Cerita kali ini dimulai dari percakapanku dengan Bapakku kemarin sore.
Bapak : "Nduk, lagi ngapain?"
Aku : "Lagi masak Pak, buat makan malam. Bapak udah pulang kerja?"
Bapak : "Udah, ini lagi duduk santai. Nduk, minggu depan jadi pulang kan? Nanti kalo udah nyampe telpon Bapak ya.. biar bisa langsung Bapak jemput."
Aku : "Jadi dong Bapakku sayang.. Siap Pak!! dijemput di tempat biasa ya Pak?"
Bapak : "Oke. Udah ya, nanti kamu masaknya gosong. Bapak mau istirahat dulu."
Aku: "Wokeeeee!!"
Berbeda dengan caraku berkomunikasi dengan Ibu, pembicaraanku dengan Bapak memang lah selalu singkat, padat, dan jelas. Tetapi begitulah ciri khas Bapakku yang kata orang-orang merupakan sifat umum yang dimiliki seorang laki-laki, hehehe. Uniknya percakapan yang kutulis di atas adalah pembicaraan yang tidak hanya terjadi sekali saja kemarin, melainkan sebuah percakapan yang sudah diulang berkali-kali sejak awal bulan Mei ini karena kepulanganku di akhir bulan nanti. Sejak awal bulan Bapakku sayang selalu telpon untuk menanyakan dan memastikan hal yang sama bahwa beliau akan menjemputku saat aku tiba di Solo nanti. Dan karena tingkah lucu Bapakku ini, aku pun tersadar akan sebuah fakta menarik. Jika kalian tanyakan padaku tentang hal berharga apa yang kumiliki saat ini, maka salah satu jawaban yang bisa kuberikan adalah jemputan Bapakku untuk selalu membawaku pulang ke rumah tercinta. Bapakku sayang yang selalu menjemputku saat pulang sekolah walau harus menunggu berjam-jam. Bapakku sayang yang selalu menjemputku saat aku pulang dari kemah berhari-hari. Bapakku sayang yang selalu menjemputku saat aku harus pulang malam. Bapakku sayang yang selalu menjemputku pulang saat aku ujian di luar kota. Bapakku sayang yang selalu menjemputku di stasiun kereta baik subuh maupun tengah malam saat aku pulang dari perantauan kuliah. Bapakku sayang yang selalu menjemputku di terminal bus saat aku pulang dari petualanganku ngebolang. Dan kini Bapakku yang sedang menunggu untuk menjemput putrinya yang akhirnya pulang setelah satu tahun meninggalkan rumah. Rutinitas sederhana ini entahlah mengapa bagiku merupakan suatu rutinitas yang tak ingin aku lepas dalam hidupku. Karena dari rutinitas ini lah salah satu dari sekian cara aku tahu bahwa Bapakku yang disiplin dan tegas selalu mendampingi dan mencintaiku. Sungguh tak sabar dijemput Bapakku sayang minggu depan!! I miss you Dad.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar