Apa yang ingin saya ceritakan kali ini? Sejujurnya saya
bingung bagaimana cara yang tepat untuk berbagi perasaan saya saat ini. Bahkan
tulisan ini sudah saya coba berkali-kali tulis dari kemarin, tetapi langsung
saya hapus karena saya tak tahu bahasa yang tepat untuk mengungkapkan perasaan
saya. Apa yang harus saya ungkapkan kali ini? Euhmmm baiklah, saya coba dengan
kalimat sederhana terlebih dahulu saja kalo begitu.
Quote favorit saya dari dulu hingga kini adalah, “Enjoy your life, no matter how hard it may seem. When life gives you a thousand reasons to cry, show the world you have a million reasons to smile.”. Yups, a million reasons to smile. Adakah yang pernah bilang
atau mengalami hidup yang selalu bahagia tanpa pernah mengalami kesedihan? Sayangnya,
jika ada yang bilang atau mengalaminya maka bisa dipastikan hal itu tidaklah
mungkin. Karena semua yang terjadi di dunia ini berjalan dengan seimbang, termasuk emosi manusia. Begitu pula dengan hidup saya, ada
saat-saat dimana saya jatuh dan sedih, tetapi ada pula saat-saat dimana saya
bahagia berbunga-bunga. Kata orang tua, “saat sedih maupun senang, kita harus
senantiasa mensyukurinya..”. Mewujudkan rasa syukur saat kita bahagia tentunya
sangatlah mudah, tetapi bagaimana cara mewujudkan rasa syukur saat sedih? Menurut
saya salah satu caranya adalah dengan menemukan ‘sejuta alasan untuk tersenyum’
yang kita miliki.
Saat kesedihan-kesedihan itu datang, saya selalu berusaha menemukan
alasan-alasan untuk tetap tersenyum. Mulai dari mendekatkan diri dengan Allah,
mengingat keluarga tercinta yang saya miliki, mencari support dari sahabat dan
teman-teman saya, dan berbagai alasan lain. Tetapi ada hal menarik yang menjadi
alasan baru saya untuk senantiasa semangat dan tersenyum dalam sebulan terakhir
ini. Yaitu para pasien-pasien saya, orang-orang yang cukup baru saya kenal
dalam hidup saya.
Dulu, saat saya sedih sering kali saya menghabiskan waktu
satu atau dua hari mengurung diri untuk menenangkan diri. Tetapi sebulan
terakhir ini ceritanya berbeda. Tidak hanya didasarkan karena tanggung jawab
pekerjaan dan kewajiban saya terhadap pasien-pasien saya tiap hari yang membuat
saya tidak memiliki waktu untuk mengurung diri, tetapi semakin lama saya
menjalaninya, saya mempunyai kebutuhan pribadi dari hasil interaksi dengan
pasien saya. Pasien yang datang tiap hari dengan berbagai macam keluhan,
berbagai usia, berbagai karakter, membuat saya belajar banyak hal. Profesi saya tidak hanya sekedar mengetahui penyakit dan obatnya, tetapi mempelajari setiap perkembangannya yang variatif pada pasien saya dan senantiasa merangsang diri untuk belajar lebih banyak hal lagi. Profesi
saya tidak hanya sekedar mendengar keluhan, tetapi mencoba mengerti
keluhan-keluhan mereka, ikut ber-empati dan ikut membantu mencari solusi yang
tepat akan keluhan-keluhan mereka. Profesi saya tidak hanya sekedar memberi saran,
tetapi tahu cara komunikasi yang tepat menyampaikan saran-saran itu dengan bahasa yang baik
dan mudah untuk mereka mengerti. Profesi saya tidak hanya berwajah manis,
tetapi senantiasa memberikan wajah yang ramah, positif, dan menyegarkan untuk
menularkan semangat kepada para pasien. Profesi saya tidak hanya hubungan antara apoteker dan pasiennya, tetapi sebuah interaksi manusia yang bersahabat. Sebuah profesi yang tak menuntut,
tetapi membuat saya sadar secara otomatis bahwa saya harus senantiasa menjaga
semangat dan senyum saya bukan hanya untuk diri saya, melainkan juga untuk
pasien-pasien saya. Berbagai cerita dan keluhan yang mereka alami, sering kali
membuat saya kembali teringat dan tersadar akan berbagai keberuntungan kecil
yang saya miliki dan sempat saya lupakan. Terima kasih untuk pasien-pasien
saya, karena mereka membuat hidup saya berjalan dengan penuh semangat dan positif walau saat saya sedih sekalipun. Terima
kasih... terima kasih sudah menjadi bagian dalam ‘sejuta alasan saya untuk tetap tersenyum’. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar