Selasa, 28 Juni 2016

Aku Pulang

Masa transisi itu dimulai saat aku berusia 17 tahun, di mana saat itu aku diterima kuliah di perguruan tinggi dan harus memulai perantauanku. Aku yang sejak kecil tidak pernah diizinkan orang tuaku bahkan hanya untuk menginap satu malam saja di rumah orang lain, tentu kepergianku cukup menjadi masalah berarti bagi mereka. Tapi yah memang ada jiwa pemberontak dalam diriku yang tetap nekat pergi meninggalkan kampung halaman, selain untuk pendidikan juga untuk pengalaman. Lima tahun perantauan kuliah kusambung dengan tiga tahun perantauan kerja, dan akhirnya muncul lah memorandum kuat dari orang tua bahwa sudah saatnya aku pulang. Aku sebenarnya ingin pergi lebih jauh, jiwa berkelanaku belum puas hanya dengan 8 tahun itu. Aku masih haus dengan pengalaman dan impian. Tapi apa yang harus kulakukan, mungkin saat ini waktunya aku istirahat sejenak, menghabiskan waktu sebanyak mungkin bersama orang tua, kembali menjadi kaki tangan ibuku yang setiap hari semakin menua, menjadi sahabat adik-adikku 24 jam setiap harinya, dan mungkin kembali merencanakan langkah masa depan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Saat ini aku pulang, memberikan sebanyak mungkin waktu yang bisa kuberikan kepada keluargaku tersayang, dengan ketidakpastian apakah aku akan seterusnya menetap di rumah atau kembali melanjutkan perjalanan lain entah kapan. Yang aku dan mereka mengerti sekarang, aku pulang.