Sabtu, 30 November 2013

My Normal Daily Activity

Setelah 5 tahun menjalani pola hidup mahasiswa yang bisa dibilang tidak terlalu beraturan, akhirnya aku kembali mendapatkan pola hidup normalku sejak bulan november ini. 

04.00 - 04.15 : Bangun tidur, sholat subuh.
04.15 - 06.00 : Baca-baca, ngenet, nyuci baju, masak, sarapan
06.00 - 06.30 : Mandi, siap-siap berangkat kerja
06.30 - 17.00 : Kerja
17.00 - 18.00 : Istirahat, males-malesan, mandi
18.00 - 19.00 : Sholat magrib, baca-baca, ngenet, sholat isya.
19.00 - 21.00 : Nonton TV, baca-baca, chating hingga akhirnya tertidur.
21.00 - 04.00 : Tidur nyenyak hingga terbangun kembali.

Jam biologis 7-8 jam perhari akhirnya bisa kunikmati dengan baik selama sebulan terakhir ini. Teringat saat kuliah dulu, aku bahkan bisa terjaga 3-4 hari tidak tidur sama sekali. Kehidupan yang normal terkadang membosankan, tetapi aku akui pula bahwa ini pola hidup yang sehat untuk tubuhku. Yah, nikmati saja pola teratur ini sebelum mungkin akan kembali tak beraturan, haha. :D

Rabu, 27 November 2013

Where is The Flower?

Where is the flower that blooms without shaking?
Any of the beautiful flowers of this world
all bloom while being shaken
They shake on stems that grow upright
Where is the love that goes without shaking?

Where is the flower that blooms without being soaked?
Any of the shining flowers of this world
bloom as they are soaked
Soaked by wind and rain, petals bloom warmly
Where is the life that goes without being soaked?

Selasa, 26 November 2013

Keep Calm and Find A Solution

Rasanya akhir-akhir ini saya ingin berteriak sekencang-kencangnya. Aaaaaaaaaaa~~!!! (sayangnya malu untuk dilakukan). Lalu saya pun mulai berandai-andai jika saja saya punya avatar lebih dari satu dan berharap ada doraemon di samping saya, haha. Semua pikiran gila itu tentunya tak lain karena saya yang mulai terdistraksi dengan semua perkara yang saya alami saat ini. Oh really, right now i miss being young and not having a care in the world. Ayolah siapa orang dewasa yang tak pernah punya masalah?! (sok dewasa banget gue!). 

Saya selalu menjadi pemberontak ketika harus dihadapkan pada berbagai perkara rumit nan pelik. Bosan rasaya jika harus mendengar kalimat 'sabar ya Ndah..' atau mungkin kalimat lain yang sama saja artinya, kalimat-kalimat penenang tetapi bukan penyelesai perkara. Maaf, mungkin karena pada dasarnya saya bukanlah orang yang sabar dan saya selalu berusaha mengakhiri setiap perkara tanpa penyelesaian itu dengan cara saya sendiri. Haha bingungkah? Sederhananya, saya bukan orang yang sabar saat dihadapkan pada suatu perkara. Jika perkara itu datang pada saya, maka sesegera mungkin perkara itu saya selesaikan. Tentunya agar saya tidak terjebak pada satu perkara dan menghambat perkara yang lainnya. Inilah mengapa teman-teman saya selalu bilang bahwa saya selalu cepat mengambil keputusan. Tapi secepat apapun keputusan yang saya ambil, saya tak pernah memandangnya sebelah mata, saya memikirkannya dengan baik dan tentunya juga mempertimbangkan berbagai persepsi yang berkaitan.

Rempongnya menjadi seorang wanita adalah tidak hanya kehebatan sifat multitaskingnya, melainkan juga kemampuannya mengatasi multi-problem yang sering kali datang dalam sekali waktu. Setiap orang pastinya punya resep yang berbeda-beda di dapur masing-masing, tetapi ini blog saya, jadi saya akan lebih bercerita tentang resep saya, hehe. Lalu bagaimana jika kondisi itu datang pada saya seperti saat ini? Fyuhhh.. beruntung ibu saya mendidik dengan cara militer tetapi bijak, (manggut-manggut songong). Oke, berikut sedikit jurus yang biasa saya lakukan saat dihadapkan pada multi-problem ditengah kegiatan multitasking saya.

Pertama
Diam dan atur pernapasan setenang mungkin. Beristighfarlah. Jika perkara yang datang adalah perkara habluminannas, maka segeralah menjauh dari sumber perkara itu terlebih dahulu.
Dua
Menghindarlah sejenak dari keramaian. Wanita adalah penjaga kehormatan keluarga dan orang-orang sekitarnya, maka tidaklah elok mengumbar masalah-masalah kita secara terbuka ke orang lain kan? (okey, hindari SNS dulu yaakk haha). Saya termasuk orang yang ekstrovert sehingga mudah bagi saya untuk terbuka pada orang lain. Tetapi sifat terbuka itu hanya berlaku untuk masalah-masalah kecil, sementara untuk masalah besar lebih baik hanya menjadi urusan saya dan Allah SWT.
Tiga
Ambil air wudhu dan bacalah ayat-Nya yang menenangkan.
Empat. 
Duduklah atau berjalanlah. Jika sedang tak ingin kemana-kemana lebih baik duduk tenang sambil berdzikir atau mungkin mendengarkan musik. Tetapi jika sedang tak senang sepi, berjalanlah, lihatlah sekitarmu, dan akan kau temukan berbagai hal yang menarik di setiap langkahmu.
Lima. 
Ekspresikan emosimu. Mau menangis? monggo. Mau curhat? monggo bisa ke ibu atau sahabat yang bisa dipercaya atau mungkin bisa lewat dear diary juga kalau punya, haha.
Enam. 
Are you okay now? okay, let's find a solution for your problem! Rangkai semua titik temu permasalahan yang kita miliki sehingga diperoleh kesimpulan tentang apa sebenarnya masalah yang kita alami? apa sumber penyebab utamanya? dan bagaimana solusi terbaik untuk menghadapinya? Sejak kecil, saat saya mempunyai masalah saya selalu berpegang teguh pada tiga prinsip kuno, yaitu 'Banyak jalan menuju Roma', 'Tiada rotan, akar pun jadi.', dan 'Allah Maha Kaya, Pemilik semua di semesta alam.'. Dengan tiga prinsip sederhana itu saya selalu mempunyai ide dan tidak pernah merasa miskin solusi. Tapi mungkin ini untuk tipe orang independent seperti saya, jika teman-teman merasa butuh pendapat orang lain, boleh saja meminta pendapat orang-orang yang bijak dan bisa dipercaya.
Tujuh. 
Saat solusi sudah ditemukan, tingkatkan percaya diri bahwa solusi yang dibuat adalah pilihan terbaik.

Intinya dari ke-tujuh step itu adalah tenangkan diri kita terlebih dahulu saat perkara itu datang, lalu gunakan kehebatan otak kita untuk menemukan solusi dari setiap masalah kita. Keep calm and find a solution. :)

Senin, 18 November 2013

Ke Ujung Dunia

Pemandangan terbaik pagi ini. Hanya untuk mengingatkan diri, bahwa langkahku masih terhenti di tempat ini, bahwa langkahku seharusnya bergerak lebih jauh lagi. Di luar hangatnya tempat aku berdiri saat ini, ada jutaan pengalaman di bumi dan langit tak berujung yang sudah menanti. Indahnya pemandangan di luar tak hanya untuk dipandang, tapi saatnya untuk dinikmati dalam sebuah perjuangan. Semangat untuk melangkah hingga ke ujung dunia! Fighting!!! \('o' )>



Minggu, 17 November 2013

Sarang Perantauan

Akhirnya menghitung hari untuk meninggalkan Bandung dengan sejuta pengalaman, pengajaran, dan kenangannya. Akhirnya pula harus membongkar dekorasi kamar yang sudah menjadi sarang perantauan selama bertahun-tahun. Yups, sedikit dokumentasi kamar kecilku sebelum aku tinggalkan nanti. Terima kasih sudah menjadi pertapaan terbaikku di perantauan ini. #huks.


Redenominasi Rupiah


Apakah semua sudah tahu bahwa mulai tanggal 1 Januari 2014 nanti diberlakukan Perubahan Harga Rupiah atau redenominasi? yang nantinya uang Rp 1.000,- akan menjadi Rp 1,- . Mengingat hal tersebut aku pun langsung membuka dompetku, dan eeng iing eeng!!! di dalam dompetku tersimpan rapi dua lembar mata uang yang sudah kusimpan sejak kelas 5 SD. Kyaaaa~ tidak kusangka aku bisa menjaga barang ini selama 12 tahun lebih.. T____T #terharubawangbombay.

Sabtu, 16 November 2013

Manisnya Buah Penantian

Hadiah dari sahabat
setelah satu bulan lebih ditunggu. :)

Bagaimana rasanya menantikan atau menunggu sesuatu? terkadang menyebalkan, terkadang pula menyenangkan. Tetapi nikmati saja euforia setiap penantian itu. Nikmati perasaaan berdebar-debar bagaimana ekspresi kita saat hal itu nanti datang dan nikmati saja berbagai hal yang dilakukan untuk mengusir gelisah selama penantian. Kau tahu hadiah terindah dari sebuah penantian? Yaitu datangnya hal yang telah dinanti. :)


Tell me that you need me..

Entahlah, apa mungkin semua orang berpikir sama sepertiku, tetapi adakah dari kalian yang juga merasa betapa senangnya ketika diri kita sangat dibutuhkan orang lain? Seperti halnya aku yang sering membutuhkan orang-orang di sekitarku, senang rasanya saat ada orang yang berkata padaku, "Ndah, i need you..". Besar atau kecil kebutuhan orang lain pada diriku tidak terlalu kupedulikan, tetapi satu kalimat sederhana itu entah mengapa selalu membuatku bahagia dan merasa berarti. :)

Jumat, 15 November 2013

Hilangnya Sang Lemak

Sejak lahir hingga berusia 18 tahun aku belum berteman baik dengan Sang Lemak. Ibu, Bapak, Mbah kakung, Mbah Putri, Mase, Pak Dhe, Bu Dhe, Pak Lik, Bu Lik, hampir setiap hari semua sering banget bilang, "Ndah, makan yang banyak biar badannya berisi ya!". Tapi apa daya, tubuhku saat itu sedang tidak berteman baik dengan lemak-lemak itu sebanyak apapun makanan yang kumakan

Merasa tidak akan pernah berteman dengan lemak sepanjang tahun, akhirnya garis hidup kegemukanku berubah di usia 19 tahun. Saat itu aku diketahui menderita epilepsi, sehingga sejak usia itu aku mulai menjalani terapi obat. Saat awal memulai terapi dokterku bilang untuk selalu mengontrol makanan, karena walaupun obat ini tidak meningkatkan nafsu makan, tetapi rata-rata pasien yang meminumnya akan mengalami kenaikan berat badan. Aku mencoba mengontrol makananku dengan baik sesuai rekomendasi dokter, tetapi karena posisi mahasiswa sok sibuk hingga pola makannya gak teratur (ngeles banget gw?! haha), akhirnya bencana pun terjadi. Subhanallah memang obat yang satu ini, hanya dalam satu tahun berat badanku langsung naik 10 kg!!!!. Aaaaarrghhh!!! Syok dengan peningkatan yang drastis itu, akhirnya aku pun beneran tobat dan mulai hati-hati dengan makananku. Walaupun porsi makanku sudah kupangkas setengahnya, ternyata keberhasilan obat tersebut memasukkan lemak dalam tubuhku tidak bisa dibendung. Selama tiga tahun terapi obat, akhirnya aku pun memecahkan rekor dengan kenaikan badan 20 kg. Plok plok plok!! haha. Oke, main terang-terangan saja ya kita. Sebelum terapi obat, berat badanku sekitar angka 40an kg, tetapi selama terapi berat badanku mencapai angka 66 kg! cukup jgn berteriak kagum karenanya, haha. Karena lebih mengutamakan kesehatan akhirnya kuabaikan saja mau berapa pun berat badanku bertambah.

kiri (6 bulan yang lalu),
kanan (sekarang)
Setelah tiga tahun terapi berlalu, akhirnya aku lulus dari kampus Ganesha. Kelulusanku itu membuatku terpaksa berhenti terapi karena kantong tak cukup jika harus beli obat itu lagi. Yasudahlah, selalu ada rotan untuk menggantikan akar kan?! haha. Agar tetap sehat tanpa harus minum obat, aku pun menjaga tubuhku dengan manajemen istirahat, pola makan, bebas stress dengan sebaik-baiknya. Bebas dari obat pembawa lemak tersebut, akhirnya tubuhku perlahan-lahan kembali ke kondisi seharusnya. Terima kasih untuk berbagai aktivitas menarik yang terjadi pada diriku 5 bulan terakhir ini, muali dari magang sistem kuli 2 bulan, stress ujian 2 bulan, dan sakit tiada henti selama 1 bulan, akhirnya 11 kg yang terhimpun hilang hanya dalam 5 bulan!!! \(^o^)/ Kalian pasti akan berpikir "itu mah karena stress dan sakit Ndah, makanya turun..". Tapi tidak juga kawan-kawan, karena selama tiga tahun minum obat dulu, aku juga tak lepas dari berbagai hal yang menyetresskan dan mengundang datangnya penyakit ke tubuhku.  Aku juga tidak mengerti, berat badanku turun secara otomatis, padahal makanku lebih teratur dan lebih banyak dibandingkan saat aku minum obat dulu. Aku termasuk orang yang tidak peduli mau tubuh gendut atau kurus, yang penting mah sehat. Tapi kalau disuruh memilih tubuh gendut atau kurus maka aku akan pilih berat badan yang ideal aja, haha. Saat tubuhku gendut dulu rasanya selalu membuatku malas untuk bergerak, jadi cukup terasa mengganggu aktivitas. Tetapi aku juga tidak terlalu suka tubuh yang terlalu kurus, terlihat tak sehat dan tak bertenaga, jadi lebih baik tubuh yang ideal. Tubuh yang mendukungku untuk selalu aktif beraktivitas. :)

Hujan Kini.

Bunda, hujan turun tiada henti hari ini.
Entahlah, mengapa hujan ini membuatku ingin menangis.

Bunda, sepi rasanya disini.
Sudah tiada kawan, dirimu pun juga tak disini.

Bunda, manjakah diriku ini?
Hanya karena aku tak ingin merasa sendiri?

Bunda, dimanakah sang mentari?
Ia bersembunyi terlalu lama hingga hatiku terasa dingin.

Bunda, tolong hentikan sejenak hujan ini.
Karena hati ini sangat membutuhkan sentuhan sang mentari.