Selasa, 31 Desember 2013

Tiga Puluh Satu Desember

Selamat pagi.. hari ini hari terakhir tahun masehi 2013. Tidak ada hal yang khusus hari ini, aku masih harus ke kantor seperti biasa. Seminggu ini cuaca di kota kembang selalu cerah dari pagi hingga sore, tapi entahlah mengapa pagi ini gerimis sudah menyambutku saat bangun tidur. Walau pagi ini terasa dingin, aku tetap merasa nyaman di dalamnya.

Heuhmmm akhir tahun, dan besok kalender pun sudah berganti. 1 Januari 2014, banyak hal yang melintas di pikiranku mengingat tanggal tersebut. Mulai besok berbagai kebijakan pemerintah mulai berjalan, berlakunya SJSN, redenominasi rupiah, pemilihan presiden baru, bahkan termasuk juga kebijakan bahwa KUA mulai hanya melakukan akad nikah di kantor KUA saja, dan dan dan sebagainya. Bagiku sendiri, aku pun juga mulai diingatkan agenda untuk kencan dengan para dokter (cek EEG, operasi keloid, dan ke dokter gigi).

Setiap tahun selalu ada hal yang membuat kita tersenyum, tertawa, menangis, kecewa, marah, dan berbagai luapan emosi lainnya. Setiap tahun selalu ada pengalaman yang meninggalkan kenangan dan pembelajaran dengan caranya sendiri. Setiap tahun selalu ada pertemuan dan perpisahan yang mengharukan. Setiap tahun selalu ada harapan-harapan baru setelah terpenuhi atau mungkin terpupusnya harapan-harapan yang lalu. Dan ketika tahun mulai berganti, sudah saatnya aku harus meninggalkan masa lalu dan mulai menyambut masa depan yang sudah menunggu.

Lupakan tentang tahun baru, cukup berpikir apa yang kuharapkan akan terjadi padaku esok hari saat aku kembali terbangun? sejenak kututup mataku, dan kupanjatkan sebuah doa untuk esok hari. Sebuah doa sederhana yang hanya berisi harapan agar hari esok selalu berjalan dengan baik, dan jika ternyata besok tidak berjalan dengan baik kuharapkan agar aku bisa mampu menjalaninya dengan baik. Semoga semua doaku dan doamu terkabul. Selamat menyambut tahun baru masehi.. selalu positif dan melakukan yang terbaik..J


“With the new day comes new strength and new thoughts.” 
- Eleanor Roosevelt 

Senin, 30 Desember 2013

Ketika Aku Terbangun

Selalu ada banyak cara untuk mengingatkan diri ini akan bagaimana mensyukuri segala hal, baik dari hal kecil maupun hal besar. Bulan ini, kedua kalinya saya diingatkan untuk mensyukuri betapa beruntungnya saya bahwa Allah masih membangunkan saya dari tidur lelap untuk menjalani kembali hari-hari. Waktu tidur adalah waktu antara hidup dan mati. Dalam tidur, dalam alam ketidaksadaran tersebut tak ada satu pun dari kita yang mengetahui apakah kita akan dibangunkan kembali atau mungkin dilelapkan seterusnya.

عَنْ حُذَيْفَةَ وَأَبِىذَرٍّ رَضِىَاللّهُعَنْهُمَا قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَاأَوَى إِلىَ فِرَاشِهِ قَالَ :  بِاسْمِكَ اللّهُمَّ أَحْيَاوَأَمُوتُ ، وَإِذَااسْتَيْقَظَ قَالَ : اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ . رَوَاهُ الْبُخَارِىُّ

Artinya:
Hudzaifah r.a. dan Abu Dzarr keduanya berkata : Adalah Rasulullah saw. jika akan tidur membaca : bismikallahumma ahya wa amutu (Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan mati), dan apabila bangun tidur membaca ; alhamdulillahil ladzi ahyana ba’da ma amatana wailaihin nusyur (Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada Allah akan bangkit). (Bukhari)

Minggu, 22 Desember 2013

Mengunjungi Semarang

Alhamdulillah.. akhirnya hari minggu!!! akhirnya bisa hibernasi!!! inilah kebahagiaan terbaik minggu ini setelah berhari-hari diisi 'sok' kepadatan dan 'sok' kesibukan agenda saya, hahaha. Ngomong-ngomong soal minggu, saya mau cerita tentang perjalanan saya minggu kemarin ke Semarang. Saat ini saya sedang sakit (akumulasi demam satu minggu), so maaf yak ceritanya singkat aja. :)

Pada awalnya saya harus ke Semarang untuk kegiatan interview kerja hari senin (16 Desember), tetapi sayang sangat sayang jika kita ke tempat baru yang belum pernah kita kunjungi tanpa harus mengeksplorasi tempat tersebut, hihihi. Finally, saya mengubah agenda saya menjadi tak hanya sekedar datang interview, tetapi menjadi sebuah petualangan kecil di kota Semarang. :)

Kamis, 12 Desember
Petualangan saya dimulai dengan perjalanan dari Bandung ke Solo terlebih dahulu. Alasannya sederhana, karena saya kangen rumah, jadi mau mampir dulu ke rumah. Perjalanan ke Solo saya tempuh dengan kereta Kahuripan. Hanya dengan membayar Rp 50.000,- dalam waktu 10 jam saya sudah bisa tiba di Solo. Kereta Kahuripan berangkat jam 20.30 WIB dari stasiun Kiara Condong. Karena saya naik kereta di hari kerja, saya bisa mendapatkan satu baris kursi kosong yang bisa saya jajah sendirian sepanjang perjalanan. Sahabat saya saat di kereta hanyalah buku dan musik yang mampu membuat saya menikmati perjalanan dengan nyaman.

Jumat, 13 Desember

Saya tiba di Stasiun Jebres jam 06.15 WIB, lima belas menit terlambat dari jadwal seharusnya. Saat saya tiba, ayah saya sudah menunggu di depan pintu gerbang dengan motor birunya, hahaha motor yang saya tabrakkan seenaknya bulan lalu. Saya di rumah hanya sekitar 3 jam, cukup untuk mencicipi masakan ibu, mengantar Yaya ke sekolah, dan mengemas ulang bawaan saya ke Semarang nanti.

Pukul 10.00 WIB saya berangkat ke Semarang dengan naik bus Safari dan cukup membayar Rp 20.000,- untuk perjalanan dari Solo ke Semarang. Pertama kali saya tahu bahwa ternyata perjalanan ke Semarang saya harus melewati daerah-daerah berikut ini, Boyolali - Salatiga - Ungaran - Banyumanik - Semarang. Perjalanan hanya membutuhkan waktu 2-3 jam tergantung kecepatan supir mengemudi, haha karena tidak ada macet sama sekali sepanjang perjalanan. Sepanjang jalan yang saya lihat adalah betapa hijaunya tanah jawa ini, apalagi saat melewati daerah Ungaran yang berbukit-bukit.

Perayaan Kelulusan
SMA di
Purwokerto
Pukul 11.30 WIB saya tiba di daerah Sukun, Semarang. Disana sahabat terbaik saya saat SMA, Ratna (saya memanggilnya Nae), sudah menunggu untuk menjemput saya. Saya sangat rindu dengan sahabat saya ini, ia adalah sahabat saya sejak kelas 1 SMA, dan sudah hampir 3 tahun saya hanya bisa berkomunikasi dengannya melalui dunia maya. Di tempatnya lah saya akan menetap dan menginap selama di Semarang. Nae saat ini sedang melanjutkan studi S2 nya di Undip, jadi otomatis kostan dia berada di daerah Undip Tembalang. Saya merasa kelelahan setibanya saya di Semarang, jadi akhirnya saya lewatkan seharian istirahat di kostan Nae. Nae mempunyai selera buku, musik, dan tontonan yang sama dengan saya, sehingga sejak SMA kamarnya adalah surga hiburan buat saya, begitu juga sebaliknya. Sepanjang sore  hingga malam hanya kita gunakan untuk mengobrolkan berbagai cerita yang tertunda dengan saya sambil membaca buku dan Nae asik nonton drama korea yang saya bawa khusus buat dia.

 

Selama saya di Semarang saya hanya menikmati menu makanan pagi hingga malam bersama Nae di sekitar kostan Nae. Saya tidak terlalu memprioritaskan menu kuliner untuk perjalanan kali ini, haha maaf uang masih mepet untuk foya-foya. Dengan menu makanan normal sehari-hari, saya hanya cukup mengeluarkan uang Rp 7.000 - Rp 10.000 untuk setiap kali makan. Selama 4 hari di Semarang, saya hitung pengeluaran saya untuk makan dan jajan hanya menghabiskan sekitar Rp 100.000,- hingga saya pulang.

Sabtu, 14 Desember

Waktunya untuk jalan-jalan. Mengelilingi kota Semarang agak cukup merepotkan jika kau tak punya kendaraan pribadi. Sangat sulit menjelajah kota ini jika harus mengandalkan angkutan umum, tetapi juga berarti tidak mungkin, hanya saja sedikit sulit, haha. Inilah daftar tempat yang saya kunjungi bersama Nae.

1. Kota Tua Semarang
Kawasan dimana kau bisa menemukan gedung-gedung dan jalanan kota Semarang sisa jaman penjajahan Belanda. Kita bisa mengelilingi kawasan kota Tua ini dengan jalan kaki atau naik motor. Kawasan Kota Tua merupakan kawasan terbuka, jadi tidak diminta bayaran sama sekali saat memasukinya. Nae mengajak saya mengunjungi salah satu gereja tertua peninggalan Belanda di Semarang, yaitu gereja Blenduk. Saat mengunjungi gereja ini, kami cukup membayar biaya parkir Rp 2.000,-.
 


2. Masjid Agung Jawa Tengah
Satu kalimat yang saya ucapkan saat tiba di tempat ini, "Subhanallah.. indahnyaaa...". Seperti namanya, masjid ini dikemas dengan agungnya. Masjid ini dibuat dengan mengikuti kombinasi arsitektur jawa dan arab, sungguh indah. Hanya cukup membayar biaya parkir Rp 1.000,- saya bisa menikmati keagungan masjid ini. Masjid ini merupakan tujuan utama saya ke Semarang, saya sudah ingin sekali mengunjunginya sejak 2 tahun yang lalu setelah melihat foto teman saya di facebook. Alhamdulillah, akhirnya kesampean juga, hehe.


3. Gedung Lawang Sewu
Gedung ini diberi nama 'lawang sewu' yang artinya seribu pintu dikarenakan struktur bangunannya yang tersusun atas sekian banyak pintu. Aslinya jumlah pintu itu tidak nyampe seribu kok, alay aja itu yang ngasih nama. Mengapa gak diberi nama 'lawang satus' aja coba?! yang menurut saya sepertinya jumlah pintunya hanya ratusan, haha. Memasuki area gedung ini saya cukup membayar tiket masuk Rp 10.000,. Di gedung ini terdapat ruangan bawah tanah yang katanya cukup menarik untuk dilihat, tetapi entah mengapa saya sedang tidak tertarik saat itu, saya cukup puas menikmati permukaan gedung Lawang Sewu. Sebenarnya jika ingin menikmati ruang bawah tanah tersebut hanya dikenakan biaya tambahan tour guide Rp 15.000,- saja. Menjelajahi Kota Tua dan Lawang Sewu membawa saya seolah kembali ke jaman penjajahan Belanda dulu. Tepat di seberang Lawang Sewu adalah monumen Tugu Muda sebagai lambang penghormatan untuk pahlawan pada Pertempuran Lima Hari Semarang. Di samping Tugu Muda terdapat Museum Pahlawan, tetapi karena sedang tidak berminat berkunjung museum akhirnya saya belum sempat mengeksplorasi isi museum itu.


4. Klenteng Sam Poo Kong

Selamat datang di China!! itulah kesan pertama yang saya dapatkan saat memasuki area ini. Klenteng Sam Poo Kong ini merupakan klenteng terbesar di Semarang. Katanya ada gua disana, tetapi saya tidak mengunjunginya karena terancam hujan yang segera turun saat itu. Di dalam kawasan ini juga terdapat patung raksasa Marinir Zheng He. Untuk memasuki area ini, harga tiket turis lokal hanyalah Rp 3.000,- dan parkir Rp 2.000,-. Kunjungan saya ke klenteng ini merupakan agenda terakhir untuk hari itu, sisanya dilanjutkan esok harinya, haha.

Minggu, 15 Desember


Sebenarnya dalam list perjalanan saya banyak sekali yang ingin saya kunjungi, tetapi karena alasan tertentu akhirnya banyak yang harus dibatalkan. Contohnya saat saya mengajak Nae untuk mengunjungi pantai. Nae dengan senang hati bersedia menemani saya tetapi sebelumnya dia bilang bahwa kawasan pantai di Semarang sudah sangat kotor sekali, jadi tidak enak dipandang. Nae menyarankan kalau mau sebaiknya mengunjungi pantai di Jepara saja, yahhh tentunya sangat jauh jika dua gadis harus menempuhnya dengan sepeda motor. Finally, saya coret sang pantai dari list saya, huks. Di hari minggu saya dan Nae hanya mengunjungi satu tempat wisata, yaitu Pagoda Buddhagaya Watugong. Pagoda ini merupakan tempat ibadah utama umat buddha di Semarang. Saya saat itu baru tahu, bahwa ternyata pagoda ini merupakan pagoda tertinggi di Indonesia. Wooooowww!!! Mengunjungi tempat ini bisa saya bayangkan bagaimana suasana di negeri gajah Thailand yang memiliki pagoda-pagoda yang lebih besar dan tinggi, haha.

Senin, 16 Desember
Kegiatan saya hanya interview kerja di hari ini. Selesai interview kerja saya langsung pulang lagi dulu ke Solo dengan naik bus Safari.

Selasa, 17 Desember
Cukup puas menghabiskan satu hari satu malam di rumah, akhirnya selasa malam saya berangkat ke Bandung lagi. Setumpuk pekerjaan dan tanggung jawab sudah menunggu saya di Bandung. :)

Rabu, 18 Desember 2013

Empat Sehat Lima Sempurna

Ceritanya minggu kemarin untuk kesekian kalinya aku pulang kampung lagi. Yah tentunya karena ada agenda penting yang harus kulakukan di rumah. Setiap aku pulang ke rumah seluruh waktuku benar-benar dimanfaatkan hanya untuk keluarga. Pagiku adalah milik ibu (edisi Inem Pelayan Seksi), siangku adalah milik adik kecilku Yaya (teman maen dan penikmat tingkah laku Si Kecil), malamku adalah milik adik besarku Cicit (Yakk, satu-satunya teman galau, nonton, dan jalan-jalan malam), dan tengah malamku adalah saatnya mengobrol politik bersama ayahku sambil nonton berita tengah malam. Dengan agenda yang sangat padat di rumah itu, alhasil aku pun juga malas keluar rumah. Terkadang keluar dengan teman hanya saat ada agenda penting saja. Oke cukup, kali ini aku hanya ingin bercerita tentang bagaimana dan apa yang dilakukan adik kecilku di siang harinya saat aku ada di rumah. Tak kusangka, semakin lama adikku semakin mirip diriku, haha. Inilah polah tingkah laku kepolosan adik kecilku.

Empat Sehat Lima Sempurna
Saat ulang tahun Yaya yang ke-4 kemarin dia sedang sakit batuk dua hari. Di tengah hari siang bolong tiba-tiba Yaya muncul di kamarku seperti biasa. Lalu Yaya bilang, "Mbak Indah, beliin aku obat batuk dong.. aku batuk kok belum sembuh?". Mendengar permintaan Si Kecil akhirnya Yaya dan ibu pergi membeli obat batuk ke apotek. Tidak seperti anak kecil kebanyakan, adikku ini sangat doyan minum obat, mau tau alasannya? oke tunggu sebentar. Setelah pulang membeli obat, aku pun langsung menyambut mereka di depan teras.
Me : "Dek, udah beli obatnya?"
Yaya : "Udah Mbak.. inih!" (sambil nyodorin ke aku obat yang sudah dibelinya).
Aku pun cukup terkejut karena obat yang dibeli adikku bukanlah obat batuk, melainkan obat penambah nafsu makan Cur*uma Pl*s. Akhirnya aku langsung tanya ibuku,
Me : "Ibu, kok beli obatnya yang ini?"
Ibu : "Lah Yaya maunya itu og Nduk.. tadi malah dia milih obat diare yang rasa stroberi. Pas Ibu gak setuju, dia ganti milih obat yang itu. Yaudah, kalo yang itu mah gak masalah."
Me : (-_____-) 
Sudahlah kalo obat penambah nafsu makan menurutku masih tidak bermasalah karena setidaknya kalo dia rajin makan, dia juga akan sembuh. (apoteker apaan gue?! -_-)
Sambil membantu Yaya minum obat, tiba-tiba aku bertanya heran kenapa adik kecilku ini senang minum obat, dan Yaya menjawab, "Mbak Indah tau gak empat sehat lima sempurna?". Pura-pura tidak tahu akhirnya aku pun bilang, "Enggak Dek.., emang itu apa?".
Yaya : "Kata ibu guruku di sekolah, kalo aku makan nasi, sayur, buah berarti aku sehat (dia lupa menyebutkan lauk di dalamnya). Nah, kalo aku minum obat berarti aku sempurna. Makanya aku suka minum obat.." jawabnya penuh percaya diri karena bisa berbagi ilmu dengan mbaknya.
Me : (aku pun hanya bisa tertawa mendengar jawaban adikku itu), "Hahaha.. bukannya susu ya sayang?"
Yaya : "Bukan Mbak,, bukan susu, tapi obat. Mbak Indah juga minum obat ya.."
Me : "Haha.. oke oke.."

Banyak kelucuan yang dilakukan Yaya di rumah, tapi karena hari ini aku cukup lelah, mungkin aku tidak bisa menuliskan semuanya dulu, berikut foto-foto yang kuambil bersama Yaya selama di rumah. :D

Yaya gak pernah mau diantar berangkat ke TK nya selain diantar oleh Ibu. Tetapi orang kedua yang diperbolehkan untuk mengantarnya ke sekolah hanyalah Mbak Indah. Yeeehhhaaaa!!!! (lompat-lompat terlalu senang, haha).
 Yaya berangkat sekolah jam 7.45 WIB. Dan yang selalu dilakukannya sambil menunggu ibu siap-siap adalah dengan membuat berbagai macam ekspresi di spion motor. :D
Yaya mempunyai kepribadian yang aktif, walau masih sekolah 2 bulan, tetapi dia juga ikut serta dalam team marching band di TK nya. Foto ini kuambil kemarin (Selasa, 17 Des) saat Yaya pulang sekolah dan memamerkan seragamnya ke mbaknya sebelum balik ke Bandung yang dipakai untuk lomba hari ini (Rabu, 18 Des). Alhamdulillah Yaya dan teman-temannya berhasil membawa piala juara III lomba marching band TK se-kabupaten Boyolali. Haha...
Kegiatan soreku bersama Yaya saat di rumah adalah jalan-jalan sore menikmati segarnya sawah di samping rumah kami yang permai. Menangkap serangga, bernyanyi dan melihat Yaya menari di sawah selalu menjadi hiburan menarikku di sore hari, haha.

Selasa, 10 Desember 2013

Pasang Kuda-kuda: Waspadalah!!

Karena hari ini saya libur kerja, akhirnya saya menghabiskan siang ini dengan duduk santai di depan selasar labtek farmasi. Ah damai rasanya hanya menikmati siang yang cerah, ditemani kampus yang sunyi (gara-gara para mahasiswa sedang belajar untuk UAS), air mancur kolam Indonesia Tenggelam yang hijau seperti biasanya, lagu indah Shania Twain, dan buku terbaik saya minggu ini, 'To Kill a Mockingbird'. Tetapi tiba-tiba kedamaian saya terusik oleh sebuah panggilan telpon dari nomor yang tidak saya kenal, dan seperti biasa panggilan itu saya jawab dengan tenang. Saya tidak menyangka bahwa telpon itu menjadi penghancur mood saya siang ini. Yeahhh, ini percakapan saya dengan orang yang tak saya kenal di seberang.

XX : "Selamat siang, dengan saudari Indah Prihatin?"
Me : "Iya.. dengan siapa ya?"
XX : "Selamat siang mbak,.. saya dr. Agus, Kepala SDM RS K Semarang." (FYI: saya saat ini dalam status jobseeker dan sedang melamar di salah satu RS di Semarang).
Sejenak saya cek kembali nomor telpon yang menghubungi saya tersebut, ops! kok nomor telponnya dari nomor HP?! (Hei para jobseeker, percayalah, sebagian besar panggilan telpon resmi perusahaan pasti menggunakan telpon kantor. Otomatis saya pun langsung menanam kecurigaan pada nomor yang menelpon saya, tetapi oke mari tetap kita ladeni saja dulu.)

Me : "Iya Pak.. ada apa ya pak?" (Lanjut saya mengikuti kemana arah pembicaraan berlanjut.)
XX : "Iya mbak, saya dari RS K Semarang, sebelumnya saya ingin memastikan apakah ini dengan Indah Prihatin bla bla bla" Satu persatu orang tersebut menyebutkan identitas lengkap saya yang saya isikan dalam formulir pendaftaran online. Saya pun menanggapi dengan berkata "Ya" dan "Ya". Setelah identitas yang dia sebutkan sesuai dengan identitas saya, selanjutnya orang tersebut pun mulai menyampaikan tujuan panggilan telponnya.

XX : "Begini Mbak, saya bersama dengan direktur utama RS K, yaitu dr. Bambang, kemarin sudah mengadakan rapat terkait proses rekruitmen apoteker yang direncakan untuk pengadaan SDM tahun 2013. Dalam rekruitmen tersebut kami memutuskan bahwa ada 7 kandidat utama yang akan diloloskan untuk mengikuti proses selanjutnya. Untuk lamaran yang Mbak Indah ajukan, saat ini sedang diperdebatkan apakah akan juga diloloskan. Kalau saya sih sangat berminat untuk meloloskan Mbak Indah."
(Oke, untuk pernyataan hingga disini saja justru membuat saya semakin curiga, mengapa?
1. Maaf bukannya sok menilai seseorang, tetapi saya cukup tahu cara membedakan bagaimana cara berbicara orang yang berpendidikan dengan yang tidak, dan menurut saya gaya bicara orang tersebut tidaklah cukup terdengar pintar. (Percakapan diatas tidak tertulis dengan bahasa sebenarnya, karena saya tulis dengan rapi agar jelas terbaca.)
2. Proses pengiriman berkas dijadwalkan harus tiba di semarang via post paling lambat tanggal 10 Desember 2013. Yang berarti seharusnya proses rapat dilakukan di hari setelahnya. Aneh kan kenapa rapat sudah diadakan kemarin tanggal 9?
Karena penasaran dengan arah pembicaraan orang tersebut, akhirnya saya putuskan untuk tetap meladeninya hingga selesai.

XX : "Iya Mbak, maksud telpon saya disini adalah untuk menawarkan bantuan kepada Mbak Indah agar bisa lolos pada tahap selanjutnya. Bantuan yang bisa saya berikan yaitu dengan membuatkan SK yang menyatakan bahwa Mbak Indah berhak untuk lanjut pada seleksi berikutnya. Jadi disini Mbak Indah ada dua pilihan, yaitu untuk tetap lanjut proses seleksi dengan normal atau lanjut dengan bantuan SK dari saya."
(Fyuhhh sumpah ini orang beneran gak ketulungan, ayolah secara normal seharusnya,
1. Telpon resmi dari kegiatan perekrutan kariawan tidaklah pernah menawarkan bantuan atau jasa jenis apapun. Telpon resmi dari perusahaan pada umumnya menanyakan konfirmasi kehadiran dan waktu untuk proses seleksi selanjutnya. Bukan kayak abang-abang tukang bakso ini yang nyodorin bakso malangnya.
2. SK tidak bisa dikeluarkan oleh Kepala SDM bang!! yang ada SK dari Dirut utama. -_____-"
Walau saya sudah tahu bahwa telpon ini pastilah penipuan, tapi saya pun masih mencoba berbaik hati melanjutkan percakapan ini dengan sabar.

Me : "Maaf pak, bisa dijelaskan sebelumnya apa bedanya antara jalur normal dengan jalur dengan SK? Apa ada pelibatan dananya pak?" (Kebiasaan selalu to the point pada segala hal).
XX : (Orang ini pun tidak menjawab pertanyaan saya dengan jelas, tetapi justru kembali berbelit-belit menjelaskan seperti sebelumnya).
Me : "Jadi pak, kalau seumpamanya saya mengambil SK itu apa yang harus saya lakukan ya?"
XX : (Merasa umpannya telah terpancing). "Oh iya Mbak, jadi kalau Mbak Indah bersedia menerima SK saya, mbak Indah pertama-tama bisa beritahu saya dulu alamat email Mbak Indah. Nanti SK nya saya kirim via email, lalu Mbak Indah cukup mencetak SK yang sudah saya kirimkan sebanyak tiga lembar dan diserahkan ke RS saat proses seleksi berikutnya. Dan ini ya Mbak, ini internal pembicaraan antara kita berdua saja ya Mbak, tolong jangan sampai diketahui pihak lain. Ya maaf Mbak, kita kan rumah sakit yang terkait dengan lembaga KPK juga, nanti dikiranya kita korupsi, padahal kan tidak ya Mbak?" (gilak!! apa-apaan ini pula ada bung KPK masuk?!). "Jadi Mbak Indah, untuk proses pembuatan SK tersebut tentunya dibutuhkan beberapa tahap yang menggunakan biaya ini itu. Total keseluruhan dana untuk pembuatan SK tersebut sekitar 2,8 juta rupiah. Bagaimana Mbak Indah?"
Hahhh bener-bener deh ini orang, saya cuma bisa geleng-geleng. Oke, kita analisa lagi,
1. "Diskusi internal"??? Korupsi??? Ah spechless saya harus berkomentar apa dengan kegilaan ini orang.
2. Jelas-jelas di website resmi rumah sakitnya disebutkan bahwa proses rekruitmen tidak membebankan biaya sama sekali pada peserta selain pengiriman berkas melalui pos. 
Cukup sudah mood saya dihancurkan orang tersebut saat itu, akhirnya saya mulai males meladeni lagi.

Me : "Oh begitu ya Pak.. hmmm maaf Pak sebelumnya, terima kasih sekali atas tawaran bantuan yang Bapak berikan, tetapi mohon maaf saya memilih jalur normal saja Pak."
XX : "Mbak Indah yakin? nanti bisa gak lulus lho Mbak kalau pakai jalur normal? dan nanti kalau gak lulus saya gak bisa bantu Mbak Indah lagi setelah pengumuman keluar. Gak menyesal Mbak?" (Mulai ngancem deh ini orang... zzzzzzzzzz)
Me : "Iya Pak tidak apa-apa, saya pakai jalur normal saja, kalau lulus alhamdulillah, kalau tidak ya insya Allah saya ikhlas. Pengumumannya besok kamis kan ya Pak? Berkas saya sudah diterima oleh pihak rumah sakit?"
XX : "Oh yasudah kalau gitu, saya gak bisa bantu ya Mbak nanti kalau tidak lolos.."
Me : "Iya Pak.. tidak apa-apa.." (mencoba tetap bernada tenang, walau aslinya kesel banget ama ini orang).

Akhirnya telpon tersebut saya tutup segera. Arrrrrrrrrgggghhhhh!!! ah benar-benar penghancur mood hari ini. (T____T) Segera saya pun berpikir, waduh bisa ada dua kemungkinan nih kenapa saya bisa ditelpon gini?
1. Ada seseorang yang mengakses form online yang saya isi dengan tidak bertanggung jawab.
2. Berkas yang saya kirim via post macet di jalan, alias disambet orang di tengah jalan dan tidak nyampe ke pihak SDM rumah sakit. Oh No!!!!!
Saya pun segera mengantisipasi dua kemungkinan terburuk itu. Saya langsung menelpon RS K Semarang dan menghubungi pihak SDM rumah sakit tersebut. Setelah berhasil menghubungi pihak SDM ternyata saya memperoleh fakta bahwa.
1. Ternyata sudah kesekian kali orang lain juga tertipu seperti saya dan mengadu ke pihak SDM.
2. Tidak ada yang namanya dr. Agus di sana.
3. Saat saya telpon ternyata malah baru saja dilakukan rapat proses seleksi administratif yang pertama.
Oke, saya semakin diyakinkan bahwa benar telpon nyasar tadi adalah telpon penipuan. Khawatir dengan berkas lamaran saya, akhirnya saya pun minta tolong untuk dicek kembali keberadaan dokumen saya disana, dan besok saya baru dikabari kembali oleh pihak rumah sakit. Fyuhhhh~ hari yang damai dalam sekejap menjadi hari yang melelahkan dan menyebalkan.

Inilah mengapa wanita pun harus memperoleh pendidikan setinggi-tingginya, setidaknya untuk melindungi dirinya sendiri!! Agar tidak mudah tertipu oleh berbagai jenis penipuan!!! #menggebu-gebu. Waspadalah pada berbagai jenis penipuan!!! Ah sedih juga rasanya, saat diri ini sedang semangat 45 mencari pekerjaan, eh malah ada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan. Astaghfirullah... :(

Sabtu, 07 Desember 2013

7/12/2009 To 7/12/2013 (4 Tahun)

Sing: "Selamat Ulang Tahun" by Jamrud.

Hari ini, hari yang kau tunggu
Bertambah satu tahun, usiamu,
Bahagialah slalu

Yang kuberi, bukan jam dan cincin
Bukan seikat bunga, atau puisi,
Juga kalung hati

Maaf, bukannya pelit,
Atau nggak mau bermodal dikit
Yang ingin aku, beri padamu
Do'a s'tulus hati ...

Smoga Tuhan, melindungi kamu
Serta tercapai semua angan dan cita citamu
Mudah mudahan diberi umur panjang
Sehat selama lamanya..

Happy birthday my dearest little sister Yaya.. you're 4 years old now!!! :D

Minggu, 01 Desember 2013

A Miracle

Some people say there are miracles, and some people say there’s no such thing. But in moments of urgency, people inevitably pray and wait for a miracle. Thus, miracles need to exist so that in all times of urgency there is some glimmer of hope for people to dwell on. Miracles need to exist.

But miracles are miracles because they aren’t common. There are far more misfortunes we don’t think of than miracles we don’t expect. That is the world. Life is too cold and harsh to live believing only in miracles.

In the end, miracles are a matter of probability. Miracles only exist to one person, and to the 9,999 others, are simply empty talk of that thing they call miracles. Life is cruel with its absolute and overwhelming probability. But still, miracles are needed. Rather than the despair of a zero probability that will never come to pass, a ten-million-to-one chance is better. That is how hope exists.

Right now a miracle might happen to me.

Ashilla Nafisha Salsabila

 Ashilla Nafisha Salsabila.
50 cm. 3,1 kg.
Sabtu, 30 November 2013, pukul 10.15 WIB, saya mendapat panggilan telpon dari ibu saya bahwa kakak ipar saya (Mbak Riza) sedang di rumah sakit untuk persiapan persalinan. Saat itu pula saya langsung kehilangan fokus pada pekerjaan saya di kantor, khawatir bagaimana proses persalinan selanjutnya yang saat itu sudah bukaan ke-2. Kemudian pukul 12.30 saya kembali menelpon ibu saya menanyakan kabar proses persalinan selanjutnya, fyuhhhh kenapa saya ikutan dag dig dug suerrrr?! ya iyalah.. kakak saya gitu! (>_<). Saat itu kakak saya sudah bukaan ke-10, oke kondisi semakin menegangkan buat saya. Tetapi di tengah kehebohan saya sendirian menanti kabar, 15 menit setelah telpon saya, ibu saya menelpon saya kembali. Pada telpon yang terakhir itu ibu saya mengabarkan bahwa alhamdulillah pukul 12.45 WIB telah hadir anggota keluarga baru dalam keluarga kami, welcome to the world my beautiful niece Ashilla Nafisha Salsabila (panggilannya Nafish, hehe). Lihat betapa cantiknya ponakan pertamaku. :)

5 Hours

Why do you think i came there?
Coming there in a bus for 3 hours,
staying there for just 5 hours,
then going back for 4 hours in the bus again.
Why do you think I did that?
Even i don't understand it.

Sabtu, 30 November 2013

My Normal Daily Activity

Setelah 5 tahun menjalani pola hidup mahasiswa yang bisa dibilang tidak terlalu beraturan, akhirnya aku kembali mendapatkan pola hidup normalku sejak bulan november ini. 

04.00 - 04.15 : Bangun tidur, sholat subuh.
04.15 - 06.00 : Baca-baca, ngenet, nyuci baju, masak, sarapan
06.00 - 06.30 : Mandi, siap-siap berangkat kerja
06.30 - 17.00 : Kerja
17.00 - 18.00 : Istirahat, males-malesan, mandi
18.00 - 19.00 : Sholat magrib, baca-baca, ngenet, sholat isya.
19.00 - 21.00 : Nonton TV, baca-baca, chating hingga akhirnya tertidur.
21.00 - 04.00 : Tidur nyenyak hingga terbangun kembali.

Jam biologis 7-8 jam perhari akhirnya bisa kunikmati dengan baik selama sebulan terakhir ini. Teringat saat kuliah dulu, aku bahkan bisa terjaga 3-4 hari tidak tidur sama sekali. Kehidupan yang normal terkadang membosankan, tetapi aku akui pula bahwa ini pola hidup yang sehat untuk tubuhku. Yah, nikmati saja pola teratur ini sebelum mungkin akan kembali tak beraturan, haha. :D

Rabu, 27 November 2013

Where is The Flower?

Where is the flower that blooms without shaking?
Any of the beautiful flowers of this world
all bloom while being shaken
They shake on stems that grow upright
Where is the love that goes without shaking?

Where is the flower that blooms without being soaked?
Any of the shining flowers of this world
bloom as they are soaked
Soaked by wind and rain, petals bloom warmly
Where is the life that goes without being soaked?

Selasa, 26 November 2013

Keep Calm and Find A Solution

Rasanya akhir-akhir ini saya ingin berteriak sekencang-kencangnya. Aaaaaaaaaaa~~!!! (sayangnya malu untuk dilakukan). Lalu saya pun mulai berandai-andai jika saja saya punya avatar lebih dari satu dan berharap ada doraemon di samping saya, haha. Semua pikiran gila itu tentunya tak lain karena saya yang mulai terdistraksi dengan semua perkara yang saya alami saat ini. Oh really, right now i miss being young and not having a care in the world. Ayolah siapa orang dewasa yang tak pernah punya masalah?! (sok dewasa banget gue!). 

Saya selalu menjadi pemberontak ketika harus dihadapkan pada berbagai perkara rumit nan pelik. Bosan rasaya jika harus mendengar kalimat 'sabar ya Ndah..' atau mungkin kalimat lain yang sama saja artinya, kalimat-kalimat penenang tetapi bukan penyelesai perkara. Maaf, mungkin karena pada dasarnya saya bukanlah orang yang sabar dan saya selalu berusaha mengakhiri setiap perkara tanpa penyelesaian itu dengan cara saya sendiri. Haha bingungkah? Sederhananya, saya bukan orang yang sabar saat dihadapkan pada suatu perkara. Jika perkara itu datang pada saya, maka sesegera mungkin perkara itu saya selesaikan. Tentunya agar saya tidak terjebak pada satu perkara dan menghambat perkara yang lainnya. Inilah mengapa teman-teman saya selalu bilang bahwa saya selalu cepat mengambil keputusan. Tapi secepat apapun keputusan yang saya ambil, saya tak pernah memandangnya sebelah mata, saya memikirkannya dengan baik dan tentunya juga mempertimbangkan berbagai persepsi yang berkaitan.

Rempongnya menjadi seorang wanita adalah tidak hanya kehebatan sifat multitaskingnya, melainkan juga kemampuannya mengatasi multi-problem yang sering kali datang dalam sekali waktu. Setiap orang pastinya punya resep yang berbeda-beda di dapur masing-masing, tetapi ini blog saya, jadi saya akan lebih bercerita tentang resep saya, hehe. Lalu bagaimana jika kondisi itu datang pada saya seperti saat ini? Fyuhhh.. beruntung ibu saya mendidik dengan cara militer tetapi bijak, (manggut-manggut songong). Oke, berikut sedikit jurus yang biasa saya lakukan saat dihadapkan pada multi-problem ditengah kegiatan multitasking saya.

Pertama
Diam dan atur pernapasan setenang mungkin. Beristighfarlah. Jika perkara yang datang adalah perkara habluminannas, maka segeralah menjauh dari sumber perkara itu terlebih dahulu.
Dua
Menghindarlah sejenak dari keramaian. Wanita adalah penjaga kehormatan keluarga dan orang-orang sekitarnya, maka tidaklah elok mengumbar masalah-masalah kita secara terbuka ke orang lain kan? (okey, hindari SNS dulu yaakk haha). Saya termasuk orang yang ekstrovert sehingga mudah bagi saya untuk terbuka pada orang lain. Tetapi sifat terbuka itu hanya berlaku untuk masalah-masalah kecil, sementara untuk masalah besar lebih baik hanya menjadi urusan saya dan Allah SWT.
Tiga
Ambil air wudhu dan bacalah ayat-Nya yang menenangkan.
Empat. 
Duduklah atau berjalanlah. Jika sedang tak ingin kemana-kemana lebih baik duduk tenang sambil berdzikir atau mungkin mendengarkan musik. Tetapi jika sedang tak senang sepi, berjalanlah, lihatlah sekitarmu, dan akan kau temukan berbagai hal yang menarik di setiap langkahmu.
Lima. 
Ekspresikan emosimu. Mau menangis? monggo. Mau curhat? monggo bisa ke ibu atau sahabat yang bisa dipercaya atau mungkin bisa lewat dear diary juga kalau punya, haha.
Enam. 
Are you okay now? okay, let's find a solution for your problem! Rangkai semua titik temu permasalahan yang kita miliki sehingga diperoleh kesimpulan tentang apa sebenarnya masalah yang kita alami? apa sumber penyebab utamanya? dan bagaimana solusi terbaik untuk menghadapinya? Sejak kecil, saat saya mempunyai masalah saya selalu berpegang teguh pada tiga prinsip kuno, yaitu 'Banyak jalan menuju Roma', 'Tiada rotan, akar pun jadi.', dan 'Allah Maha Kaya, Pemilik semua di semesta alam.'. Dengan tiga prinsip sederhana itu saya selalu mempunyai ide dan tidak pernah merasa miskin solusi. Tapi mungkin ini untuk tipe orang independent seperti saya, jika teman-teman merasa butuh pendapat orang lain, boleh saja meminta pendapat orang-orang yang bijak dan bisa dipercaya.
Tujuh. 
Saat solusi sudah ditemukan, tingkatkan percaya diri bahwa solusi yang dibuat adalah pilihan terbaik.

Intinya dari ke-tujuh step itu adalah tenangkan diri kita terlebih dahulu saat perkara itu datang, lalu gunakan kehebatan otak kita untuk menemukan solusi dari setiap masalah kita. Keep calm and find a solution. :)

Senin, 18 November 2013

Ke Ujung Dunia

Pemandangan terbaik pagi ini. Hanya untuk mengingatkan diri, bahwa langkahku masih terhenti di tempat ini, bahwa langkahku seharusnya bergerak lebih jauh lagi. Di luar hangatnya tempat aku berdiri saat ini, ada jutaan pengalaman di bumi dan langit tak berujung yang sudah menanti. Indahnya pemandangan di luar tak hanya untuk dipandang, tapi saatnya untuk dinikmati dalam sebuah perjuangan. Semangat untuk melangkah hingga ke ujung dunia! Fighting!!! \('o' )>



Minggu, 17 November 2013

Sarang Perantauan

Akhirnya menghitung hari untuk meninggalkan Bandung dengan sejuta pengalaman, pengajaran, dan kenangannya. Akhirnya pula harus membongkar dekorasi kamar yang sudah menjadi sarang perantauan selama bertahun-tahun. Yups, sedikit dokumentasi kamar kecilku sebelum aku tinggalkan nanti. Terima kasih sudah menjadi pertapaan terbaikku di perantauan ini. #huks.


Redenominasi Rupiah


Apakah semua sudah tahu bahwa mulai tanggal 1 Januari 2014 nanti diberlakukan Perubahan Harga Rupiah atau redenominasi? yang nantinya uang Rp 1.000,- akan menjadi Rp 1,- . Mengingat hal tersebut aku pun langsung membuka dompetku, dan eeng iing eeng!!! di dalam dompetku tersimpan rapi dua lembar mata uang yang sudah kusimpan sejak kelas 5 SD. Kyaaaa~ tidak kusangka aku bisa menjaga barang ini selama 12 tahun lebih.. T____T #terharubawangbombay.

Sabtu, 16 November 2013

Manisnya Buah Penantian

Hadiah dari sahabat
setelah satu bulan lebih ditunggu. :)

Bagaimana rasanya menantikan atau menunggu sesuatu? terkadang menyebalkan, terkadang pula menyenangkan. Tetapi nikmati saja euforia setiap penantian itu. Nikmati perasaaan berdebar-debar bagaimana ekspresi kita saat hal itu nanti datang dan nikmati saja berbagai hal yang dilakukan untuk mengusir gelisah selama penantian. Kau tahu hadiah terindah dari sebuah penantian? Yaitu datangnya hal yang telah dinanti. :)


Tell me that you need me..

Entahlah, apa mungkin semua orang berpikir sama sepertiku, tetapi adakah dari kalian yang juga merasa betapa senangnya ketika diri kita sangat dibutuhkan orang lain? Seperti halnya aku yang sering membutuhkan orang-orang di sekitarku, senang rasanya saat ada orang yang berkata padaku, "Ndah, i need you..". Besar atau kecil kebutuhan orang lain pada diriku tidak terlalu kupedulikan, tetapi satu kalimat sederhana itu entah mengapa selalu membuatku bahagia dan merasa berarti. :)

Jumat, 15 November 2013

Hilangnya Sang Lemak

Sejak lahir hingga berusia 18 tahun aku belum berteman baik dengan Sang Lemak. Ibu, Bapak, Mbah kakung, Mbah Putri, Mase, Pak Dhe, Bu Dhe, Pak Lik, Bu Lik, hampir setiap hari semua sering banget bilang, "Ndah, makan yang banyak biar badannya berisi ya!". Tapi apa daya, tubuhku saat itu sedang tidak berteman baik dengan lemak-lemak itu sebanyak apapun makanan yang kumakan

Merasa tidak akan pernah berteman dengan lemak sepanjang tahun, akhirnya garis hidup kegemukanku berubah di usia 19 tahun. Saat itu aku diketahui menderita epilepsi, sehingga sejak usia itu aku mulai menjalani terapi obat. Saat awal memulai terapi dokterku bilang untuk selalu mengontrol makanan, karena walaupun obat ini tidak meningkatkan nafsu makan, tetapi rata-rata pasien yang meminumnya akan mengalami kenaikan berat badan. Aku mencoba mengontrol makananku dengan baik sesuai rekomendasi dokter, tetapi karena posisi mahasiswa sok sibuk hingga pola makannya gak teratur (ngeles banget gw?! haha), akhirnya bencana pun terjadi. Subhanallah memang obat yang satu ini, hanya dalam satu tahun berat badanku langsung naik 10 kg!!!!. Aaaaarrghhh!!! Syok dengan peningkatan yang drastis itu, akhirnya aku pun beneran tobat dan mulai hati-hati dengan makananku. Walaupun porsi makanku sudah kupangkas setengahnya, ternyata keberhasilan obat tersebut memasukkan lemak dalam tubuhku tidak bisa dibendung. Selama tiga tahun terapi obat, akhirnya aku pun memecahkan rekor dengan kenaikan badan 20 kg. Plok plok plok!! haha. Oke, main terang-terangan saja ya kita. Sebelum terapi obat, berat badanku sekitar angka 40an kg, tetapi selama terapi berat badanku mencapai angka 66 kg! cukup jgn berteriak kagum karenanya, haha. Karena lebih mengutamakan kesehatan akhirnya kuabaikan saja mau berapa pun berat badanku bertambah.

kiri (6 bulan yang lalu),
kanan (sekarang)
Setelah tiga tahun terapi berlalu, akhirnya aku lulus dari kampus Ganesha. Kelulusanku itu membuatku terpaksa berhenti terapi karena kantong tak cukup jika harus beli obat itu lagi. Yasudahlah, selalu ada rotan untuk menggantikan akar kan?! haha. Agar tetap sehat tanpa harus minum obat, aku pun menjaga tubuhku dengan manajemen istirahat, pola makan, bebas stress dengan sebaik-baiknya. Bebas dari obat pembawa lemak tersebut, akhirnya tubuhku perlahan-lahan kembali ke kondisi seharusnya. Terima kasih untuk berbagai aktivitas menarik yang terjadi pada diriku 5 bulan terakhir ini, muali dari magang sistem kuli 2 bulan, stress ujian 2 bulan, dan sakit tiada henti selama 1 bulan, akhirnya 11 kg yang terhimpun hilang hanya dalam 5 bulan!!! \(^o^)/ Kalian pasti akan berpikir "itu mah karena stress dan sakit Ndah, makanya turun..". Tapi tidak juga kawan-kawan, karena selama tiga tahun minum obat dulu, aku juga tak lepas dari berbagai hal yang menyetresskan dan mengundang datangnya penyakit ke tubuhku.  Aku juga tidak mengerti, berat badanku turun secara otomatis, padahal makanku lebih teratur dan lebih banyak dibandingkan saat aku minum obat dulu. Aku termasuk orang yang tidak peduli mau tubuh gendut atau kurus, yang penting mah sehat. Tapi kalau disuruh memilih tubuh gendut atau kurus maka aku akan pilih berat badan yang ideal aja, haha. Saat tubuhku gendut dulu rasanya selalu membuatku malas untuk bergerak, jadi cukup terasa mengganggu aktivitas. Tetapi aku juga tidak terlalu suka tubuh yang terlalu kurus, terlihat tak sehat dan tak bertenaga, jadi lebih baik tubuh yang ideal. Tubuh yang mendukungku untuk selalu aktif beraktivitas. :)

Hujan Kini.

Bunda, hujan turun tiada henti hari ini.
Entahlah, mengapa hujan ini membuatku ingin menangis.

Bunda, sepi rasanya disini.
Sudah tiada kawan, dirimu pun juga tak disini.

Bunda, manjakah diriku ini?
Hanya karena aku tak ingin merasa sendiri?

Bunda, dimanakah sang mentari?
Ia bersembunyi terlalu lama hingga hatiku terasa dingin.

Bunda, tolong hentikan sejenak hujan ini.
Karena hati ini sangat membutuhkan sentuhan sang mentari.

Senin, 21 Oktober 2013

Mbah Nah

Saat ini, di tengah-tengah pertapaan saya, saya teringat salah seorang yang cukup berarti dalam kehidupan saya dan keluarga saya. Jika mungkin dari kalian hanya punya dua orang tua dan dua pasang kakek-nenek, bagi saya setiap orang tua dan seorang lansia yang saya kenal selalu saya anggap dan saya hormati seperti orang tua dan kakek-nenek saya sendiri. Salah satunya adalah Mbah Nah. Selama 23 tahun, saya hanya mengenal dan memanggil beliau 'Mbah Nah'. Mungkin saya pernah menanyakan nama lengkap beliau saat kecil, tetapi saya tidak dapat mengingatnya sekarang. Fyuhhh~~

Ada dua orang wanita lansia yang tinggal di dekat rumah saya, yaitu Mbah Sariyem dan Mbah Nah. Oke, saat ini saya hanya ingin mengenalkan kalian dengan seorang Mbah Nah. Saya tinggal di desa Manggung sejak saya berusia 4 tahun, bisa dikatakan sudah 19 tahun saya tinggal di desa itu. Selama 19 tahun itu pula saya bertetangga dengan Mbah Nah. Mbah Nah adalah salah seorang yang juga pernah memomong saya dan adik-adik saya waktu kecil. Walau saat kecil ibu saya kerja di pabrik dan sering kali meninggalkan saya dan saudara-saudara saya sendirian di rumah, ada Mbah Nah yang menemani kami. Mbah Nah adalah salah seorang teman bermain kami saat kecil hingga saat ini. Ia mencintai kami seperti cucunya sendiri. Salah satu kegiatan favorit saya di rumah adalah pergi ke pengajian, dan beliau adalah sahabat saya yang selalu bersedia menemani saya datang ke pengajian. Baik pengajian minggu pagi di kelurahan maupun pengajian malam hari di desa-desa tetangga. Tidak hanya sebagai teman saya bermain dan teman pengajian, beliau juga merupakan teman menyapu saya. Saat kecil saya yang masih berusia 6 tahun diminta ibu saya untuk mulai menyapu seluruh halaman rumah dan jalanan, ketahuilah saya sangat tidak suka melakukannya saat itu. Di tengah murungnya saya menjalankan kegiatan itu, Mbah Nah selalu membantu saya menyapu hingga akhirnya murung saya mereda. Dengan pendampingan Mbah Nah, saya pun tidak pernah merasa menyapu itu hal yang merepotkan lagi, karena saya bisa bermain dengan beliau sambil membantu ibu saya. Beliau adalah salah seorang di rumah saya yang akan menyambut saya dengan senyuman setiap pulang sekolah.

Mbah Nah adalah sosok yang rajin beribadah. Ia selalu mengusahakan diri untuk menjalankan sholat lima waktu di masjid. Ia tidak akan sholat di masjid hanya saat ada pekerjaan atau mungkin sedang sakit. Mbah Nah membiayai hidupnya dengan bekerja sebagai buruh tani. Setiap musim panen, beliau selalu siap bekerja membantu pemilik sawah untuk menuai padi, memanen kacang, dan segala kegiatan pertanian lainnya. Jika saat musim panen, beliau cukup banyak tawaran pekerjaan, tetapi jika tidak musim panen seringkali hanya satu atau dua kali sebulan bekerja dan hanya upah 10-20ribu perbulan yang ia dapatkan. Selama hidupnya, beliau tinggal seorang diri di sebuah gubug kecil menumpang di area rumah Mbah Sariyem. Beliau tidak memiliki keluarga maupun seorang anak, sehingga anak-anak tetangga di sekitarnya selalu beliau anggap sebagai anak dan cucunya sendiri. Oke, saya tidak ingin membuat cerita ini terdengar melow, tetapi sepertinya tetap mengarah kesana.

Mbah Nah dan barang-barang
pindahannya
Hidup dengan menumpang di tanah orang membuat hidup beliau diikuti dengan perasaan pasrah dan ikhlas. Tahun lalu sebagian tanah Mbah Sariyem, tepat dimana rumah Mbah Nah didirikan, terpaksa harus dijual karena kebutuhan ekonomi keluarga. Dengan perpindahan kepemilikan tanah itu pun, beliau harus bersiap-siap suatu saat pindah dari tanah tersebut. Tetapi mau kemana? sedangkan tidak ada satu pun keluarga yang ia miliki. Melihat kondisi tersebut pun, orang tua saya langsung menawarkan pertolongan kepada Mbah Nah untuk mendirikan rumahnya di samping rumah kami saja. Tetapi beliau menolak tawaran tersebut dengan alasan tidak ingin merepotkan keluarga kami. :(

Lokasi baru rumah Mbah Nah
Waktu berlalu, dan hingga akhirnya yang beliau khawatirkan benar terjadi. Tepat setelah lebaran idul fitri kemarin, beliau diminta oleh pemilik tanah yang baru untuk memindahkan rumahnya. Sungguh tragedi bahkan untuk saya sendiri yang menyaksikannya. Cukup beruntung oleh pemilik tanah yang baru, beliau hanya disuruh pindah ke tanah baru yang berjarak beberapa meter dari tanah yang lama. Tetapi saya tidak suka lokasi baru tanah beliau tinggal, karena itu jauh dari jalan dan menurut saya tidak aman untuk orang selansia beliau. Untuk kesekian kalinya saya tawarkan pada beliau untuk tinggal bersama keluarga saya, tetapi beliau menolak dengan tegas. Entahlah, saya tidak tahu harus melakukan apa lagi saat itu. Saya hanya bisa menghormati keputusan beliau dan membantu beliau untuk pindahan rumah saat itu.

Silahkan mengambil makna sendiri dari kisah Mbah Nah ini. Khusus untuk saya, saya sangat bersyukur memiliki beliau sebagai tetangga, teman dan sahabat saya di rumah. Dari beliau saya selalu ditegur untuk senantiasa bersyukur dengan betapa berharganya keluarga dan orang-orang yang mencintai saya. Keluarga dibentuk tidak hanya oleh ikatan darah, tetapi dari arti kehadirannya dalam kehidupan kita. :) Love you Mbah Nah... :')

Senin, 14 Oktober 2013

Don't Judge a Book by Its Cover

Tidak perlu cerita wah untuk mendeskripsikan arti kalimat "Don't judge a book by its cover" ini, karena tentunya sudah banyak cerita kehidupan kita masing-masing terimplisitkan ke makna kalimat ini. Begitu pula dengan salah satu cerita sederhanaku kemarin bersama sahabatku (Zainul).

Minggu, 12 Oktober 2013 aku dan Zainul memutuskan untuk berjalan-jalan ke daerah Pasar Baru mencari kebaya untuk wisuda Zainul nanti. Biasanya kalau ke Pasar Baru aku selalu memilih menggunakan bus Damri yang murah dan berhenti tepat di depan Pasar Baru, tetapi kemarin aku akhirnya menggunakan angkot saja karena Zainul tidak terbiasa menggunakan bus Damri. Aku yang tidak punya pengalaman naik angkot ke Pasar Baru akhirnya nurut saja dengan petunjuk Zainul. Kita berangkat ke Pasar Baru dari Pasar Simpang Dago dengan menggunakan angkot hijau. Di tengah-tengah perjalanan kami masuk seorang ibu-ibu berusia 30an dengan kaos pink dangdut, celana hot-pants kuning, sepatu kets, dan tas selempang anak-anak ke dalam angkot kami. Sesaat orang yang melihat penampilan dan kelakuan wanita tersebut pasti akan berpendapat, "what's wrong with her?". 

Sepanjang perjalanan aku hanya menikmati perjalanan dengan berbincang-bincang bersama Zainul. Hingga tiba-tiba Zainul bertanya padaku, "Ndah, three or four?" tanyanya untuk memastikan berapa jumlah uang yang harus kita bayarkan hingga tiba di tujuan. Mendengar percakapan kami tersebut, kemudian wanita tersebut bertanya, "Hey, i can speak english too.." katanya dengan senyum yang sumringah. Untuk menghormati wanita tersebut, aku pun menanggapi perbincangan dengannya. Aku terkagum dengan betapa lancarnya bahasa inggris wanita tersebut, dan sungguh terima kasih kepada wanita tersebut yang menyadarkan kami bahwa ternyata kami telah salah ambil jalur angkot. Seharusnya kami menggunakan angkot Dago - Stasiun, tetapi kami justru naik angkot Dago - Kalapa, jreng jreeng jreeeng!!! T____T. Wanita tersebut pun berbaik hati menunjukkan kami angkot yang tepat untuk melanjutkan perjalanan ke Pasar Baru. Aku, di tahun terakhirku di Bandung, masih harus nyasar untuk ke sekian kalinya. Hahaha... :D

Sebelum perpisahan kami dengan wanita tersebut tak lupa kami ucapkan terima kasih untuk wanita tersebut. Kami berdua menyadari kesalahan kami dengan sedikit beranggapan negatif tentang wanita tersebut sebelumnya, yang justru wanita tersebutlah bantuan terbesar kami kemarin. Yups. don't judge a book by its cover. Itulah makna pengalaman sederhana kami kemarin. :)

Penampilan luar seseorang seringkali tidak mencerminkan baik dan buruknya hati seseorang. Banyak orang-orang berpenampilan cantik dan tampan di sekitar kita, tetapi tak banyak dari mereka yang membantu orang-orang disekitarnya. Banyak pula orang yang dianggap aneh dan ditak-acuhkan oleh orang-orang sekitarnya, tetapi selalu memberikan kebaikan ke orang-orang di sekitarnya. Bagaimana dengan kita? mau menjadi buku apakah kita untuk lingkungan kita? silahkan dipikirkan dan dijawab sendiri. :)

Kamis, 10 Oktober 2013

My Silver Bracelet


Entahlah aku sendiri juga heran, mengapa ibuku senang sekali mengembar-ngembarkan barang-barang anaknya. Yups, disinilah kami, aku dan adikku Cicit, menjadi korban hobbi unik ibuku tersebut. Rata-rata hampir semua jenis barang kami selalu dikembarkan, mulai dari celana, baju, kerudung, sepatu, dan perhiasan. Endingnya kami berdua santai-santai saja, karena hal tersebut sudah dilakukan ibuku sejak adikku lahir. Beruntung jarak usia kami tidak terpantau jauh, begitu pula tinggi serta lebar badan kami yang tidak terlalu berbeda. Hanya saja adikku lebih tinggi sementara aku lebih lebar, haha. Dengan kondisi semua perangkat kami yang tak berbeda tersebut kami pun sering kali tidak peduli itu barang siapa, disinilah berlaku sistem "punya kakak adalah punya adik dan punya adik adalah punya kakak". :D


Dari sekian banyak barang kembar kami, semua rata-rata hanya bertahan tidak lebih dari 2 tahun. Tetapi ada satu barang yang sangat berharga untuk kami berdua, yaitu sepasang gelang perak. Gelang perak ini dibelikan ibuku saat aku kelas 2 SMA. Gelang perak dengan masing-masing mempunyai berat 1,5 gr ini dulu dibeli ibuku dengan harga Rp 25.000,-/gr nya. Gelang perak yang sudah melingkar ditanganku selama 7 tahun ini alhamdulillah terjaga baik dan tak pernah kulepaskan dari tanganku dan adikku. Sesekali gelang kami putus dan jatuh di jalan atau di tempat-tempat aneh, tetapi uniknya gelang ini selalu berhasil kami temukan saat ia terputus atau terjatuh dimanapun. Sebuah perhiasan sederhana tetapi sangat berharga untuk kami berdua. Karena aku ingat sekali kalimat yang disampaikan ibuku saat itu, "maaf ya nduk, ibu gak bisa ngasih perhiasan mahal, ini buat kalian berdua, hasil kerja jahit ibu minggu ini, jaga baik-baik yaa...".

Ibu......, aku dan cicit telah dan akan terus menjaga gelang ini dengan baik, karena ia adalah salah satu benda berharga yang melingkari hubungan kami berdua. :')

Sabtu, 05 Oktober 2013

Edisi Beberes Beres-Beres

Hari yang cukup melelahkan hari ini, hyaaaaakkk tapi alhamdulillah satu agenda sudah diselesaikan. Agendaku hari ini adalah beres-beres!!! Mulai beres-beres pindahan buku dari markas ke kostan, hingga beres-beres kamar kostan yang entah kapan terakhir kali ditata, hehe. 

Pagi ini aku ingin sekali bilang dengan penuh bangga, "Siapa bilang cewek lemah?!" (haha, maaf.. songong dikit sekali-kali boleh lah ya.. :p ). Walau badan masih menuntut haknya untuk istirahat hari ini karena sakit, aku nekat untuk tetap beberes hari ini juga karena minggu depan terlalu banyak agenda lain yang sudah memanggil.. (T___T). Pagi dari jam 7 - 10 dengan bermodal sepeda motor sahabatku, aku pun dengan semangat perjuangan 90 (tahun 45 aku belum lahir euy.. haha) berhasil memindahkan 12 kardus buku dari markas apoteker ke kostku.. horeeeeeeeeeeeeee!!!! yupz, inilah mengapa aku bilang jangan katakan kalau cewek itu lemah! hihihi... walau harus mondar-mandir 4x, walau harus menahan lapar karena belum sarapan, walau masih bau orang bangun tidur (oke, karena belum mandi, haha), dan walau naik motor dengan kepala puyeng karena demam.. alhamdulillah buku-buku itu berpindah tempat dengan lancar hari ini. (Beuh, bahasaku lebay banget hari ini.. hihihi. gomenasai!!) :3

Selesai pindahan buku, aku pun menikmati istirahat sejenak dengan nonton drama korea (teteuuuppp~~). Setelah cukup istirahat, saatnya menjalankan misi kedua, yaitu bongkar lemari kamar dan beberes kamar!!. Goal utama beberes kamar hari ini adalah memisahkan buku-buku yang masih bisa dipakai dan kertas-kertas yang sebaiknya dikilokan saja. Kebiasaanku untuk buku dan kertas-kertas adalah "jangan dibuang sampai benar-benar tidak dibutuhkan!" dan hasilnya adalah seluruh berkas-berkasku dari jaman kuliah tingkat satu hingga apoteker masih terbungkus rapi di kardus dan lemari. Dan kali ini, adalah saatnya aku harus ikhlas membuang berkas-berkas itu. Saat memilah tumpukan-tumpukan berkas itu, ternyata banyak kenangan yang kembali muncul karenanya. Aku menemukan berkas-berkas menarik, seperti:

- Fotokopi bahan-bahan kuliah, laporan-laporan praktikum dan tugas kuliah (yang ini mah masuk list pertama yang harus disingkirkan, haha)
- Surat-surat administratif saat jadi beasiswa hunter S1 (bahkan berkas pengajuan beasiswa di semester 1 pun masih ada.. fyuhhh teringat tiap semester tak mungkin tak mengajukan beasiswa, hihi)
- Berkas penangguhan pembayaran SPP (ahhhhh untung jaman aku S1 sistem penangguhannya tidak terlalu rempong seperti sekarang, dan alhamdulillah ITB punya sistem penangguhan seperti ini, jadi aku tidak pernah khawatir buat telat bayar kuliah, hohoho)
- Kartu Studi Mahasiswa
- Kuitansi, resep, hasil lab saat di opname (Mungkin aku adalah mahasiswa yang memecahkan rekor di ITB untuk dua kali naik ambulance ITB; tiga kali masuk UGD; mahasiswa pertama yang menggunakan fasilitas asuransi ITB; dan mahasiswa yang menerima biaya pengobatan terbesar dari ITB setiap bulannya selama kuliah di ITB, hahhaha)
- Laporan kehilangan KTM (Wahh pernah merasakan rempongnya ngurusin KTM yang ilang, dipikir-pikir dulu KTMku ilang kenapa yak?! -___-")
- Surat Keterangan Izin Tinggal di Asrama (Yahhh gak afdhol di ITB kalo gak ngerasain asrama ITB.. at least pernah tinggal satu tahun di asrama ITB cukup menyenangkan kok, hehe)
- Surat-surat saat jadi sekretaris organisasi dan acara (Karena selalu menerima jabatan sebagai sekretaris di semua acara dan organisasi, aku merasa terkutuk jadi sekretaris saat S1 -____-")
- Laporan-laporan praktikum nilai K (wkwkwkwk nilai-nilai cacat jaman S1.. nilai K yang hanya berlaku untuk praktikum meracik, yang berarti K = gagal! T____T)
- Berkas-berkas Tugas Akhir (Penelitian pertama dalam sejarah hidupku.. akhirnya aku menjadi seorang ilmuwan!! hohoho)
- Kumpulan name tag panitia
- Berbagai foto-foto bareng di Jonas (kangeeeeeeen sekali dengan semua ornag di foto-foto itu... #merindu)

Dan hasil beberes kamar ini adalah 4 kardus kertas siap buang.. hohoho tetep mending dikiloin aja, lumayan banyaak soalnya. :p And here we are.. jreng jreng jreeeeeng!! kamarku bersih, rapi, nyaman, dan semua kertas-kertas berserakan sudah lenyap dari pandangan mata. Hohoho!! #bahagia

Rabu, 02 Oktober 2013

Satu Tahun Bab Cerita (last part)

4 September 2013 - Ujian tahap II (Sidang Komprehensif)
Dengan segala ketidaktenangan karena ketidakpastian hasil ujian tahap I, aku dan teman-teman pun mulai menyiapkan diri untuk ujian tahap II. Pada ujian tahap II ini adalah ujian sidang wawasan pengetahuan. Wawasan pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang obat yang aku terima di ujian tahap I dan wawasan farmasi umum meliputi undang-undang, kepemerintahan, pengetahuan sains dan sebagainya. Dalam ujian tahap II ini kita diberi kesempatan untuk mengkonfirmasi ada tidaknya kesalahan pada penulisan jawaban di tahap I.
Sebelum masuk ke ruang sidang aku baik-baik saja, tetapi saat masuk ke ruang sidang ternyata semua pertanyaan yang diajukan padaku adalah hal-hal yang tidak kupelajari sebelumnya. Berbagai kalimat penurun semangat dari penguji seperti, “kamu belum pantas jadi apoteker!” atau “bisa pakai bahasa baku gak sih?!” (karena nervous aku jadi gak sengaja pakai bahasa standar, masih sopan tapi tidak baku, ternyata beberapa penguji ada yang cukup terganggu saat itu). Selama di ruang sidang aku terima semua celaan itu dengan lapang hati, dan segera memperbaiki saat itu juga. Lima belas menit pertamaku cukup kacau, tetapi alhamdulillah aku bisa mulai menjawab dengan tenang dan lancar di 40 menit terakhir. Kesalahan ujian tahap I yang diverifikasi saat ujian ternyata adalah penulisan satuan dosis yang tidak tepat, tetapi karena sudah diverifikasi akhirnya tidak ada masalah lagi. Setelah ujian sidang barulah aku merasa roboh dan tidak percaya diri. Aku hanya bisa menangis dan berdoa pada Allah untuk memberikan aku satu kali lagi kesempatan.

5 September 2013
Pengumuman kelulusan sidang baru diumumkan di hari terakhir sidang. Karena aku takut, alhasil aku tidak datang ke kampus untuk melihat pengumuman. Akhirnya aku menerima informasi kelulusanku dari sms sahabat aku (Jhijiel). Alhamdulillah yaa Rabb.. aku lulus tahap I dan II tanpa peringatan!! (T____T) Baru kali ini aku merasakan ujian yang digantungkan pada faktor keberuntungan. Di tengah kebahagaiaan ada kesedihan yang ikut menyertai, sedih rasanya salah satu sahabat aku tidak lulus saat itu. :(

16-18 September 2013 - Ujian Tahap III (Ujian Tulis dan Ujian Praktek)
Jarak antara pengumuman hasil sidang dengan ujian praktek sekitar satu minggu. So, aku gunakan persiapan satu minggu itu dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi aku cukup tidak beruntung dengan satu minggu yang diberikan ini. Pengumuman sidang diberikan pada hari kamis, lalu hari jumat aku gunakan untuk hibernasi setelah tegang di malam-malam sebelumnya yang membuat aku tidak bisa tidur. Saat aku udah mulai menyentuh laptop untuk belajar, eh laptop aku ngehank karena virus. Akhirnya aku tidak bisa akses komputer dari hari sabtu hingga hari selasa. Aku baru bisa menggunakan laptopku kembali setelah dengan terpaksa menginstal ulang laptopku. Ketidakberuntungan kembali berjalan ketika aku sudah selesai instal ulang laptop. Aku sakit disminore selama 2 hari (rabu-kamis) yang membuatku tidak bisa menggerakkan tubuh dari atas kasur sama sekali. Akhirnya baru lah di hari jumat (yang berarti H- 3 ujian praktek) aku baru bisa mulai belajar. Perjuangan ini sungguh tak mudah~~ fufufufu~~
Karena aku ujian konseling maka persiapan yang harus dilakukan adalah mengkaji ulang jurnal yang sudah kukerjakan di tahap I untuk memprediksi kemungkinan kasus yang bisa diberikan saat ujian tahap III nanti. Minimal perbaiki jurnal tahap I yang mungkin salah dan juga kerjakan analisis patofisiologi untuk penyakit-penyakit yang mungkin berkaitan.
Pada ujian tahap III atau ujian praktek ini, kita diberi waktu dua hari untuk mengkaji kasus kondisi pasien, lalu baru di hari ketiga kita melakukan konseling ke pasien dan profesional. Alhamdulillah kasus yang aku terima sesuai dengan prediksiku, yaitu pasien dengan hipertensi dan bradikardi dan diberi obat tablet propranolol dan injeksi orsiprenalin. Hasil jurnal ilmiah yang kupelajari sebelumnya memang banyak kasusnya seputar itu, hohoho~~. Untuk kasusku tersebut kedua obat yang digunakan pasien bersifat kontradiksi begitu juga penyakitnya. Sehingga untuk pengkajian ujian tahap III aku tidak terlalu bermasalah karena tidak harus mengganti obat. Kedua obat tersebut pasti digunakan tetapi tidak secara bersamaan, karena kedua obat tersebut adalah obat untuk mengatasi efek samping antara yang satu dengan yang lain.
Ujian praktek konseling di hari ketiga pun alhamdulillah juga sesuai prediksi kajianku, yaitu aku ditemui keluarga pasien yang ibunya masuk ke UGD karena mengalami bradikari setelah menggunakan propranolol untuk mengobati hipertensi sebelumnya. Terapi pilihan yang digunakan di UGD adalah pemberian injeksi orsiprenalin. Alhamdulillah 3 hari ujian praktekku cukup lancar. Modal saat melakukan konseling yang terpenting menurutku adalah harus ingat step-step apa yang harus dilakukan, tetapi jangan kaku, haruslah bersifat fleksibel, karena kasus di ruang konseling bukan sesuatu yang bisa diramalkan sebelumnya, at least bisa diperkirakan.

25 September 2013
Aku mungkin terlalu percaya diri dengan apa yang telah kulakukan saat ujian praktek, tapi bukan berarti juga aku tidak gugup menunggu pengumuman. Satu minggu menunggu pengumuman selalu menghantuiku dengan mimpi-mimpi buruk yang kejam. Tidak ada ketenangan sama sekali selama satu minggu penantian itu. Bahkan untuk mengusir ketidaktenangan itu berbagai kegejean kulakukan bersama sahabatku Jhijiel, mulai dari wisata museum hingga muter-muter Gramedia tanpa tujuan. Hahaha~~ 
Hingga pada hari pengumuman yudisium yang sudah dijadwalkan sebelumnya, yaitu hari rabu tanggal 25 Sept jam 5 sore, kita harus sedikit dikecewakan karena ternyata pengumuman hasil yudisium diundur satu hari. "Aaaaaaa~~~ insomnia lagi deh aku malam ini!" teriakku. Dan benar, aku tidak bisa tidur sama sekali menunggu pengumuman, sepanjang malam aku gunakan untuk berdoa, dan sekali-kali main game. -_____-"

26 September 2013
Alhamdulillah akhirnya tiba juga waktu pengumuman yang tidak mungkin diundur kembali. Tepat jam 1 siang, hasil keputusan yudisium diumumkan di papan pengumuman apoteker. Saat aku melihat pengumuman itu tidak ada satu orang sahabat pun di sampingku, tetapi bersama teman-teman apoteker yang lain kami menerima kejelasan status kami hari itu. Alhamdulillah yaa Rabb.. aku lulus!!! Finally!!! Indah Prihatin, S.Farm., Apt.!!!! \(^o^)/ Senang rasanya tidak harus mengikuti ujian seberat ini kembali.

Untuk ujian yang hasilnya didasarkan pada faktor "lucky" ini, aku hanya bisa bilang kunci utamanya adalah perbanyak doa, ibadah, dan jangan putus asa!! :)

Terima kasih untuk semua orang yang menyayangiku dan selalu mendukungku.... love u all!! :)

Jumat, 27 September 2013

Satu Tahun Bab Cerita (part 2)

Watchau!!! waktu ujian udah di depan mata...!! syubidubidubidulalala~~, berikut cerita saya sebelum dan saat ujian apoteker.. :D

4-8 Agustus 2013
Aku rasa ramadhanku tahun ini cukup terdistraksi karena ujian apoteker. Setelah menyelesaikan kegiatan magang semester dua dan seluruh kegiatan birokrasi persiapan ujian, akhirnya aku bisa pulang kampung untuk 'menikmati' ramadhan. Ramadhan tahun ini sungguh tak tenang, sangat tak tenang. Aku pulang dengan membawa sekoper buku dan penuh niat untuk mempelajarinya ketika aku sudah di rumah. Tetapi apa yang terjadi? baru kali ini aku merasakan sulitnya belajar. Rasa takut yang mulai mendatangiku telah membuatku menjadi orang terbodoh pada masaku. Empat hari di rumah tidak ada progress berarti dalam belajarku, apa yang telah kupelajari dengan mudahnya menguap dalam satu hari. Huffffhhhhttttt~~ yups baru kali ini aku mengalami depresi akut pada diriku sendiri. Ini yah ternyata rasanya depresi itu?! -_____-". Begitulah lebaranku berlalu yang lebih didominasi oleh rasa khawatir menghadapi ujian dibandingkan euforia hari raya.

11 Agustus 2013
Lebaran telah berlalu, dan yang kupikirkan saat itu bukan lagi, "aku harus ikut ujian" tetapi menjadi "aku lebih baik mundur ujian". Aku merasa tak percaya pada diriku sendiri. Ujian hanya tinggal dua minggu lagi, dan disini aku bahkan belum ada satu materi pun yang berhasil kuserap dengan baik. Sepanjang hari aku berpikir, apa yang harus kulakukan? apa yang harus kulakukan? ahhhhhhh aku kesal!. Akhirnya hari minggu, 11 Agustus 2013, dengan berbagai pertimbangan aku memberanikan diri menelpon kaprodi apotekerku. Segera saat itu kusampaikan segala kekhawatiran dan niatku pada kaprodiku (oke, sebut saja ibu C). Kusampaikan pada beliau, "Ibu, bolehkah saya mengundurkan diri dari ujian? bolehkan kalau saya ikut ujian yang gelombang berikutnya saja? Mental saya belum siap dan persiapan saya sangat kurang sekali.", lalu apa jawaban ibu C? setelah mendengar segala keluh kesahku, kemudian beliau berkata, "Indah, ibu kasih kamu waktu satu malam untuk mempertimbangkan kembali keputusanmu. Besok ibu telpon kamu lagi."

Satu malam berlalu begitu saja dengan kebulatan keputusanku untuk tetap tidak ikut serta dalam ujian dahulu. Hari berikutnya ibu C benar-benar menelponku, tetapi bukan untuk mendengarkan keputusanku melainkan dalam detik pertamanya beliau langsung berkata, "Ndah, kamu tetap harus ikut ujian yang sekarang! Ada pergantian kurikulum mulai semester ini, jadi kalau kamu undur ujian kamu maka akan sulit untuk memprosesnya, apalagi kamu anak beasiswa. Jangan takut, kamu pasti bisa. Jangan takut gagal, ibu dulu juga pernah gagal ujian apoteker kok, hehe (aku: demi apa kaprodiku sendiri pernah gagal ujian ini?! :O ). Ada dua jenis kesombongan pada diri manusia, yaitu adalah ketika dia terlalu percaya diri dan ketika dia terlalu rendah diri. Yang bisa kamu lakukan hanyalah berusaha dan berikhtiar, kamu tidak berhak untuk menilai kemampuanmu sendiri, yang bisa mengukur kemampuanmu hanyalah Allah. Jika Allah percaya kamu mampu, maka kamu pasti diluluskan dari ujiannya, tetapi jika belum, maka kelulusan itu hanya ditunda oleh-Nya. Makanya nak, ayo kembali berjuang!" Dengan bujukan ibu C itulah akhirnya aku kembali mendapatnya lilin terang dalam kegelapanku, dan akhirnya aku memutuskan untuk kembali berjuang dalam ujian Allah ini.

14 - 24 Agustus 2013
Satu setengah minggu sebelum ujian aku sudah tiba kembali di Bandung dan mulai menyiapkan segala kebutuhan ujianku. Sayangnya kembali aku dihadapkan pada persiapan logistik dibandingkan persiapan materi belajar. Dalam waktu satu minggu aku sibuk kesana kemari menyiapkan perbekalan yang harus dibawa untuk ujian nanti, mulai dari buku hingga tetek bengen alat tulis menulis. Secara materi pustaka aku bahkan tidak banyak akses selama satu minggu itu, aku hanya mempersiapkan format tulisan apa aja yang harus kutulis untuk ujian tulis minggu depan. Setidaknya yang kupikirkan saat itu adalah, "apapun soalnya nanti, yang penting standar bagaimana aku akan mengerjakannya harus sudah siap sehingga aku tidak kelabakan di hari H." Di sisa-sisa waktu yang tersisa, bersama teman-teman yang lain kami masih mencoba untuk melakukan simulasi ujian. Dalam simulasi saat itu aku mengerjakan contoh sediaan tablet. Entah merasa beruntung atau tidak, tetapi simulai tablet itu lah satu-satunya teori yang kupelajari untuk persiapan ujian kali ini. #sepertinyaakubunuhdiri!!!

26-27 Agustus 2013
Dua koper berisi buku untuk
diletakkan di ruangan ujian.
Dag dig dug duerrrr!! hari ujian telah tiba! ujian telah tiba! Sumpah gimana sih kita ngejalani ujian yang terkenal sebagai ujian terberat se-Asia Tenggara ini? kamu harus coba jika ingin merasakan bagaimana sensasinya mengerjakan ujian apoteker di ITB ini! (saran menyesatkan). Hari Minggu, 25 Agustus, kita mulai mempersiapkan ruangan ujian kita masing-masing, mulai dari angkut-angkut buku ke kampus hingga akhirnya lomba desain menyusun buku di meja masing-masing, haha. Percayalah, kegiatan ini semakin membuktikan betapa kekarnya cewe-cewe farmasi ITB! :D

Tahap pertama ujian apoteker ITB adalah ujian tulis. Dalam ujian ini masing-masing orang mendapatkan satu jenis obat yang harus dikaji mulai dari dasar zat aktifnya, cara pembuatannya, tujuan dan cara penggunaannya untuk pasien, hingga evaluasi akhir obat. Untuk ujian tulis ini kita diberi waktu dua hari untuk mengkajinya. Seluruh kajian yang kita tuliskan harus berdasarkan pustaka (makanya kita harus punya hampir seluruh buku farmasi). 

Pada ujian tahap pertama ini aku mendapatkan soal sediaan obat "Injeksi Orsiprenalin". Woooow! mau tau apa reaksiku saat membaca soal itu? "Ampuuun! aku belum belajar injeksi sama sekali bu!!", "Orsiprenalin??? obat apaan ini pulan?!", sumpah pengen nangis rasanya!. Detik pertama ujian aku masih cukup bingung apa yang harus kulakukan, tetapi beberapa menit kemudian akhirnya aku kembali mendapatkan sense untuk mengerjakan soal itu. Aku mulai dengan mencari semua pustaka tentang obat itu. Dalam soal itu aku menemukan beberapa kendala tetapi juga beberapa kemudahan.

(+) Teori dasar tentang zat aktif (orsiprenalin) tersebut banyak tersedia di buku
(+) Teori evaluasi tentang zat aktif juga cukup banyak tersedia di buku
(+) Obat ini kalau dalam bentuk tablet biasanya digunakan untuk mengobati asma, tetapi jika dibuat dalam bentuk injeksi maka obat ini digunakan untuk mengobati bradikardi (penurunan detak jantung) --> dasar keputusan penggunaan ini hanya aku temukan pada satu buku dari sekian buku, tapi alhamdulilllah sangat membantu sekali!! :)

(-) Obat bentuk injeksi orsiprenalin ini tidak ada di Indonesia
(-) Teori pembuatan obat hanya tersedia untuk pembuatan dalam bentuk tablet orsiprenalin, tidak ada untuk pembuatan bentuk injeksinya.

Dengan segala kerumitan jenis obat yang aku peroleh itu akhirnya aku  mulai segera menulis kajian obat tersebut. Format tulisan yang sudah kusiapkan sebelum ujian sangat membantuku agar tidak bingung mengerjakan soal walaupun aku belum belajar tentang injeksi sama sekali. Hari pertama ujian aku masih hanya menuliskan informasi-informasi dasar tentang obat dan hanya berhasil menulis 10 halaman saja. Akhirnya waktu ujian hari pertama selesai, lalu aku pulang. Setelah pulang aku dan teman-teman yang lain mulai kembali melanjutkan mengerjaan soal kami masing-masing. Malam itu aku melanjutkan mengerjakan soal agar besok di hari kedua aku hanya cukup menyalin ulang apa yang telah aku kerjakan malam itu di kertas ujian, dan tidak repot harus mengkaji teori-teori kembali. Sepanjang malam aku mulai menyelesaikan seluruh kesulitan dari obat yang aku terima. Dengan bantuan dari teman-teman, alhamdulillah seluruh permasalahan soalku malam itu menemukan titik-titik terangnya. Tepat jam 05.00 pagi aku baru selesai mengerjakan seluruh soal. Agar kondisi tubuh tidak terlalu buruk akhirnya aku sempatkan untuk tidur sekitar satu jam. Dengan waktu tidur yang cukup singkat itu aku melanjutkan hari kedua ujian dengan penuh semangat.

Hari kedua ujian akhirnya aku hanya cukup menyalin ulang apa yang telah kutulis di malam hari ke lembar ujian. Dalam rentang waktu dari jam 08.00 - 17.00 alhamdulillah aku berhasil menambahkan 32 halaman tambahan ke lembar jawabanku. Akan tetapi karena keterbatasan waktu, ada beberapa sub-bab jawaban yang tidak sempat aku tulis. Di hari kedua ujian, ruangan ujian sudah beraroma seperti toko koyo, haha. Karena tangan kami sakit untuk menulis berlembar-lembar jawaban, sebagian besar dari kami menggunakan koyo untuk mengurangi rasa sakit, hehe.

Ujian hari kedua pun selesai, dengan 90% berhasil menuliskan seluruh jawaban (10% tidak tertulis karena waktu kurang), aku pasrah dengan apa yang telah kukerjakan. Aku pasrah bagaimana dosen penguji menilai jawabanku itu nanti, yang bisa kulakukan selanjutnya adalah istirahat sejenak dan kemudian menyiapkan diri untuk ujian tahap II.

(To be continued at part 3)