Minggu, 04 Maret 2012

Belajar Budaya Aceh

Hari ini capek sekali, tetapi sebelum tidur saya ingin memposting beberapa aktivitas yang saya lakukan bersama-sama sahabat saya kemarin. Siapa bilang mahasiswa tingkat akhir hanya sibuk dengan TA-nya?? hehe hal ini tidak berlaku untuk saya. Agar tidak jenuh setiap hari berkutat di lab, akhir pekan atau tepatnya malam minggu kemarin saya dan sahabat-sahabat saya menghabiskan waktu dengan menonton Gelar Budaya Aceh di Sabuga ITB. Acara serupa terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2006 di ITB, jadi mumpung masih berstatus mahasiswa ITB mengapa harus dilewatkan acara yang jarang sekali diselenggarakan ini?! :D

Oke, ada apa saja sich di acara Gelar Budaya Aceh kemarin?? ini nih sedikit dokumentasi dari saya. :)
1. Ratoh Duek
"Ratoh" berasal dari bahasa Arab yang bermakna melakukan puji-pujian dan doa kepada Allah SWT dan Rasulullah melalui syair yang diramaikan, sementara "Duek" artinya duduk. Jadi Ratoh Duek adalah kegiatan kesenian yang bermakna ibadah dan dilakukan dalam barisan duduk dengan berbagai formasi gerakan, biasanya dilakukan oleh wanita dan diiringi oleh alat musik Rapai (seperti rebana) dengan tempo yang tegas, semangat dan semakin cepat.

2. Saman Gayo
Tari ini merupakan tarian asli suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Tari inilah yang pada bulan November 2011 diakui UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia.

3. Dramatari Cut Nyak Dhien
Pada dramatari ini diceritakan tentang sejarah pergerakan Cut Nyak Dhien melawan pejajah Belanda.

Pada dramatari ini dinyanyikan 2  buah lagu khas Aceh, antara lain:
a. DiBabah Pinto
Lagu ini berisi tentang seorang istri yang sedang menunggu suaminya yang sedang pergi. Dalam penantian tersebut ternyata suami yang ditunggu-tunggu tidak kunjung pulang atau telah tiada. Lagu ini dinyanyikan saat adegan Cut Nyak Dhien yang menunggu suaminya Teuku Ibrahim berperang melawan penjajah, dan berakhir dengan berita bahwa suaminya tersebut telah tiada di medan perang.
b. Dodaldi
Lagu ini menceritakan seorang ibu yang sedang meninabobokan anaknya. Dodaidi bukan sekedar lagu pengantar tidur, di dalam lagu ini tersimpan pesan ayah kepada anaknya untuk mengambil bagian dalam perang suci di masa datang. Lagu ini dinyanyikan saat Cut Nyak Dhien sedang meninabobokan bayinya.

Selain nyanyian, saat dramatari berlangsung ditampilkan juga dua buah tarian, antara lain:
a. Ranup Lampuan
Tarian ini biasa ditampilkan untuk penghormatan dan penyambutan tamu secara resmi. "Ranub" adalah sirih, dan "Puan" adalah tempat sirih khas Aceh. Tarian ini ditampilkan saat adegan pernikahan antara Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien setelah kematian Teuku Ibrahim dengan tujuan untuk melanjutkan perjuangan melawan penjajah Belanda.

b. Beudoh
Tari ini merupakan salah satu tarian kreasi yang menceritakan alur sejarah Aceh selama perlawanan terhadap penjajahan Belanda terjadi. Tari diakhiri dengan tusukan Rencong (senjata tradisional Aceh, mirip keris) ke arah penjajah Belanda menggambarkan kemenangan Aceh terhadap Belanda. Tarian ini dilakukan pada saat adegan kemenangan perlawanan rakyat Aceh saat melawan penjajah Belanda yang dipimpin oleh Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar.

Setelah dramatari selesai ditayangkan, acara dilanjutkan dengan penampilan tambahan, apa aja?? ini diaaaa... :D
1. Rapai Geleng
Tarian ini melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat. Fungsi tarian ini adalah syiar agama, menanamkan nilai moral kepada masyarakat, dan juga menjelaskan tentang bagaimana hidup dalam masyarakat sosial.

2. Bintang tamu
Yeeeeyyy... bintang tamu dalam acara ini adalah penyanyi yang cukup terkenal di Aceh dengan musik Aceh modernnya. Lagu-lagu kreasi yang disadur dengan musik modern ini membuat saya dan penonton lain terkagum. Bagus sekali!! :D Nama penyanyinya adalah Rafly, musik yang dibawakannya hampir seperti jazz rock, beliau awalnya hanya diminta oleh panitia menyanyikan 4 lagu, tetapi penonton yang terlalu menikmati lagu dan kurang puas hanya dengan 4 buah lagu, terus berteriak meminta Rafly untuk menyanyikan satu buah lagu lagi. Dan ia menutup penampilannya dengan lagu berjudul Mackendrouve. :D

Overall acara ini sangat memuaskan, apalagi ditutup dengan nyanyi bersama lagu Aceh yang sangat terkenal yaitu Bungong Jeumpa yang dibawakan oleh Pemusik Jroeh.

Terima kasih Unit Kebudayaan Aceh ITB untuk acara yang sangat bagus ini. Semoga budaya bangsa kita senantiasa lestari. Amin :)

2 komentar: