Jumat, 18 November 2011

Labing is Cooking!

Labing is cooking?? yups! that's right for me.. :D. Cerita kali ini saya awali dengan beberapa pertanyaan dan pernyataan di bawah ini.
1. Ndah, udah ngerjain TA ? sudah doonk... :D
2. Lab basah atau lab kering Ndah? lab basah euy, padahal awalnya pengen lab kering tapi alhamdulillah dapatnya malah lab basah, hahaha
3. Topiknya apa Ndah? Antijamur ni, kita maunya uji aktivitas antijamur dari kulit telur gitu..
4. Ceritain dikit donk Ndah tentang TA kamu itu gimana?
Okeeey, dikit aja yaa... intinya, saya itu lagi meneliti atau menguji aktivitas antijamur dari kulit telur ayam ama kulit telur penyu. Tadinya ini cuma proyek yang diamanahkan dosen saya untuk saya kerjakan, dan kini akhirnya ini proyek saya jadiin TA saya aja sekalian, hehe. Buat penelitian ini, saya kerjasama dengan anak biologi juga (namanya Mbak Hesti, dia sekarang sedang menempuh S2 di biologi), jadi ini penelitian gak hanya lintas KK (Kelompok Keahlian) tetapi juga jadinya lintas jurusan dah, haha.

So, karena topiknya tentang antijamur, jadinya saya harus bekerja di lab mikrobiologi lantai 4 labtek farmasi. Nahhh, maka karena itulah kenapa saya bilang, labing is cooking! itu semua karena proses pengerjaan uji aktivitas saat di lab hampir mirip kayak orang masak, hehe. Biar gak bingung maksud saya gimana, jadi disini saya mau sedikit cerita gimana sich kerjanya penelitian di lab mikrobiologi. :D

1. Sterilisasi alat
Jadi, sebelum kita mulai bekerja dengan jamur-jamur itu, kita harus membersihkan dan mensterilisasi alat yang akan digunakan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 derajat Celcius selam 15 menit. Sebelum disterilisasi semua alat harus dibungkus dulu dengan kertas perkamen atau dengan alumunium foil. Ini itu sama aja kayak nyuci alat masak seperti wajan, piring, sendok, dan lain-lainnya sebelum digunakan. :D

2. Membuat media dan inokulasi jamur
Selanjutnya, kita membuat media untuk pengembangbiakan jamur yang akan digunakan di uji aktivitas antijamur nanti. Media yang baik untuk pertumbuhan jamur kita menggunakan SDA (Saburoud Dextrose Agar) dan SDB (Saburoud Dextrose Broth). Pembuatan media biasanya dilakukan langsung dalam jumlah yang cukup banyak sekaligus sebagai stock untuk media yang digunakan dalam uji aktivitas nanti. Jamur yang tersedia, diperbanyak dengan melakukan inokulasi ke media agar miring SDA, selanjutnya diinkubasi selama 1-3 hari dengan suhu 25 derajat Celcius (lama waktu inkubasi tergantung jenis jamurnya). Jamur yang telah diinokulasikan di media agar miring SDA kemudian diinokulasi ke dalam media SDB untuk membuat suspensinya. Proses ini bisa dikatakan mirip dengan kita menanam dan memanen sendiri sayuran atau buah-buahan yang akan kita masak nantinya. hehe...

3. Uji aktivitas
Uji aktivitas kali ini dilakukan dengan menentukan KHM (konsentrasi hambat minimum) dari pengujian ekstrak kulit telur yang diuji. Sebelumnya media agar SDA yang telah dibuat dan disimpan dalam lemari es, kita panaskan kembali dengan autoklaf selama 15 menit untuk mengencerkan agar yang sudah memadat. Selanjutnya siapkan cawan petri yang telah disterilisasi sebelumnya. Tuangkan kedalam cawan petri 10 mikroliter suspensi jamur yang telah dibuat sebelumnya, selanjutnya ditambahkan 10 mL agar SDA yang telah cair. Buat seluruh bagian cawan petri rata dengan agar yang diberikan. Setelah agar cukup memadat (tapi jangan terlalu dingin) segera letakkan cakram di atas permukaan agar. Dalam satu cakram petri bisa digunakan 4 - 6 cakram atau bisa dikatakan dapat digunakan untuk menguji 2 - 3 jenis konsentrasi ekstrak yang berbeda yang diteteskan sebanyak 10 mikroliter dalam cakram. Dari cakram tersebut akan didapatkan diameter hambat yang menunjukkan aktivitas antijamur dari ekstrak. Hal ini adalah tahap utama dalam memasak. Sebelum masak sayur, kita panaskan air (air = media agar SDA) terlebih dahulu sebelum kita campur dengan sayuran yang ingin kita masak (sayuran = jamur yang diuji). Lalu kita ingin tahu apakah bumbu yang kita masukkan sudah sesuai belum (bumbu = ekstrak antijamur) dengan melakukan beberapa cicipan (cicipan = trial). Jika sayur sudah enak (rasa = diameter hambat) sesuai yang diharapkan maka sayur itu bisa langsung disajikan.

4. Destruksi
Destruksi dilakukan apabila proses uji aktivitas telah selesai dilakukan. Destruksi dilakukan untuk membunuh jamur yang digunakan selama penelitian. Proses destruksi dilakukan dengan memasukkan alat dan jamur yang digunakan ke dalam autoklaf dengan suhu 121 derajat Celcius selama 1 jam. Setelah destruksi selesai, semua alat dicuci dan dapat digunakan untuk uji-uji lain selanjutnya. Hal ini sama saja dengan cuci piring setelah memasak dan selesai makan. :D

So, tidak salah kan jika saya bilang labing is cooking? hahaha
Ini hanaya salah satu cara saya menikmati pekerjaan-pekerjaan saya, setidaknya selalu ada hal menarik dari kegiatan yang saya lakukan.
Doakan saya ya teman-teman, semoga masakan saya nanti hasilnya enak.. ^^
Amiiin... SEMANGAT!!!

2 komentar:

  1. penelitianmu ki antimikrob toh?!
    podo rek, tapi nek aku bahane sko kayu siwak ndah.

    BalasHapus
  2. iya chal... tentang antifungi tepate,..
    :D
    itu diuji aktivitasnya terhadap apa chal? terdengar menarik.. :)

    BalasHapus