Tepat saat pemerintah memberitakan kenaikan harga BBM, saya bersama teman-teman ASRI sedang melakukan penyuluhan kesehatan dan lingkungan di 6 dusun sekitar Taman Nasional Gunung Palung selama lima hari empat malam. Lima dari 6 dusun tersebut belum terakses sinyal telekomunikasi, empat dari 6 dusun tersebut belum mempunyai sumber air bersih dan toilet memadai, dan satu dari 6 dusun tersebut belum mendapatkan fasilitas listrik sama sekali.
Perbatasan TNGP di dusun Matan Jaya |
Banyak cerita menarik yang saya alami selama mengunjungi dusun-dusun tersebut. Tetapi salah satu hal yang menjadi perhatian saya adalah saat menghabiskan waktu di dusun Matan Jaya, salah satu dusun di sekitar Taman Nasional Gunung Palung yang tidak memiliki akses telekomunikasi, air bersih, dan listrik sama sekali. Untuk mendapatkan sinyal telepon mereka harus pergi ke desa lain yang sudah memiliki akses telekomunikasi. Sementara untuk sumber air rumah tangga mereka masih tetap menggunakan keruhnya air sungai di daerah mereka yang dialirkan melalui pipa. Kalian tidak akan menemukan toilet keramik di sini, karena toilet yang mereka gunakan merupakan toilet sederhana dengan lubang pipa besar. Lalu bagaimana dengan listrik? tadinya saya pikir saya tidak akan menemukan hal seperti ini lagi di Indonesia, tetapi ternyata masih ada suatu dusun yang menggunakan lampu minyak sebagai sumber penerangan utama di rumah mereka. Minyak yang mereka gunakan bukanlah minyak tanah yang saat ini sudah langka, tetapi dengan solar yang mempunyai harga lebih terjangkau daripada bensin. Harga solar di dusun tersebut kurang lebih Rp 10.000,-/liternya, sementara harga bensin adalah Rp 12.000,-/liternya. Entahlah berapa harganya sekarang saat pemerintah sudah menaikkan harga BBM di masyarakat. Belum lagi dusun Matan ini termasuk dusun yang sangat jauh dari perkotaan, bisa diperkirakan berapa banyak bensin yang mereka butuhkan untuk transportasi mereka sehari-harinya?. Yah, saya tahu, bahan bakar minyak menjadi salah satu pengeluaran terbesar mereka setiap bulannya.
Diakui atau tidak, berbagai macam pikiran pun muncul dalam renungan saya selama menghabiskan waktu bersama warga dusun-dusun tersebut. Apapun hasil renungan tersebut biarlah menjadi cerita saya sendiri untuk saat ini. Namun begitu saya mengetahui kabar tentang kenaikan harga BBM dan berbagai landasan ditetapkannya kebijakan tersebut, muncul secuil harapan yang ingin saya sampaikan kepada pemerintah negeri ini. "Wahai para pemimpin bangsa, pastikan setiap kebijakan yang diterapkan di negeri ini tidak hanya dihasilkan dari kebijakan pemikiran, akan tetapi dilakukan dengan kebijakan tindakan. Saat engkau menambahkan satu beban kehidupan pada rakyatmu, maka hendaklah engkau meringankan satu beban dalam kehidupan mereka."
Terima Kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar