Sabtu, 16 Mei 2015

Antara Saya dan Pengabdian Masyarakat

Jika kalian tanyakan pada saya sejak kapan saya meminati kegiatan pengabdian masyarakat, maka jawaban yang bisa saya berikan hanyalah "saya tidak tahu". Iya, saya sungguh tidak tahu dari mana dan bagaimana ketertarikan saya pada kegiatan pengabdian masyarakat ini muncul. Dalam kehidupan saya selama 17 tahun di desa saya, saya dimanjakan dengan sebuah kultur budaya masyarakat Jawa yang kental dan tata kramanya yang kuat. Dengan kultur seperti itu, tentunya saya yang masih kanak-kanak hingga berusia remaja lugu saat itu tidaklah mengerti benar apa arti sebuah hubungan masyarakat sebenarnya. Karena bagi saya saat itu selama saya masih berhubungan baik dengan teman dan tetangga saya, saya sudah cukup bahagia di masyarakat. 

Di usia saya yang ke-18 saya berkesempatan melanjutkan studi S1 dan apoteker saya di Bandung. Selama studi, saya diberi kesempatan untuk mengikuti beberapa organisasi di kampus. Berawal dari pertemuan dengan teman-teman yang ramah dari Kementerian Pengabdian Masyarakat di Kabinet Mahasiswa yang berjalan saat saya tingkat satu, saya memutuskan untuk bergabung dan membantu kegiatan di kementerian tersebut. Mungkin dari wadah ini lah saya mulai berkenalan dengan dasar-dasar sebuah pengabdian masyarakat. Dari mereka saya baru belajar bahwa porsi kita dalam masyarakat tidaklah hanya menjadi sekedar pengisi dan penikmat tetapi juga sebagai kontibutor yang tepat dan bermanfaat untuk masyarakat. Dalam wadah ini saya mulai belajar bahwa banyak hal yang bisa kita berikan untuk masyarakat melalui program-program sederhananya yang berusaha untuk membantu masyarakat dalam hal pemberdayaan ekonomi, pendidikan, potensi masyarakat, pertolongan bencana alam dan sebagainya. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup saya, akhirnya saya menemukan idealisme hidup saya.

Walau idealisme muda itu hampir saja terkubur saat saya dihadapkan pada tantangan dunia setelah saya lulus kuliah, namun ternyata skenario Tuhan masih mengikatkan saya pada bidang yang saya cintai ini dengan memberikan saya kesempatan untuk bergabung dengan yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI). ASRI merupakan sebuah yayasan sosial yang mensinergiskan antara kesehatan masyarakat dengan kelestarian lingkungan. Di yayasan ASRI saya mempunyai tugas utama sebagai apoteker di Klinik ASRI, tetapi faktanya hal yang saya lakukan di sini tidaklah hanya sebagai apoteker, karena tidak ada batasan untuk mengeksplor diri di ASRI. Di ASRI saya selalu diperbolehkan dan bahkan sering kali ikut serta dalam program-program lain selain klinik. (Teman-teman bisa cek program-program ASRI di web nya ASRI). Di ASRI saya belajar tentang bagaimana mengembangkan sebuah program pengabdian masyarakat yang bersifat jangka panjang agar dapat terus berjalan dan bermanfaat di masyarakat. Selama di ASRI ini lah saya mulai dihadapkan pada tantangan-tantangan nyata yang dihadapi sebuah program pengabdian masyarakat itu seperti apa. Mulai dari segi bagaimana menyatukan seluruh anggota dalam satu visi misi yang sama, pengelolaan manajemen dan finansial yang tepat, bagaimana menjalin hubungan baik dengan masyarakat, dan sebagainya. Dari ASRI lah saya mulai mengembangkan arti pengabdian masyarakat yang tidak hanya sekedar memberikan kontribusi ke masyarakat begitu saja. Untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam pengabdian masyarakat diperlukan kemampuan mendengarkan suara masyarakat tentang apa yang benar-benar mereka butuhkan, menyatu dengan masyarakat dalam musyawarah yang mufakat, hingga bagaimana menjalankan setiap solusi yang ditemukan agar berjalan dengan optimal untuk mencapai tujuan berupa kesejahteraan masyarakat. 

Ternyata saya masih membutuhkan waktu dan pengalaman yang lebih banyak untuk bisa mendefinisikan secara lengkap apakah pengabdian masyarakat ini sebenarnya. Setidaknya mungkin hingga malam ini, hanya ini yang bisa saya tuliskan dahulu. Bagaimana cerita saya dan pengabdian masyarakat insya Allah tidak akan berakhir di sini, saya harap suatu hari bisa saya kembali tuliskan cerita selanjutnya.

Walau hanya sekedar sebutir beras yang bisa kita beri, jangan pernah berhenti untuk selalu membantu dan memberi. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar