuju lokasi adalah jalan berlubang dan berbatuan, bahkan sepertinya cocok untuk penggemar Offroad.

Setelah menempuh  satu jam perjalanan dengan kecepatan mobil Pak Usuf, akhirnya kita tiba di dusun Sinar Selatan tepat jam 19.10 WIB. Untuk kegiatan kami malam ini kami menggunakan rumah kepala dusun di tempat ini. Dusun ini memiliki kurang lebih 150 kepala keluarga. Rumah kepala dusun ini hampir sama seperti sebagian besar rumah penduduk kalimantan umumnya, yaitu rumah panggung kayu dengan dasar kayu belian. Setibanya kami di sana, kami pun segera menyiapkan segala perangkat yang akan digunakan untuk kegiatan malam ini sambil menunggu kedatangan penduduk di dusun ini. Beruntung kami datang saat listrik sudah ada di dusun ini, walau sebenarnya kami pun sudah membawa genset sebagai cadangan kalau memang belum terpasang listrik atau kemungkinan pemadaman listrik mendadak. Pemasangan listrik di dusun ini baru dilakukan tiga bulan yang lalu, sehingga mereka bertahan selama kurang lebih sembilan tahun lebih sebelumnya tanpa mendapatkan aliran listrik. Sebelum kegiatan utama dimulai, saya izin sejenak untuk buang air kecil. Saya tidak menemukan kamar mandi mebel bersih yang biasanya saya temukan di kota, tetapi saya menemukan sebuah kamar mandi tak beratap dengan enam buah gentong besar yang digunakan untuk menghimpun air hujan. Sistem perairan terpadu belum ada di tempat ini, sehingga air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari adalah air tadah hujan. Lalu apa yang terjadi jika tidak ada hujan di musim kemarau? mereka terpaksa harus menempuh berpuluh-puluh kilometer untuk membeli air bersih dengan harga Rp 10.000,-/dirigen nya. :(

Tepat sesuai waktu yang telah diagendakan, akhirnya seluruh warga dusun, baik anak-anak, ibu-ibu, maupun bapak-bapak telah berkumpul di rumah kepala dusun di jam 19.30 WIB. Kegiatan diawali dengan pengenalan diri dari team ASRI kepada seluruh warga. Setelah selesai perkenalan satu sama lain, dilanjutkan dengan pemutaran video tentang penyuluhan TBC dari klinik ASRI. Saya berkesempatan untuk memberikan penyuluhan lebih lanjut tentang TBC setelah video diputarkan. Saya sedikit nervous karena audience saya kali ini bukanlah mahasiswa atau mungkin dosen yang paham tentang dunia kesehatan. Tetapi yang mendengarkan saya saat ini adalah anak-anak dan para orang tua yang bahkan mungkin tidak banyak peduli terhadap kesehatan mereka. Saya mencoba menyampaikan materi saya dengan bahasa yang mudah ditangkap anak-anak dan menarik untuk di dengar oleh para orang tua. Setelah kurang lebih 20 menit menjelaskan tentang TBC, alhamdulillah respon yang saya terima dari masyarakat sesuai dengan harapan saya. :)

Selesai memberikan penyuluhan kesehatan, kegiatan pun dilanjutkan dengan penyuluhan tentang lingkungan dan kegiatan perlindungan hutan dari team konservasi ASRI. Sama seperti bagaimana penyuluhan kesehatan diberikan, dalam memberikan penyuluhan lingkungan pun diawali dengan pemutaran video. Setelah pemutaran video, penjelasan lebih lanjut tentang pentingnya menjaga lingkungan dan segala program kegiatan ASRI disampaikan oleh mbak Etty. Pembawaan Mbak Etty dalam menyampaikan penyuluhan sangat menarik dan mampu menjaga antusiasme seluruh masyarakat walaupun malam sudah semakin larut. Penyuluhan malam ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan game menarik untuk anak-anak. Game ini lebih ditujukan untuk mereview kembali seberapa banyak materi penyuluhan yang telah diberikan masih diingat oleh anak-anak sekaligus mengingatkan kembali seluruh materi kepada orang tua. Game berlangsung dengan meriah dan ternyata evaluasi malam ini berlangsung dengan lancar saat satu persatu anak mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan.

Pukul 21.00 kegiatan penyuluhan kami malam ini di dusun Sinar Selatan pun berakhir. Setelah mengucapkan penutupan, kami pun segera mengemas seluruh barang bawaan kami. Sebelum berangkat pulang tak lupa kami mengucapkan salam dan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan oleh seluruh warga. Sebuah malam yang berharga kembali saya nikmati di daerah borneo ini. Kehangatan dan keramah-tamahan yang telah diberikan warga membuat kami lebih bersemangat untuk terus mewujudkan impian kami menjaga lingkungan dan kesehatan daerah borneo ini. Lalu kami pun pulang dengan hati bahagia. Saya pun tak sabar untuk kembali ikut di malam penyuluhan berikutnya. Semangaaaat!!!!

Selasa, 27 Mei 2014

Selamat Datang Di Alam Sehat Lestari

Don't you ever give up to make a little dream!! why?? karena sekecil apapun suatu mimpi yang kita inginkan, selalu ada persentase kemungkinan mimpi itu akan terkabulkan. Dan akhirnya kali ini kembali lagi kuucapkan "Alhamdulillah" untuk satu mimpi sederhana saya yang akhirnya terkabul dengan cara yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Sebuah mimpi yang dahulu sempat terlupakan oleh realita, dan sebuah mimpi yang sepertinya terlalu panjang untuk diceritakan, so mungkin langsung cerita ke inti tulisan kali ini aja yaa.. hohoho. 

Mimpi yang pernah terucap dulu itu terkabul dengan datangnya kesempatan untuk bergabung dengan team Alam Sehat Lestari sejak tanggal 12 Mei 2014 kemarin. Di tempat ini saya diberikan tugas utama untuk membantu manajemen apotek klinik ASRI yang merupakan salah satu bagian dalam program yang dijalankan yayasan Alam Sehat Lestari. Selama dua minggu terakhir saya di sini, saya masih melakukan proses pengenalan dan adaptasi terhadap lingkungan tempat tinggal dan kerja. Detail cerita tentang Alam Sehat Lestari mungkin bisa saya uraikan sebentar dari segala kegiatan yang saya lakukan selama dua minggu ini antara lain sebagai berikut.

12 Mei 2014
Saya berangkat ke Kalimantan dengan naik pesawat Trigana Air rute Semarang-Ketapang. Setibanya di Ketapang saya dijemput oleh Pak Usuf, driver dari Yayasan Alam Sehat Lestari. Perjalanan dari Ketapang ke Sukadana ditempuh selama kurang lebih 2 jam. Yups, kedatangan saya saat itu disambut dengan gerimis hujan sehingga menutup ketakutan saya akan sugesti betapa panasnya pulau Kalimantan. Selama perjalanan menuju Sukadana yang saya lihat adalah rumah-rumah panggung yang kokoh, hutan-hutan bakau, dan lebatnya hutan hujan tropis Taman Nasional Gunung Palung.
Klinik ASRI
Saya tiba di klinik ASRI sekitar jam 4 sore. Saat itu klinik ASRI sudah tutup, so akhirnya saya langsung diantarkan ke Rumah Cewek, yaitu sebuah rumah yang disediakan dari yayasan untuk staff perempuan yang berasal dari luar kota. Setibanya saya di Rumah Cewek, ada Mbak Etty (manajer pendidikan dan konservasi di Alam Sehat Lestari) yang menyambut saya saat di rumah. Rumah dua lantai ini dibangun di atas pondasi layaknya rumah panggung, dengan lantai dasar kayu dan tertutup oleh sebagian kayu sebagian tembok. Oleh Mbak Etty, saya diantarkan ke kamar saya di lantai dua. Such lovable room for me. Kamar ini sederhana, tetapi terasa sekali kenyamanan saat memasukinya. 
My Room
Di Rumah Cewek berlantai dua ini, terdapat tujuh kamar tidur, satu buah ruang tamu, dapur, dua kamar mandi, ruang makan, garasi, teras, dan halaman. Saat semua penghuni rumah sudah tiba, saya pun mulai berkenalan dengan mereka. Saat saya datang, rumah ini sudah dihuni oleh Mbak Etty, Monica (dokter gigi), Yuli dan Nomi (keduanya adalah dokter umum), Patricia (volunteer dari Portland di konservasi), dan Debby (volunteer doctor di klinik gigi). Rumah ini sungguh nyaman dan hangat. :)



13 - 14 Mei
Hari pertama saya di Sukadana disambut dengan terangnya mentari dan sejuknya udara pagi, meriahnya kicau burung dan kera di hutan Gunung Palung, serta hijaunya pemandangan di sekitar. Hari pertama saya kerja di Klinik ASRI diawali dengan gaya hidup yang sehat. Mengapa bisa? karena transportasi utama yang saya gunakan disini bukanlah angkutan umum atau sepeda motor, tetapi sebuah sepeda roda dua yang sebenarnya tidak asing saya gunakan di Solo. Hanya saja berbeda ceritanya, kali ini saya bersepeda di tempat yang suplai oksigennya bisa mengisi paru-paru saya sepenuhnya melebihi yang biasanya saya peroleh di tempat-tempat sebelumnya.
Fasilitas klinik yang diberikan di klinik ASRI antara lain pelayanan dokter umum, dokter gigi, laboratorium, 5 tempat rawat inap, dan apotek. Rutinitas harian di klinik ASRI diawali dengan meeting pagi seluruh staff jam 8 pagi. Meeting ini bermanfaat sekali untuk menyampaikan segala perkembangan kegiatan seluruh program kegiatan yang berjalan di yayasan Alam Sehat Lestari. Pada pukul 08.30 klinik ASRI mulai menjalankan kegiatan prakteknya hingga jam 16.00. Hari kerja utama adalah hari senin-kamis, lalu hari jumat biasanya ada agenda khusus seperti imunisasi, bersih-bersih, english class, dan sebagainya. Praktek klinik juga melayani On-Call untuk pasien-pasien emergency di luar jam kerja.
Untuk menunjang visi misi dari Alam Sehat Lestari, proses pelayanan kesehatan yang dilakukan di klinik ASRI pun sangat menarik. Pada dasarnya proses pelayanan kesehatannya umum seperti yang dilakukan di balai pengobatan lain, yaitu pertama-tama pasien melakukan pendaftaran untuk pengobatan, lalu anamnesis perawat dilanjutkan anamnesis dokter. Setelah selesai pemeriksaan, pasien dapat mengambil obat yang diresepkan dan melakukan pembayaran. Lalu apa yang berbeda di klinik ASRI??? Yang berbeda disini adalah,
1. Pengklasifikasian pasien
Pasien di klinik ASRI diklasifikasikan menjadi empat jenis sesuai dengan aktifitas illegal logging daerah atau dusun mereka tinggal. Ada daerah hijau, biru, merah, dan ungu. Daerah hijau adalah daerah yang tidak melakukan aktivitas illegal logging sama sekali di gunung Palung, merah adalah daerah yang penduduknya sebagian besar melakukan illegal logging, lalu daerah ungu adalah daerah yang berada di luar kawasan daerah gunung Palung. Pembagian daerah ini fungsi utamanya adalah untuk memotivasi masyarakat menurunkan aktivitas illegal loging di daerahnya, karena adanya fasilitas diskon harga pengobatan untuk daerah yang tidak melakukan aktivitas illegal logging. Misalnya daerah hijau yang berhak mendapatkan fasilitas diskon pengobatan hingga 80%.
2. Sistem Pembayaran Obat
Papan penjelasan
sistem pembayaran obat
Ada dua cara pembayaran pengobatan di klinik ASRI, yaitu bisa dilakukan dengan pembayaran tunai dan bisa juga dilakukan pembayaran dengan sistem barter. Bagi pasien yang tidak mampu membayar biaya pengobatan tunai, bisa menggantinya dengan sistem barter. Sistem barter yang berlaku di sini antara lain yang pertama adalah dengan menukarkan biji-bijian (yang akan digunakan sebagai bibit untuk kegiatan rebosiasi), gerabah, atau dengan kotoran hewan (yang akan digunakan sebagai pupuk untuk kegiatan rebosiasi). Barter yang kedua adalah dengan meluangkan waktunya untuk membantu kegiatan Alam Sehat Lestari baik di klinik maupun di kegiatan konservasi hutan Gunung Palung.
3. Kekeluargaan yang erat
Karyawan tetap Alam Sehat Lestari tidaklah terlalu banyak, sekitar 30-40an orang yang bertanggung jawab penuh di klinik dan manajemen utama team konservasi. Sementara untuk kegiatan lapangan team konservasi sering kali menggunakan jasa karyawan harian. Dengan jumlah karyawan yang tidak terlalu banyak tersebut dan sistem manajemen yang terbuka di dalamnya membuat suasana kekeluargaan antar karyawan Alam Sehat Lestari terjaga dengan sangat baik. Senang sekali rasanya saat saya disambut dengan hangat oleh seluruh karyawan di sini. Selain itu hubungan karyawan Alam Sehat Lestari dengan masyarakat di sekitar hutan Gunung Palung sendiri membuat saya kagum akan keramahan, kepercayaan, dan kedekatan di antara keduanya.

15 - 17 Mei
Di luar jam kerja di klinik ASRI, salah satu hal yang tak boleh terlupa adalah mengeksplor seluruh keindahan di daerah Sukadana ini. Ada apa aja di Sukadana? berikut beberapa tempat indah yang saya eksplor di minggu pertama saya di Sukadana. Masih banyak tempat-tempat yang belum saya kunjungi, dan itu sudah jadi agenda saya berikutnya, hohoho.
1. Pantai Pulau Datuk
Pantai ini hanya berjarak sekitar 500-600 meter dari tempat tinggal saya, dan hanya cukup ditempuh dengan 3-4 menit naik sepeda. Merupakan salah satu objek wisata yang cukup ramai dikunjungi wisatawan dari luar Sukadana.






2. Pantai Tambak Rawang
Pantai ini ditempuh dengan naik sepeda sekitar 15-20 menit dari tempat tinggal saya. Pantai ini termasuk pantai yang sepi pengunjung sehingga sering kali disebut sebagai private beach. Di pantai ini lah saya mengagendakan diri untuk mulai belajar renang bersama Mbak Etty setiap hari sabtu, hohoho. Tapi harus hati-hati karena banyak kulit kerang yang bisa menggores kulit kalian, fufufu~.




3. Hutan Bakau dan Sungai
Sebagian besar tanah daerah Sukadana terdiri atas hutan bakau yang mulai diubah menjadi kawasan perumahan. Tetapi jejak-jejak hutan bakau tentunya masih mendominasi sebagian besar daerah Sukadana.







4. Hutan Gunung Palung
Inilah objek utama yang ingin dilindungi oleh Alam Sehat Lestari. Salah satu sumber supplai oksigen terbesar di seluruh dunia. Tidakkah kalian sedih jika hutan ini menjadi korban keegoisan manusia dalam illegal logging??






19 Mei
Akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk ikut kegiatan monitoring area hutan Gunung Palung oleh team konservasi. Penanggung jawab utama untuk kegiatan monitoring ini adalah Mas Agus. Kegiatan monitoring ini dilakukan dengan tujuan untuk meninjau kembali kondisi status ilegal logging di daerah gunung Palung. Karena saat itu tidak banyak staff yang bisa ikut monitoring, akhirnya saya hanya dikenalkan untuk monitoring TPK (tempat penumpukan kayu) di beberapa daerah yang termasuk daerah merah atau daerah dengan aktivitas ilegal loggingnya sangat aktif.


22 Mei
 

Di tengah minggu kedua saya kali ini, saya diajak untuk ikut bergabung bersama team ASRI Kids mengikuti kelas rutin mingguan di salah satu SD di daerah gunung Palung. ASRI Kids merupakan bagian dari Alam Sehat Lestari yang memiliki fungsi utama memberikan edukasi tentang lingkungan kepada anak-anak di sekitar Gunung Palung. Penanggung jawab utama kegiatan ini adalah Mbak Etty. Segala kegiatan yang dilakukan di ASRI Kids selalu menggunakan metode-metode menarik dan aplikatif sehingga mudah dimengerti oleh anak-anak dan merangsang keaktifan mereka. Minggu ini kurikulum yang disampaikan di kelas ASRI Kids adalah tentang bagaimana cara membuat kertas daur ulang. Menyenangkan sekali rasanya bisa menghabiskan sejenak waktu bersama mereka. :)


Masih banyak segudang kegiatan saya selama di Alam Sehat Lestari nanti. So, tunggu tulisan-tulisan saya berikutnya... hahaha. Doakan saya dapat berkontribusi dengan baik di tempat ini. Semangaaaaat!!! :)

Minggu, 18 Mei 2014

Umbul Sidomukti, Ungaran, Jawa Tengah

Tidak poll rasanya kalo ke kabupaten Semarang tanpa mengunjungi tempat yang menarik satu ini, yaitu Umbul Sidomukti. Mungkin untuk info lengkap tentang tempat ini bisa klik link ini. Oke, saatnya saya mulai cerita perjalanan saya kesana bersama asisten saya Trisna.
Kami berangkat jam 5 pagi dari kost saya di daerah Sambiroto, kota Semarang. Perjalanan ditempuh dengan mengendarai motor sekitar kurang lebih 1,5 jam hingga tempat tujuan. Selama perjalanan kami sempat berhenti di beberapa spot menarik untuk mengambil foto pemandangan.

Pemandangan sunrise yang
diambil dari bukit tembalang.
Sunrise di jam 06.00 yang diambil
dari pom bensin.
Rute untuk menuju puncak gunung Ungaran cukup terjal, but it's okay, karena daerahnya sudah ditetapkan sebagai daerah wisata resmi, maka jalannya sudah dibangun dengan halus. Banyak hal yang menarik perhatian saya selama perjalanan. Seperti misalnya adalah bahwa di daerah ini hanya ada satu sekolah dasar. Beruntung saya datang di pagi hari, karena saya bisa melihat bahwa banyak anak-anak SD yang bersemangat menempuh berpuluh-puluh kilometer dari atas gunung untuk mendapatkan ilmu di sekolah yang hanya ada di kaki gunung. Saya melihat berbagai macam sayuran yang saya makan tiap hari ditanam dengan baik di sepanjang gunung ini. Tanpa para petani gunung ini entah dari mana suplai sayur segar bisa saya peroleh (feeling blessed). Ops, oh iya yang paling menarik adalah di antara tanaman-tanaman sayuran ini ditanam juga tanaman yang tak mungkin bisa kita bayangkan ternyata cukup serasi disandingkan, yaitu tanaman mawar. Saya sendiri heran, bukan kah umumnya di samping kacang itu adalah jagung ya? baru kali ini saya lihat di samping kacang adalah mawar, haha.
Perkebunan sayur di gunung Ungaran
Bunga mawar yang di tanam di sekitar
tanaman perkebunan.











Akhirnya tepat jam 06.50 kami tiba di atas gunung Ungaran, yaitu di tempat wisata Umbul Sidomukti. Sulit untuk mendeskripsikan keindahannya. So, just check these photos out!! :)

 

 

Terima kasih Trisna sudah menemaniku berpetualang ke tempat ini. Ini tempat terindah yang kukunjungi sebelum meninggalkan Semarang. Semoga ada kesempatan kembali kita bisa berpetualang bersama lagi. :)

Minggu, 04 Mei 2014

Step-step Mengatasi Kebosanan

Tik tok, jam berapa sekarang? Oh yeah, jam 01.22 WIB. Dan di sini lah saya, dengan laptop masih menyala di meja belajar saya. Tubuh saya lelah sebenarnya karena dua hari berturut-turut saya lembur kerja dan masih ada satu hari esok yang menanti untuk kembali lembur. Tetapi mata saya sulit terpejam, akhirnya saya memutuskan untuk menulis sesuatu sebagai pengantar tidur saya, apapun, apapun, apapun, aaa~ paa~ puun.

Hohoho, oke, selamat malam pembaca blog setia saya (fufufu~ sok artis banget?!) kali ini saya mau berbagi resep bagaimana cara mengatasi kehidupan sehari-hari yang cukup membosankan. Jika ada yang merasa hidupnya tidak membosankan, tak perlu melanjutkan membaca dan diijinkan untuk caw dari blog ini sekarang #evillaugh. Jujur, saya termasuk orang yang mempunyai tingkat kebosanan paling tinggi dalam standar ukuran saya (jangan tanya gimana standar yang dimaksud). Dengan indikasi mudah bosan yang akut tersebut, saya pun mempunyai berbagai macam treatment agar hidup saya kembali segar bugar. Berikut treatment yang saya jalani, haha.

1. Ibadah
Karena saya seorang muslim, ibadah rutin saya sehari-hari adalah dengan sholat dan membaca alquran. Mengapa menurut saya ibadah adalah salah satu cara mengatasi kebosanan hidup? Coba ingat baik-baik, sakit yang ingin kita obati adalah 'kebosanan hidup', dan jika kita sudah bosan dengan apa yang ada dalam kehidupan duniawi ini, maka pelarian utamanya adalah dengan melupakan sejenak kehidupan duniawi untuk menyiapkan kehidupan akhirat kelak yang nikmat dan tak membosankan. Indahnya kehidupan akhirat kelak hanya bisa dihimpun dengan amal ibadah selama di dunia. So, mengapa harus mengatakan tidak untuk menyisihkan waktu sekian jam dari 24 jam tiap harinya untuk beribadah? jika bosan beribadah satu jam, maka bisa ditingkatkan menjadi dua jam. Jika bosan beribadah dengan sholat wajib saja, maka bisa ditambahkan dengan sholat sunnah. Jika bosan hanya membaca 1-2 surat setiap harinya, bisa ditingkatkan menjadi 1-2 juzz berikutnya. Yups, ibadah tak akan pernah membosankan, karena kebahagiaan rohani selalu menjadi prioritas utama untuk menikmati kehidupan duniawi. Dan hanya melalui ibadah lah kebahagiaan rohani bisa tercipta.

2. Miliki teman sebanyak mungkin
Saya mempunyai prinsip menarik dalam menjaga kehidupan sosial saya, "dalam kehidupan saya, saya bertemu dengan jutaan orang, mengenal ribuan orang, dekat dengan ratusan orang, terikat dengan puluhan orang, tapi saya tahu endingnya saya akan berakhir sendirian." Yups, sudah sejatinya manusia diciptakan seorang diri dan akan berakhir (meninggal) seorang diri pula. Tetapi dalam perjalanan hidupnya manusia ditakdirkan bertemu dengan banyak orang, menjalin silaturahmi untuk saling mengenal dan belajar banyak hal dari orang lain. So, perbanyaklah teman, jaga komunikasi dan bangun hubungan sebaik mungkin. Entah dirimu yang akan bercerita atau mungkin mereka, akan selalu banyak hal yang bisa dipelajari, disyukuri dan direnungkan dari setiap timbal balik cerita yang dituangkan. Percayalah, sebuah hubungan sosial yang baik akan mampu membuat hidup menjadi lebih menarik. People come into your life for a reason, a season, or a lifetime. When you figure out which one it is, you will know what to do for each person.

3. Miliki hobbi sebanyak-banyaknya
Sebenarnya gak harus banyak juga sih, tetapi temukan hobbi-hobbi menarik yang bisa menghidupkan kehidupanmu yang hitam putih. Saya sendiri punya segudang hobbi untuk mengusir kebosanan saya. Saya senang menulis, membaca, badmintoon, catur, memasak, menyulam, menggambar, bersepeda, menari, yoga, nonton,  dan sebagainya. Yups, apapun hobbi kalian, nikmati dan kreasikan dengan sebaik-baiknya. :)

4. Jalan-jalan
Entah area perkotaan, pedesaan, maupun area wisata, baik dalam kota maupun luar kota, bahkan dari dalam negeri hingga luar negeri, jelajahilah semua tempat yang bisa kamu tempuh di sekitarmu. Prinsip saya adalah "dengan banyak mendatangi tempat-tempat baru maka aku akan banyak mengenal hal-hal baru.". So, mengapa harus terkurung dalam satu tempat saja jika dunia menawarkan kita berbagai macam warna dari seluruh tempat yang ada? mari kita nikmati anugerah Tuhan yang terlukiskan dari keanekaragaman tempat yang diciptakan. Dengan begitu kita akan tahu, bahwa dunia ini terlalu menarik untuk dibuat menjadi sekedar rutinitas yang membosankan. :D

Euhmmm saya rasa cuma itu saja sih treatment yang selama ini saya jalankan. Nanti kalau ada tambahan lagi, saya sisipkan segera deh. Hehe. Oke, selamat menikmati hidup, selamat malam, dan selamat tidur. Have a nice day tomorrow. :)

Senin, 14 April 2014

Run To You by Lasse Lindh

I'm falling in love with this song... :)

Run To You

by. Lasse Lindh

With you... Everything seems so easy
With you... My heartbeat has found its rhythm
With you... I'm so close to finding my home

With you... I dont care if I´m a little bit crazy
Cause with you nothing's wrong 

I was broken, I was wasted
Then you came like an angel in the rain
Love used to slip trough me like waters slips trough hands
But with you it changed I know, I feel I'm closer to your heart.

I am run-run-running to you 
And I'll keep you safe forever
Through the tears, trough the love and all the nights we share
I am run-run-running to you 
And I'll keep you safe forever
Don't you know my love, don't you know two hearts can beat as one? 

Love used to slip trough me like water slips trough hands but no more
No more lonely nights, no more, no more
So c'mon, c'mon, hold on, hold on, hold on 

I am run-run-running to you 
And I'll keep you safe forever
Through the tears, trough the love and all the nights we share
I am run-run-running to you 
And I'll keep you safe forever
Don't you know my love, don't you know two hearts can...
I am run-run-running to you 
And I'll keep you safe forever
Through the tears, trough the love and all the nights we share
I am run-run-running to you 
And I'll keep you safe forever
Don't you know two hearts can beat as one?

Jumat, 14 Maret 2014

I Wanna Go With You

Hal terbaik pagi ini, me: "Pak, genduk mau izin pergi ke XXXXX 3 hari yaa...", and my dad said, "Oke.. eh, Bapak boleh ikut gak? Bapak juga pengen jalan-jalan...". Hahaha.. jadi sadar udah keseringan ngebolang kesana kemari sendirian ampe lupa kapan terakhir perjalanan jauh berdua ama Bapak.. :')

Selasa, 11 Maret 2014

A Million Reasons To Smile

Apa yang ingin saya ceritakan kali ini? Sejujurnya saya bingung bagaimana cara yang tepat untuk berbagi perasaan saya saat ini. Bahkan tulisan ini sudah saya coba berkali-kali tulis dari kemarin, tetapi langsung saya hapus karena saya tak tahu bahasa yang tepat untuk mengungkapkan perasaan saya. Apa yang harus saya ungkapkan kali ini? Euhmmm baiklah, saya coba dengan kalimat sederhana terlebih dahulu saja kalo begitu.

Quote favorit saya dari dulu hingga kini adalah,Enjoy your life, no matter how hard it may seem. When life gives you a thousand reasons to cry, show the world you have a million reasons to smile.. Yups, a million reasons to smile. Adakah yang pernah bilang atau mengalami hidup yang selalu bahagia tanpa pernah mengalami kesedihan? Sayangnya, jika ada yang bilang atau mengalaminya maka bisa dipastikan hal itu tidaklah mungkin. Karena semua yang terjadi di dunia ini berjalan dengan seimbang, termasuk emosi manusia. Begitu pula dengan hidup saya, ada saat-saat dimana saya jatuh dan sedih, tetapi ada pula saat-saat dimana saya bahagia berbunga-bunga. Kata orang tua, “saat sedih maupun senang, kita harus senantiasa mensyukurinya..”. Mewujudkan rasa syukur saat kita bahagia tentunya sangatlah mudah, tetapi bagaimana cara mewujudkan rasa syukur saat sedih? Menurut saya salah satu caranya adalah dengan menemukan ‘sejuta alasan untuk tersenyum’ yang kita miliki.

Saat kesedihan-kesedihan itu datang, saya selalu berusaha menemukan alasan-alasan untuk tetap tersenyum. Mulai dari mendekatkan diri dengan Allah, mengingat keluarga tercinta yang saya miliki, mencari support dari sahabat dan teman-teman saya, dan berbagai alasan lain. Tetapi ada hal menarik yang menjadi alasan baru saya untuk senantiasa semangat dan tersenyum dalam sebulan terakhir ini. Yaitu para pasien-pasien saya, orang-orang yang cukup baru saya kenal dalam hidup saya. 

Dulu, saat saya sedih sering kali saya menghabiskan waktu satu atau dua hari mengurung diri untuk menenangkan diri. Tetapi sebulan terakhir ini ceritanya berbeda. Tidak hanya didasarkan karena tanggung jawab pekerjaan dan kewajiban saya terhadap pasien-pasien saya tiap hari yang membuat saya tidak memiliki waktu untuk mengurung diri, tetapi semakin lama saya menjalaninya, saya mempunyai kebutuhan pribadi dari hasil interaksi dengan pasien saya. Pasien yang datang tiap hari dengan berbagai macam keluhan, berbagai usia, berbagai karakter, membuat saya belajar banyak hal. Profesi saya tidak hanya sekedar mengetahui penyakit dan obatnya, tetapi mempelajari setiap perkembangannya yang variatif pada pasien saya dan senantiasa merangsang diri untuk belajar lebih banyak hal lagi. Profesi saya tidak hanya sekedar mendengar keluhan, tetapi mencoba mengerti keluhan-keluhan mereka, ikut ber-empati dan ikut membantu mencari solusi yang tepat akan keluhan-keluhan mereka. Profesi saya tidak hanya sekedar memberi saran, tetapi tahu cara komunikasi yang tepat menyampaikan saran-saran itu dengan bahasa yang baik dan mudah untuk mereka mengerti. Profesi saya tidak hanya berwajah manis, tetapi senantiasa memberikan wajah yang ramah, positif, dan menyegarkan untuk menularkan semangat kepada para pasien. Profesi saya tidak hanya hubungan antara apoteker dan pasiennya, tetapi sebuah interaksi manusia yang bersahabat. Sebuah profesi yang tak menuntut, tetapi membuat saya sadar secara otomatis bahwa saya harus senantiasa menjaga semangat dan senyum saya bukan hanya untuk diri saya, melainkan juga untuk pasien-pasien saya. Berbagai cerita dan keluhan yang mereka alami, sering kali membuat saya kembali teringat dan tersadar akan berbagai keberuntungan kecil yang saya miliki dan sempat saya lupakan. Terima kasih untuk pasien-pasien saya, karena mereka membuat hidup saya berjalan dengan penuh semangat dan positif walau saat saya sedih sekalipun. Terima kasih... terima kasih sudah menjadi bagian dalam ‘sejuta alasan saya untuk tetap tersenyum’. J