28 Mei 2014
Jam dinding di klinik sudah menunjukkan pukul 16.25 WIB. Oke, tinggal satu pasien lagi dan saya bisa segera pulang. Saya sedikit terburu-buru pulang hari ini karena ada agenda menarik bersama team konservasi ASRI malam ini. Tak berselang lama kemudian akhirnya pasien terakhir pun berlalu dan saya segera mengemas barang-barang saya. Setelah selesai mengemas barang, saya pun segera berlari mengambil sepeda merah-putih saya di tempat parkir. Perjalanan pulang yang biasanya saya tempuh lima hingga sepuluh menit sambil menikmati pemandangan, hari ini saya tempuh hanya dengan tiga menit. Setibanya di rumah, saya pun langsung mencari Mbak Etty. "Mbak... kita berangkat jam 18.15 kan?" tanya saya penuh antusias. "Iya Ndah.. makan dan siap-siap aja dulu sekarang.." jawab Mbak Etty dari kamarnya. Tanpa membuang-buang waktu satu jam yang tersisa sebelum keberangkatan, saya pun langsung menyantap makan malam yang sudah tersaji di dapur terlebih dahulu, dilanjutkan dengan mandi dan mengecek isi laptop saya sesaat, lalu yang terakhir adalah sholat maghrib dahulu sebelum berangkat.
Pukul 18.10 Pak Usuf sudah datang menjemput kami di rumah. Acara malam ini merupakan agenda rutin team konservasi ASRI yang kali ini diikuti oleh Mbak Etty, Bang Jili, Patricia, Saya, dan Pak Usuf. Malam ini cukup mengkhawatirkan karena sebagian langit yang mendung. Akan tetapi masih ada harapan dengan adanya sebagian langit yang cerah berbintang. Tempat yang ingin kita tuju malam ini adalah dusun Sinar Selatan di daerah Rantau Panjang, salah satu daerah Trans dimana dihuni oleh sebagian besar transmigran dari Jawa di daerah Kalimantan Barat sejak tahun 2004. Perjalanan menuju ke lokasi tidaklah cukup bagus mungkin untuk beberapa orang, tetapi perasaan excited saya pada kegiatan ini membuat saya justru berpikir "kyaaaa~ seruuu!!" (hahaha oke abaikan). Sepanjang jalan yang bisa dilihat dan dinikmati di malam ini hanyalah hutan dan pepohonan, yah namanya juga di daerah Kalimantan, hehe. Sebagian jalan menuju lokasi adalah jalan berlubang dan berbatuan, bahkan sepertinya cocok untuk penggemar Offroad.
Setelah menempuh satu jam perjalanan dengan kecepatan mobil Pak Usuf, akhirnya kita tiba di dusun Sinar Selatan tepat jam 19.10 WIB. Untuk kegiatan kami malam ini kami menggunakan rumah kepala dusun di tempat ini. Dusun ini memiliki kurang lebih 150 kepala keluarga. Rumah kepala dusun ini hampir sama seperti sebagian besar rumah penduduk kalimantan umumnya, yaitu rumah panggung kayu dengan dasar kayu belian. Setibanya kami di sana, kami pun segera menyiapkan segala perangkat yang akan digunakan untuk kegiatan malam ini sambil menunggu kedatangan penduduk di dusun ini. Beruntung kami datang saat listrik sudah ada di dusun ini, walau sebenarnya kami pun sudah membawa genset sebagai cadangan kalau memang belum terpasang listrik atau kemungkinan pemadaman listrik mendadak. Pemasangan listrik di dusun ini baru dilakukan tiga bulan yang lalu, sehingga mereka bertahan selama kurang lebih sembilan tahun lebih sebelumnya tanpa mendapatkan aliran listrik. Sebelum kegiatan utama dimulai, saya izin sejenak untuk buang air kecil. Saya tidak menemukan kamar mandi mebel bersih yang biasanya saya temukan di kota, tetapi saya menemukan sebuah kamar mandi tak beratap dengan enam buah gentong besar yang digunakan untuk menghimpun air hujan. Sistem perairan terpadu belum ada di tempat ini, sehingga air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari adalah air tadah hujan. Lalu apa yang terjadi jika tidak ada hujan di musim kemarau? mereka terpaksa harus menempuh berpuluh-puluh kilometer untuk membeli air bersih dengan harga Rp 10.000,-/dirigen nya. :(
Tepat sesuai waktu yang telah diagendakan, akhirnya seluruh warga dusun, baik anak-anak, ibu-ibu, maupun bapak-bapak telah berkumpul di rumah kepala dusun di jam 19.30 WIB. Kegiatan diawali dengan pengenalan diri dari team ASRI kepada seluruh warga. Setelah selesai perkenalan satu sama lain, dilanjutkan dengan pemutaran video tentang penyuluhan TBC dari klinik ASRI. Saya berkesempatan untuk memberikan penyuluhan lebih lanjut tentang TBC setelah video diputarkan. Saya sedikit nervous karena audience saya kali ini bukanlah mahasiswa atau mungkin dosen yang paham tentang dunia kesehatan. Tetapi yang mendengarkan saya saat ini adalah anak-anak dan para orang tua yang bahkan mungkin tidak banyak peduli terhadap kesehatan mereka. Saya mencoba menyampaikan materi saya dengan bahasa yang mudah ditangkap anak-anak dan menarik untuk di dengar oleh para orang tua. Setelah kurang lebih 20 menit menjelaskan tentang TBC, alhamdulillah respon yang saya terima dari masyarakat sesuai dengan harapan saya. :)
Selesai memberikan penyuluhan kesehatan, kegiatan pun dilanjutkan dengan penyuluhan tentang lingkungan dan kegiatan perlindungan hutan dari team konservasi ASRI. Sama seperti bagaimana penyuluhan kesehatan diberikan, dalam memberikan penyuluhan lingkungan pun diawali dengan pemutaran video. Setelah pemutaran video, penjelasan lebih lanjut tentang pentingnya menjaga lingkungan dan segala program kegiatan ASRI disampaikan oleh mbak Etty. Pembawaan Mbak Etty dalam menyampaikan penyuluhan sangat menarik dan mampu menjaga antusiasme seluruh masyarakat walaupun malam sudah semakin larut. Penyuluhan malam ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan game menarik untuk anak-anak. Game ini lebih ditujukan untuk mereview kembali seberapa banyak materi penyuluhan yang telah diberikan masih diingat oleh anak-anak sekaligus mengingatkan kembali seluruh materi kepada orang tua. Game berlangsung dengan meriah dan ternyata evaluasi malam ini berlangsung dengan lancar saat satu persatu anak mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan.
Pukul 21.00 kegiatan penyuluhan kami malam ini di dusun Sinar Selatan pun berakhir. Setelah mengucapkan penutupan, kami pun segera mengemas seluruh barang bawaan kami. Sebelum berangkat pulang tak lupa kami mengucapkan salam dan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan oleh seluruh warga. Sebuah malam yang berharga kembali saya nikmati di daerah borneo ini. Kehangatan dan keramah-tamahan yang telah diberikan warga membuat kami lebih bersemangat untuk terus mewujudkan impian kami menjaga lingkungan dan kesehatan daerah borneo ini. Lalu kami pun pulang dengan hati bahagia. Saya pun tak sabar untuk kembali ikut di malam penyuluhan berikutnya. Semangaaaat!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar