Jumat, 15 November 2013

Hilangnya Sang Lemak

Sejak lahir hingga berusia 18 tahun aku belum berteman baik dengan Sang Lemak. Ibu, Bapak, Mbah kakung, Mbah Putri, Mase, Pak Dhe, Bu Dhe, Pak Lik, Bu Lik, hampir setiap hari semua sering banget bilang, "Ndah, makan yang banyak biar badannya berisi ya!". Tapi apa daya, tubuhku saat itu sedang tidak berteman baik dengan lemak-lemak itu sebanyak apapun makanan yang kumakan

Merasa tidak akan pernah berteman dengan lemak sepanjang tahun, akhirnya garis hidup kegemukanku berubah di usia 19 tahun. Saat itu aku diketahui menderita epilepsi, sehingga sejak usia itu aku mulai menjalani terapi obat. Saat awal memulai terapi dokterku bilang untuk selalu mengontrol makanan, karena walaupun obat ini tidak meningkatkan nafsu makan, tetapi rata-rata pasien yang meminumnya akan mengalami kenaikan berat badan. Aku mencoba mengontrol makananku dengan baik sesuai rekomendasi dokter, tetapi karena posisi mahasiswa sok sibuk hingga pola makannya gak teratur (ngeles banget gw?! haha), akhirnya bencana pun terjadi. Subhanallah memang obat yang satu ini, hanya dalam satu tahun berat badanku langsung naik 10 kg!!!!. Aaaaarrghhh!!! Syok dengan peningkatan yang drastis itu, akhirnya aku pun beneran tobat dan mulai hati-hati dengan makananku. Walaupun porsi makanku sudah kupangkas setengahnya, ternyata keberhasilan obat tersebut memasukkan lemak dalam tubuhku tidak bisa dibendung. Selama tiga tahun terapi obat, akhirnya aku pun memecahkan rekor dengan kenaikan badan 20 kg. Plok plok plok!! haha. Oke, main terang-terangan saja ya kita. Sebelum terapi obat, berat badanku sekitar angka 40an kg, tetapi selama terapi berat badanku mencapai angka 66 kg! cukup jgn berteriak kagum karenanya, haha. Karena lebih mengutamakan kesehatan akhirnya kuabaikan saja mau berapa pun berat badanku bertambah.

kiri (6 bulan yang lalu),
kanan (sekarang)
Setelah tiga tahun terapi berlalu, akhirnya aku lulus dari kampus Ganesha. Kelulusanku itu membuatku terpaksa berhenti terapi karena kantong tak cukup jika harus beli obat itu lagi. Yasudahlah, selalu ada rotan untuk menggantikan akar kan?! haha. Agar tetap sehat tanpa harus minum obat, aku pun menjaga tubuhku dengan manajemen istirahat, pola makan, bebas stress dengan sebaik-baiknya. Bebas dari obat pembawa lemak tersebut, akhirnya tubuhku perlahan-lahan kembali ke kondisi seharusnya. Terima kasih untuk berbagai aktivitas menarik yang terjadi pada diriku 5 bulan terakhir ini, muali dari magang sistem kuli 2 bulan, stress ujian 2 bulan, dan sakit tiada henti selama 1 bulan, akhirnya 11 kg yang terhimpun hilang hanya dalam 5 bulan!!! \(^o^)/ Kalian pasti akan berpikir "itu mah karena stress dan sakit Ndah, makanya turun..". Tapi tidak juga kawan-kawan, karena selama tiga tahun minum obat dulu, aku juga tak lepas dari berbagai hal yang menyetresskan dan mengundang datangnya penyakit ke tubuhku.  Aku juga tidak mengerti, berat badanku turun secara otomatis, padahal makanku lebih teratur dan lebih banyak dibandingkan saat aku minum obat dulu. Aku termasuk orang yang tidak peduli mau tubuh gendut atau kurus, yang penting mah sehat. Tapi kalau disuruh memilih tubuh gendut atau kurus maka aku akan pilih berat badan yang ideal aja, haha. Saat tubuhku gendut dulu rasanya selalu membuatku malas untuk bergerak, jadi cukup terasa mengganggu aktivitas. Tetapi aku juga tidak terlalu suka tubuh yang terlalu kurus, terlihat tak sehat dan tak bertenaga, jadi lebih baik tubuh yang ideal. Tubuh yang mendukungku untuk selalu aktif beraktivitas. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar